RAKYATKU.COM - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Budi Waseso menolak bertemu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Diduga mantan kepala Bareskrim Polri itu masih menyimpan dendam.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berniat menemui Kepala BNN Budi Waseso untuk membahas temuan adanya 36 diskotek di Jakarta yang terlibat peredaran narkoba. Buwas, sapaan Budi Waseso, mengklaim datanya dijamin valid.
"Ada 81 diskotek di Jakarta, saya random 36 diskotek dan dipastikan positif ada (narkoba). Saya suruh orang untuk beli. Ternyata memang ada, baik itu sabu-sabu maupun ekstasi. Semua wilayah di Jakarta terwakili, ada," sebutnya.
Nah, sebelum bertemu Anies, Buwas membuat syarat. "Tapi, saya maunya ada tindak lanjut, kalau enggak saya enggak mau ketemu (Anies)," kata Buwas kepada wartwan di Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/2/2018).
"Makanya, saya enggak mau ngomong-ngomong saja. Nggak ada gunanya, harus konsekuen. Jadi kalau hanya ngomong doang, enggak perlu. Tapi kalau Pak Anies siap betul, saya kasih terus langsung tutup, saya baru mau kasih tahu," lanjutnya.
Buwas menambahkan, sejauh ini identitas nama ke-36 diskotek itu masih menjadi rahasia. Anies pun disebut belum mengetahui diskotek mana saja yang terindikasi terlibat peredaran narkoba. Buwas menjelaskan, pembuktian 36 diskotek di Jakarta yang terlibat narkoba didapatnya setelah ia menyuruh salah satu orangnya untuk membeli narkoba di sana.
Mungkinkah penolakan bertemu Anies itu karena masih dendam? Pada September 2015, Buwas mengungkapkan kekecewaannya. Saat itu, dia punya program pencegahan narkoba untuk siswa sekolah. Salah satunya soal kurikulum pencegahan narkoba untuk siswa sekolah.
Buwas bahkan sudah membuat kurikulum khusus untuk sekolah yang bisa digunakan selama belajar mengajar. Namun, kata Buwas, tidak ada respons dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, yakni Anies Baswedan.
"Bahkan, mohon izin juga kepada Menkopolhukam bahwa kami sudah membuat buku untuk dimasukkan ke kurikulum, SD, SMP, SMA, semenjak saya tiga bulan jadi kepala BNN. Dan sudah saya serahkan ke Mendikbud yang lama dan Menteri PMK. Tapi 2016 ternyata tidak masuk ke dalam kurikulum," ujar Buwas di kantor staf kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Padahal Buwas beranggapan salah satu cara ampuh memberantas narkoba yaitu dengan memasukkan pendidikan mengenai bahaya narkoba melalui kurikulum di sekolah. Ia pun berharap, ke depannya, pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberi perhatian lebih terhadap hal tersebut.
"Padahal ini pencegahan (pendidikan narkoba melalui kurikulum) yang efektif. Nah, mudah-mudahan ke depan ini masuk Pak," ucap mantan Kabareskirim Mabes Polri itu.
Buwas pun menjelaskan, pencegahan menjadi pekerjaan rumah yang tidak mudah. Tidak hanya di sekolah, BNN terus bekerja sama dengan masyarakat mulai tingkat RT untuk sama-sama menjaga lingkungan dari bahaya narkoba.
"Tidak ada satu instansi pun yang menyatakan bersih dari narkoba. Bahkan sudah dibuktikan oleh TNI, bahwa TNI sebagai pilar terdepan atau benteng terakhir negara ini, juga sudah tersusupi, terkontaminasi narkoba," Buwas menandaskan.
(*)
Seharusnya Pak Buwas tidak perlu khawatir untuk membagi informasi dengan Bapak Anies, pasti akan ditunda izin perpanjangannya diskoteknya.
Semua janji - janji kampanye dan perkataan bapak Anies tidak ada yang tidak dipenuhi oleh beliau.