carrpiratesAvatar border
TS
carrpirates
Di stasiun yang sama tempatku melepasmu.




[24 Desember 2014 - Stasiun Gubeng Baru]
Dalam alunan gerimis senja ini, aku mengingat kembali memori tentang dirimu. Tentang cita - citamu, tentang cerita hari - harimu, tentang keluh kesahmu, semua tentang dirimu. Tak sadar aku tersenyum sendiri di tengah keramaian lalu lalang manusia. Masa bodoh dengan mereka yang sedikit memperhatikan kemudian memandang aneh dan berlalu.

Spoiler for :


Sambil diiringi lagu favoritmu, aku sedikit terngiang tentang keinginanmu untuk melihat aurora borealisyang melegenda itu. Kala itu aku berjanji akan membawamu ke negara Skandinavia dan tidak akan kembali sebelum melihat sang cahaya utara itu.

[Suatu hari di Agustus 2008 - Terminal Purabaya]
Quote:


Perkenalkan, namaku adalah Rossi, mahasiswa perantauan yang menuntut pendidikan di salah satu institut teknologi negeri di kota pahlawan. Aku berasal dari salah satu kabupaten kecil di Jawa Timur yang adem ayem baik orangnya maupun cuacanya.

Setelah turun dari bus antar kota dalam propinsi, aku menyisir pandangan ke sekitar untuk menemukan transportasi menuju daerah kampusku yang berada di bagian timur kota. Tak lama kemudian ada seorang bapak - bapak menawariku ojek.

Quote:


Jadilah tukang ojek tadi mengantarku ke tujuan. Dikemudian hari barulah aku tahu ongkos ojek dari terminal bus ke tempatku rata - rata 15 ribu rupiah dan ada alternatif bus kota + angkot yang hanya memakan biaya 6 ribu rupiah waktu itu.

Sesampai diantarkan oleh tukang ojek, aku tak langsung menuju kos yang sudah dipesankan temanku. Aku mampir ke warung kopi untuk melepas dahagaku yang kemudian aku tahu tempat itu disebut giras. Sambil menghabiskan es digelasku, sedikit perbincangan terjadi dengan penyaji di giras tersebut. Sebut saja namanya Dani, yang akhirnya aku menjadi akrab sama dia karena sering mampir dan dia orangnya sedikit geser otaknya.

Quote:


Aku melanjutkan kembali perjalanan ke kos. Setelah urusan ini itu selesai, akhirnya aku bisa merebahakn diriku di atas kasur dalam kamar berukuran 3 x 3 meter ini. Sejenak aku menerawang apa yang akan terjadi selanjutnya, bagaimanakah hari yang akan kulalui saat ospek dengan kepala plontos ini, bagaimanakah sikap dan sifat orang - orang baru yang akan kutemui nanti, bisakah aku bertahan jauh dari rumah untuk beberapa waktu. Maklum, inilah pertama kali aku tinggal jauh dari rumah dan keluarga.

Esoknya, waktu ospek pun tiba. Dengan langkah agak malas aku pergi karena harus berjalan kaki, iya berjalan kaki dari radius 1km dikarenakan sterilisasi area dan ditambah lagi waktu masih menunjukan pukul 5 pagi. Serasa istirahat karena lelah perjalanan kemarin belum terpuaskan.

Quote:


Riuh suara para senior memberi instruksi kepada kami para mahasiswa baru atau lazim disebut maba.

Quote:


Setelah melihat bukti her registrasi, aku baru sadar kalau NRP ku termasuk dari urutan NRP yang disebut. Setengah berlari aku menyusul panitia tadi. Tanpa sadar karena merapikan kertas bukti her registrasi, aku menabrak seseorang di depanku. Di saat inilah, saat kamu menoleh dengan pandangan dingin mu, aku seperti tersadar sebuah kisah akan dimulai. Iya ini adalah kisah ku dengan dirimu yang memiliki nama Dewi Ayu Larasatiyang selanjutnya ku panggil kau Laras.

[Suatu hari di September 2008 - Area kampus]
Hari perkuliahan aktif pun dimulai. Aku berjalan menyusuri gedung perkuliahan. Sudah lumayan banyak teman yang ku kenal dari proses ospek. Oh iya aku sendiri mengambil jurusan dimana profil lulusannya bisa menguasai beberapa bahasa mesin.

Spoiler for :


Aku yang menggebu - nggebu dihari pertama kuliah karena menyandang status mahasiswa harus sedikit kecewa karena dosen mata kuliah pertama berhalangan hadir disebabkan suatu hal. Aku yang sudah bersemangat tiba - tiba mendapat serangan kantuk dadakan. Didalam kelas aku hanya menguap sambil menunggu mata kuliah selanjutnya di ruangan yang sama.

Aku masih ingat betul kejadian saat itu. Saat itu aku sedang menguap sekuat - kuatnya sambil melakukan peregangan. Aku yakin saat itu wajahku yang sudah jelek akan bertambah jelek lagi. Tiba - tiba kamu memanggilku.

Quote:


Aku yang masih malas terpaksa mengikutinya. Sesampai di kantin, aku terheran, ternyata banyak juga mahasiswa sini yang merokok di kantin. Nantinya pun aku menjadi salah satu member aktif para ahli hisab di tempat ini. Dia mengajak ku agak ke pinggir karena tidak suka asap rokok.

Aku memesan secangkir kopi hitam dan dia memesan secangkir kopi susu. Dengan agak ragu, aku beranikan diri memulai pembicaraan.

Quote:


Keadaan kembali hening setelah aku kehabisan bahan pembicaraan. Yaudahlah pikirku yang lantas bersiap menuangkan kopi panas ke lepek (alas cangkir). Aku terhenti ketika dia agak berteriak mencegahku.

Quote:


Setelah itu dia meletakkan HP nya dan mulai sedikit meminum kopi susunya. Terlihat raut mukanya yang sedikit lega.

Quote:


Dari perdebatan tadi, aku sadar kalau pandangan dingin yang aku dapati waktu ospek dulu bukan karena dia kesal, tetapi ada alasan lain. Kuberanikan diri bertanya.

Quote:


Dia sedikit melirikku kemudian tawanya pecah.

Quote:


Setelah acara ngopi yang tidak jelas sama sekali itu, kami pun menjadi lebih dekat. Kami sering bolos kuliah bareng kalau lagi males. Bolos kemana lagi kalau bukan ngopi di kantin. Tetapi kami bolos kuliah selagi jatah bolos memang masih ada. Jadi kami tidak pernah tidak diijinkan ikut UTS atau UAS karena kehadiran tidak mencukupi.

Kami dan beberapa teman lain yang tidak terlalu tertarik dengan organisasi pun memutuskan tidak terlalu menggubris proses pengkaderan yang berlangsung kurang lebih satu tahun. Untung senior - senior kami masih baik hati dan memberi kesempatan untuk setidaknya sedikit berkontribusi untuk himpunan mahasiswa jurusan dan diterima menjadi warga.

Kami saling mempengaruhi satu sama lain. Aku mulai menyukai genre musik dan filmnya, sedangkan dia mulai suka selera makananku yang terbilang sangat standart. Sebelum pergi kuliah dia juga sering mengunjungi kos ku. Jangan berpikiran negatif ya, sebenarnya dia cuma numpang internet dan aku numpang menyalin tugas - tugas yang belum aku kerjakan karena malas.

[Suatu hari di Desember 2012 - Area kampus]

Tidak terasa sebentar lagi kami akan menjadi sarjana. Suatu kelegaan yang sebenarnya semu. Kami baru sadar kalau hidup sesungguhnya dimulai setelah lulus kuliah. Untung bagiku karena tahun ketiga perkuliahan aku memutuskan untuk bekerja sampingan.

Ketika hari - hari tugas akhir, kami akan menggunakan salah satu laboratorium. Ada yang menginap menjadi juru kunci, dan ada yang pulang pada malam harinya. Hari - hari kebersamaan seperti itu tidak akan pernah kami lupakan.

Sekitar pukul 21.00, aku mendapat pesan whatsapp dari Laras.

Quote:


Sesuai dengan permintaannya, aku pun pergi menuju tempat itu. Aku tidak melihat siapa - siapa di sana. Aku hanya melihat taman yang diterangi sedikit lampu. Aku pun berjalan menuju ke salah satu bangku kosong. Niatku untuk merokok barang sebatang sambil menanyakan di mana dia.

Baru beberapa hisapan nikotin, aku dikejutkan oleh tepukan dipundakku. Seketika aku langsung menoleh dan kaget. Ternyata ada Laras dan beberapa teman dekat ku membawa kue dan mengucapkan

Quote:


Aku sendiri pun tidak ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku ingat kalau aku pernah sekali mengerjainya ketika ulang tahun. Seketika aku khawatir dia akan balas dendam balik mengerjaiku. Dan gila benar saja, di belakangnya sudah ada satu ban motorku yang telah dilepas.

Aku hanya bisa menunjukan wajah pasrah. Mau marah tetapi aku masih menghargai teman - temanku. Yaudahlah mungkin ini karma yang harus aku terima. Dalam kepasrahanku tiba - tiba Laras berkata.

Quote:


Aku membalas ucapan Laras sambil mencolek sedikit krim di kue dan mengusap ke pipinya. Seketika aksi kejar - kejaran pun tak terelakkan. Yah, sayang sih kue yang bagus gitu pas mau dimakan udah berantakan. Tapi kami tetap menghabiskan kue yang berantakan itu biar tidak mubadzir.

Sehabis drama kue ulang tahun, Laras menepati janjinya menemaniku memasang kembali ban motor yang terlepas. Ternyata dia hanya menemani, tidak membantu dan cenderung menganggu.

Quote:


Tiba - tiba dia memasang wajah serius.

Quote:


Tanpa terasa ucapan sayang itu mengalir begitu saja dari bibir kami berdua. Malam itu kami memutuskan berkeliling kota untuk sekedar menghabiskan waktu berdua. Malam itu menjadi malam paling indah yang pernah aku rasakan.

[15 September 2012 - Stasiun Gubeng Baru]

Perpisahan kami sudah di depan mata. Aku akan merelakan dia pergi untuk menggapai cita - citanya. Aku akan menunggu dia kembali dan bersatu kembali. Saat itu aku sengaja mengantarkan dia sampai ke stasiun.

Quote:


Suara sirine mulai terdengar dan kereta Bangunkarta pun mulai berjalan meninggalkan stasiun Gubeng. Aku masih terdiam melihat kereta yang semakin menjauh seakan tidak rela berpisah dan mempunyai suatu firasat.

Quote:
Diubah oleh carrpirates 04-02-2018 20:01
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
41.3K
251
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan