arbibAvatar border
TS
arbib
Rendang crispy, Kidung Ibu Indonesia, cadar dan puisi sukmawati soekarnoputri
Dalam Minggu ini persoalan rendang crispy yang mendunia, persoalan sastra yang dibenturkan dengan agama dan persoalan busana yang di persoalkan mata, riuh menjadi pembahasan kita. Makanan, pakaian dan keagamaan, kira kira tiga pokok persoalan ini yang sedang hangat menjadi perbincangan.

Menyikapi hal tersebut TS mengajak pembaca untuk melihat sisi lain dari ketiga persoalan sedemikan ini. Bisakah kita menerima kritik?. Bisa kah kita membedakan kritikan dengan hinaan ?. Bisakah kita menerima sindiran dan sentilan sebagai pemicu perbaikan diri kita?. Jawabnya cukup ada dalam hati kita masing masing.

Rasanya tak perlu kita marah bila lidah mereka di benua berbeda mengatakan sedemikian. Penilaian renyah atau tidaknya suatu masakan dan sedap tidaknya untuk di nikmati, tentunya beda kebiasaan juga pasti beda penilaian. Bagaimana agar bisa diterima dan mendapat skor tinggi dari sang penilai, menurut TS jalan satu satunnya adalah mempelajari kebiasaan dan seluk beluk si penilai. Apa saja yang biasa dia makan, apa saja yang disukainya sang koki harus tahu dan memahaminya.

Setelah tahu dan paham barulah koki dapat memperkirakan apa saja yang perlu diracik agar dapat menyiapkan hidangan yang sesuai dengan seleranya penilai. Apakah itu akan berhasil mendapat nilai plus?. Jawabnya, tentu saja belum pasti positif penilaiannya. Karena kompetisi penilaian harus ada, dan apapun penilaian sang juri tentunya itu biasa saja. Yang terpenting adalah sang koki atau peserta kompetisi sudah mengupayakan hal yang terbaik. Itu saja.
Spoiler for :

Lanjut ke persoalan kidung puisi ibu Indonesia oleh sukmawati soekarnoputri. Persoalan ini sedang ramai menjadi polemik dan penambah rona problematika yang ada. Walaupun ts menyayangkan mengapa puisi ini ada dan di publikasikan, namun mari kita lihat dua cuplikan singkat dari isi puisi tersebut dengan kepala dingin.

Quote:

Kidung yang di sebut lebih merdu dari alunan azan itukan pemikirannya. Pemikiran kita kan beda. Jadi rasanya tak perlu di persoalkan dengan emosi. Bila sekiranya itu dianggap oleh sebagian pihak sebagai penghinaan, ya biarkanlah jalur hukum yang di tempuh terlaksana dengan baik. Kita hidup di negeri yang punya aturan. Biarkan yang tidak terima itu mengajukan tuntutan sesuai dengan peraturan. Dan keputusannya untuk di cap salah atau benar biarkan proses hukum hingga pengadilan yang menentukan.

Panggilan ibadah dikata kalah merdu ya ngga masalah. Yang namanya merdu itu kan memang nyanyian. Nyanyian merdu bisa membuat orang pulas tidur terlelap. Bagaimana jadinya bila panggilan ibadah menjadi merdu dan membuat orang terlena hingga terpulas tidur. Kan jadi masalah itu. Dan bila dikata panggilan ibadah ada yang kurang enak di dengar, anggap saja itu kritikan, sehingga kita bisa melantunkan panggilan ibadah yang bisa menggugah jiwa para pendengarnya untuk datang menghadap dan berdoa kepada Sang Pencipta. ( Pendapat pribadi ts )

Soal busana

Konde dikatakan lebih cantik dari cadar, menurut ts ya wajar saja. Konde yang di gunakan untuk menghias dan memaksimalkan kecantikan wanita. Dengan penataan yang tepat maka kecantikan wanita bisa di eksplorasi sedemikian rupa hingga semua mata terpesona menikmati kecantikan wanita.

Dalam agama kecantikan wanita itu adalah aurat, tidak boleh di umbar. Fungsi cadar dan sejenisnya adalah untuk menutupi aurat. Menyembunyikan kecantikan seorang wanita. Sehingga tidak semua laki laki yang bukan muhrimnya bisa melihat dan menikmatinya. Lalu jika di sebut konde lebih cantik dari cadar, ya wajar aja. Kedua benda itu berhubungan dengan kecantikan. Satu untuk mengeksplorasi kecantikan hingga tampil memukau dan yang satunya lagi untuk menyembunyikan kecantikan wanita, dari yang tidak berhak melihatnya.

Dalam persoalan atau masalah sastra yang di benturkan dengan agama, terlepas dari apa maksud dan tujuan isi puisi tersebut, mari tanggapi dengan kepala dingin dan hati yang lapang. Sastra adalah hasil kreasi manusia untuk sesamanya dan perintah agama adalah tuntunan hidup kita dari TUHAN. Kedua hal ini beda asal dan beda tujuan, walaupun terkadang bersinggungan dan ada kalanya pula berpadu, itu hal lumrah. Karena kita hanyalah manusia.

Terlepas benar atau salah dalam problematika ini, sebagai penutup ts hanya ingin sampaikan ajakan untuk jangan terhanyut amarah yang mengarah ke angkara murka. Jika ada yang bengkok ya luruskanlah dengan perlahan, dengan jalan yang baik serta benar. Dan bila memang disana terdapat unsur penghinaan serta pelanggaran hukum, ya lanjutkan ke proses hukum sesuai aturan yang berlaku, tanpa menuai polemik dan keributan untuk kita, sesama anak manusia.

:terimakasih
Sekian dan terima kasih
Diubah oleh arbib 21-10-2018 12:20
0
15.5K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan