thatwasfunAvatar border
TS
thatwasfun
Tertipu dan Menipu di Media Sosial, Wajar Nggak Sih?

Foto: Bapernesia

Belum lama ini salah satu tweet di jagad per-Twitter-an sempat heboh dengan kisah RP alias Role Player dan RL (Real Life) karena salah satu "penipuan" yang dialami di tahun 2014. Buat Agan yang belum tau, RP ini adalah dunia di mana seseorang memparodikan bias/ idolanya; bisa dibilang pura-pura memerankan idolanya di RPW (Role Player World). Di dunia RP, kita bebas mau peranin karakter siapa aja, mulai dari Korean Idol, artis Western bahkan karakter anime juga bisa.


Foto: nulis

Di RPW ini, namanya juga dunia meskipun fake atau palsu, tapi kehadiran karakter yang ada di dunia ini juga membuat RPW makin terasa seperti dunia nyata biasanya. Akun-akun ini bisa temenan, emosi, bahkan sampe pacaran, tapi cuma di dunia RPW aja ya bukan di RL alias dunia nyata. Tapi ternyata nggak sedikit yang jadi kebawa perasaan di dunia nyata. RPW tuh di mana? Biasanya sih di sosial media, kayak Twitter, Facebook dan bahkan BBM. Intinya, RP ini bukanlah ajang buat cari pacar, tapi buat menjalin pertemenan tanpa memperdulikan kondisi fisik, tapi temenan ya karena sifatnya.

Agan ada yang pernah ikutan RP nggak? Atau ini baru tau?


Foto: Tribunnews

Jujur sih ane juga baru tau tentang RP ini sejak ada twit yang rame di Twitter itu dan sempat jadi trending topic, tentang Adora, Alina dan Hilman. ((Tapi nggak diterusin jadi nggak tau gimana endingnya))

Intinya si Adora ini punya pengalaman main di dunia RP dan bahkan kenalan sampai jatuh cinta beneran di dunia nyata sama laki-laki yang namanya Hilman. Meski pacaran bertahun-tahun, tapi mereka belum pernah ketemu dan banyak kejanggalan tentang diri Hilman. Adora pun sering cerita ke sahabatnya yang namanya Alina. Tapi cerita Adora ini berhenti di tengah jalan karena banyaknya netizen yang justru nyinyir dan menghakimi mereka.



Emang segampang itu ya bikin identitas palsu di sosmed?

Ya emang segampang itu sih, tinggal bikin email aja sama profil Facebook. Fotonya bisa tinggal comot dari Google. Untuk bikin persona alias kepribadian seseorang, ya tinggal kita atur aja kira-kira kita maunya kayak gimana. Gampang banget deh. Sampe akhirnya jadi banyak banget penipuan karena kenal di sosial media. Coba aja Googling penipuan kenal di Facebook, banyak banget!


Foto: Tribunnews

Masih inget kan kasus selebgram Adriansyah? Ia mendapatkan popularitas lewat foto-foto travelling ala kelas atas yang dia upload di Instagram. Ternyata, foto-fotonya itu adalah hasil editan foro orang lain. Bukan cuma sekali, tapi ternyata dia sering ngedit foto-foto orang lain dan dia ganti objeknya jadi dia.

Kalo kasus Adora-Alina-Hilman itu lebih ke penipuan identitas alias identitas dan persona palsu, kasus Adriansyah ini lebih ke penipuan persona aja, supaya lebih banyak followers. Namanya juga Instagram, semua orang serba upload foto sebagus mungkin untuk dapat like atau love sebanyak mungkin--menurut ane, kebanyakan orang-orang di sekitar ane menganggap like/love sejalan dengan tingkat kepercayaan diri seseorang. Semakin banyak like, semakin dia menganggap dirinya keren karena orang-orang banyak suka fotonya. Sedangkan kasus Adora-Alina-Hilman ini menganggap identitas palsunya adalah kepribadian yang membuat mereka nyaman, bukan demi popularitas.



Agan pernah ngerasa "ditipu" atau justru "menipu" orang dengan identitas palsu?

Temen ane pernah kenalan sama cewe bule sampe ngobrol tiap hari, katanya si cewe ini tinggal di Inggris. Jadilah mereka sering chatting, tapi nggak intens-intens amat sih. Yang tau hubungan pertemanan mereka ya cuma mereka berdua karena temen ane emang nggak pernah cerita sama orang lainnya. Sekitaran setahun mereka chattingan on-off, tiba-tiba salah satu temen kampusnya bahas tentang si cewe ini. Lah bingung dong dia kok temennya tau padahal dia nggak pernah cerita. Eh ternyata si temen kampusnya lah yang pake identitas palsu atas nama si cewe Inggris buat isengin temen-temennya.



Selain pengalaman temen ane itu, pengalaman temen ane yang lain juga ada, tapi dia sebagai orang yang "ngerjain" temen kosnya. Jadi mereka itu iseng ngerjain temennya sampe temen kosnya itu percaya kalo tokoh khayalan ini beneran ada. Sampe akhirnya ketauan terus temennya marah sama temen ane itu. Ya wajar sih marah, tapi ya emang kita harus waspada sama orang-orang di dunia maya, apalagi di sosial media.


Foto: Metro

Ane kutip dari Vice, menurut psikolog Kasandra Putranto, alasan orang memalsukan identitas online itu adalah karena dirinya yang di real life kurang diterima. Jadilah mereka sosok berbeda yang lebih sesuai dengan harapan orang lain, supaya bisa jadi bagian suatu kelompok/ secara sosial. Apalagi dengan adanya teknologi yang nggak butuh verifikasi berlapis untuk membuktikan keaslian diri seseorang.

Menipu ataupun tertipu di sosial media emang bukan hal baru, udah sering banget kejadian. Bukan hanya merugikan dalam hal sakit batin alias korban perasaaan, tapi nggak sedikit juga yang rugi material alias penipuan dalam hal uang. Berselancar di dunia maya apalagi di sosial media ini emang seperti 2 mata pisau; ada sisi negatif dan positifnya.

Kita emang harus waspada di dunia maya, jangan gampang tertipu iming-iming foto cowo ganteng/ cewe cantik yang nggak jelas asal usulnya tapi "berlagak" baik jadi kita langsung percaya.



Ref: 1 - 2

Baca thread ane yang lain di sini
0
15.5K
107
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan