Pernikahan adalah hal yang paling sakral dalam kehidupan seseorang. Karena itu, pada umumnya orang hanya menginginkan satu kali saja pernikahan itu seumur hidup. Dan untuk itu, orang rela mengeluarkan banyak biaya, agar acara dapat berjalan meriah dan lancar.

Namun apa jadinya dan bagaimana rasanya, jika pada hari bersejarah yang ditunggu-ditunggu itu, ternyata salah satu pasangan tidak hadir, apalagi sampai kabur? Ah, Ane tak bisa membayangkan andai hal itu terjadi pada keluarga Ane. Namun kenyataannya, peristiwa “kaburnya” pasangan pada hari pernikahan ini pernah terjadi, dan Ane saksikan sendiri.



Kejadian serupa juga dialami tetangga Ane sekitar 4 tahun lalu, di Kabupaten Banjar, Kalsel. Sebut saja namanya Silvi (18). Selvi sudah satu tahun berpacaran dengan Anggi, hingga akhirnya Selvi hamil 2 bulan. Keluarga Selvi mendesak Anggi untuk segera menikahi Selvi. Pernikahan pun terjadi di KUA, dan resepesi pernikahan akan dilangsungkan semingu kemudian. Ternyata, setelah menikah sampai hari H, Anggi tak pernah muncul lagi. Selvi hanya duduk sendirian di atas pelaminan. Akhirnya diketahui, Anggi kabur setelah akad nikah, karena menurutnya bukan ia saja yang telah “menghamili” Selvi. Saat itu, ia mau menikahi Selvi hanya karena merasa terintimidasi oleh keluarga Selvi.

Pada kasus lain, seorang teman Ane yang bekerja di Kabupaten Paser, Kaltim, melamar kekasihnya pada tahun 2015 lalu. Setelah diterima dan disepakati hari H-nya, pihak pria menyerahkan uang mahar sebesar Rp. 30 juta. Namun setelah uang mahar diserahkan, pihak calon istri dan keluarganya tak bisa dihubungi lagi. Setelah didatangi ke rumahnya, ternyata rumahnya sudah kosong. Kata tetangga, penghuni rumah itu cuma ngontrak.

Teman Ane juga pernah menceritakan bahwa temannya yang bernama As (30) ingin menikah dengan perempuan bernama My (27), Agustus tahun 2017 lalu, di Kota Banjarbaru, Kalsel. Sebelumnya keduanya tidak berpacaran. Hanya kenal sebentar, kemudian As langsung melamar My. Lamaran diterima, sehingga sudah ditetapkan hari H, lalu As memberikan uang mahar yang disepakati. Sehari sebelumnya, mereka telah melangsungkan ijab kabul di rumah mempelai perempuan, dan besoknya akan diadakan resepsi di rumah suami.
Pada hari H, undangan sudah berdatangan, namun pihak istri belum juga datang. Akhirnya mereka dapat kabar bahwa sang istri dibawa kabur oleh pacarnya pada dini hari. Karena malu, sang suami juga pergi meninggalkan rumah, sehingga kakaknya yang duduk sendirian di pelaminan, menggantikan sang manten untuk menerima salaman dari para tamu undangan.

Yang jadi pertanyaan, apakah ini menjadi tren zaman now, “kabur” menjelang atau di hari pernikahan? Ataukah ini modus baru penipuan untuk mendapatkan uang mahar, atau keuntungan lainnya? Silakan Agan dan Sista sekalian berkomentar. Terima kasih telah berkunjung.(*)