Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sorrynotsorryAvatar border
TS
sorrynotsorry
Gerakan #MeToo, Apakah Itu?


Semenjak terungkapnya kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh Harvey Weinstein, salah seorang yang berpengaruh di industri film Holywood, gerakan #MeToo menjadi viral. Apa sih sebenarnya gerakan #MeToo ini?

Dewasa ini di social media muncul sebuah gerakan baru dengan menggunakan hashtag atau tagar #MeToo. Ide dari munculnya gerakan ini adalah untuk meng-highlight perlakuan-perlakuan yang sangat tidak pantas dilakukan terhadap wanita atau bahkan pria dan memberikan para pelaku pelajaran berharga dan mencegah terjadinya kejadian yang sama di kemudian hari.

1. Harvey Winstein, sang pemicu


Harvey Weinstein merupakan salah satu produser film yang paling berpengaruh di industri film Holywood. Pada Oktober 2017, The New York Times melaporkan adanya tudingan pelecehan seksual yang berlangsung lebih dari 30-an tahun oleh pria berpengaruh ini. Menurut laporan, Harvey kerap mengundang para aktris dan model cantik ke dalam kamar hotel atau kantornya dengan dalih untuk mendiskusikan karir mereka, dan kemudian ia akan meminta pijatan bahkan hubungan intim dengan mereka. Ia mengiming-imingi karir yang cemerlang kepada para wanita tersebut karena pengaruhnya yang besar dalam industri film. Gwyneth Paltrow bahkan namanya kerap Harvey sebutkan sebagai seorang contoh aktris yang karirnya boomingsetelah tidur dengannya. Sebenarnya banyak tuduhan dan tuntutan hukum dari para korbannya, tetapi perusahaan dimana ia bekerja diketahui selalu melindunginya dan kerap menyelesaikann tuntutan tersebut dengan membayar para korban untuk menutup mulut mereka. Tak tanggung-tanggung, Harvey telah melecehkan lebih dari 100-an wanita cantik.

2. Tagar #MeToo menghiasi Twitter dan social media lainnya


Semenjak terungkapnya kasus pelecehan seksual yang menghebohkan tersebut, tagar #MeToo kemudian ramai menghiasi social media. Dalam tagar ini, semua orang bebas mengungkapkan pengalaman pahit akan pelecehan seksual yang pernah mereka alami. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk meng-encourage lebih banyak lagi korban pelecehan seksual untuk mengungkapkan identitas dan perlakuan si pelaku pelecehan.

3. Bukan hanya untuk mereka yang ternama


Salah satu argumen yang disepakati adalah bahwa pelecehan seksual terjadi bukan karena nafsu semata, faktor utama adanya pelecehan seksual adalah adanya pengaruh dan kekuatan salah satu pihak yang seakan bisa memaksa para korbannya untuk menerima perlakuan semacamnya. Atasan yang berpengaruh terhadap bawahan dengan dalih akan menghancurkan karirnya adalah modus utama dari mereka para pelaku pelecehan. Gerakan #MeToo ini viral karena memang gerakan ini tidak hanya diperuntukan untuk mereka yang memiliki nama yang tak asing, mereka yang bekerja di industri entertainment saja, melainkan untuk semua orang yang pernah mengalami pengalaman buruk serupa.

4. Pelecehan seksual telah merugikan berbagai perusahaan


Karena pelaku pelecehan seksual adalah mereka yang memiliki pengaruh, tempat mereka bekerja biasanya akan menjadi korban finansial dari kelakuan mereka. Para orang berpengaruh tersebut kerap menyeret perusahaan untuk ikut membiayai pembayaran uang tutup mulut terhadap para korbannya. Tak tanggung-tanggung, menurut laporan, sejak tahun 2010, di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan yang ada disana membayar uang tak kurang dari 700 juta dolar atau lebih dari 8,5 trilyun rupiah untuk membungkam mulut para korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh petinggi perusahaan. Pelecehan seksual seolah telah menjadi sebuah budaya di korporasi, dan gerakan #MeToo ini diharapkan akan menghentikan budaya jelek tersebut.

5. Tak lagi perlu untuk menutupi


Victim shaming adalah salah satu alasan mengapa selama ini korban memilih untuk berdiam diri akan pengalaman pahitnya. Gerakan ini adalah sebuah gebrakan untuk mendukung mereka para korban yang selama ini memilih untuk berdiam diri untuk mulai berbagi pengalamannya. Gerakan ini telah berhasil membuat mereka yang berkuasa mulai takut untuk menggunakan kekuasaannya guna mendapatkan kepuasan seksual dengan memaksa para korbannya, dan semoga tak akan ada lagi perlakuan serupa yang terjadi.

6. Korban tak hanya dari kaum hawa


Korban pelecehan seksual tak hanya dari kaum wanita saja, beberapa lelaki juga ikut meramaikan gerakan #MeToo ini, baru-baru ini sempat heboh mengenai kasus pelecehan yang terjadi kepada beberapa model pria yang dilakukan oleh photographer. Ketika para model pria tersebut mengadu kepada agensinya, mereka justru ditimpali dengan kalimat "seharusnya kamu berbuat lebih" demi karir masa depannya. Sepertinya memang kasus serupa terjadi di hampir semua lini industri, meski memang untuk industri entertainment lebih dominan.

Spoiler for sumur::

0
38.7K
159
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan