Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jatafest.juniorAvatar border
TS
jatafest.junior
Alasan Warga Cina Enggan Punya Anak
Reporter: Yantina Debora



Biaya rata-rata perawatan anak dalam satu tahun di beberapa kota besar di Cina berkisar antara Rp40 juta-Rp60 juta
Tingginya biaya perawatan anak menjadi salah satu faktor penghambat keinginan pasangan muda di Cina untuk memiliki anak.

tirto.id - Warga Cina masih enggan memiliki dua anak untuk mendukung kebijakan pemerintah yang dikenal dengan Two-Child Policy guna mengatasi kesenjangan demografi dengan berbagai alasan.

"Merawat satu anak saja butuh perjuangan dan berbiaya besar. Kami tidak punya rencana menambah anak lagi," kata Liu, warga Beijing, kepada Antara, Senin (22/1/2018).

Meski Liu dan istrinya sama-sama bekerja, pasangan suami-istri tersebut beralasan bahwa menambah anak membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Anak semata wayangnya kini duduk di bangku kelas I sekolah menengah atas.

Enggannya warga Cina memiliki anak tampak dari data Biro Statistik Nasional Cina (NBS) yang menyebutkan angka kelahiran selama 2017 mencapai 17,23 juta jiwa atau lebih rendah 630 ribu dibandingkan 2016 yang mencapai 17,86 juta jiwa.

Angka tersebut di luar prediksi pemerintah yang memperkirakan pada 2030 jumlah populasi bakal bertambah dari 1,39 miliar jiwa menjadi 1,45 miliar jiwa.

"Menurunnya angka kelahiran bayi pada 2017 mengindikasikan berakhirnya era ledakan bayi yang dipicu oleh kebijakan pemerintah Cina mengampanyekan dua anak. Sangat mungkin penurunan angka kelahiran ini akan berlanjut hingga tahun-tahun mendatang," kata He Yafu, peneliti demografi China, sebagaimana dikutip People`s Daily.

Kebijakan satu anak Cina telah diganti pada 2015 dengan mengizinkan semua pasangan suami-istri memiliki dua anak untuk mengatasi persoalan kesenjangan demografi, terutama melonjaknya jumlah penduduk berusia senja dan tidak adanya keseimbangan antargender.

Kebijakan tersebut sempat diikuti dengan kenaikan angka kelahiran sekitar 7,9 persen pada 2016. Data NBS juga menunjukkan bahwa sekitar 45 persen kelahiran bayi pada 2016 berasal dari keluarga yang sudah memiliki seorang anak, namun kelahiran bayi pertama pada tahun pertama perkimpoian di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu juga tinggi.

Namun tingginya biaya membesarkan anak membuat warga Cina mulai enggan menambah anak. Menurut Caixin.com, biaya rata-rata perawatan anak dalam satu tahun di beberapa kota besar di Cina berkisar antara 20.000 RMB hingga 30.000 RMB (Rp40 juta hingga Rp60 juta).

Oleh sebab itu, para pengamat mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan yang lebih mudah dipatuhi masyarakat untuk meningkatkan angka kelahiran, misalnya insentif pajak atau subsidi langsung kepada pasangan suami-istri.

"Subsidi kelahiran harus segera diberlakukan. Ingat, meningkatnya penduduk berusia senja sudah tidak bisa dibendung lagi. Saat ini sudah sangat terlambat untuk meningkatkan angka kelahiran," kata Prof Liang Jianzhang dari Peking University.

Baca juga artikel terkait CINA atau tulisan menarik lainnya Yantina Debora
(tirto.id - yan/yan)

sumber: https://tirto.id/alasan-warga-cina-e...unya-anak-cDAi

==========================================================================================================

Yang takut dengan turunnya populasi itu ya orang2 yang main di bisnis serakah. Mereka tidak mau nilai perusahaannya turun karena ga ada yang beli. Walaupun apa yang mereka hasilkan, bukan hal pokok bagi kehidupan manusia. Seperti biasa, kondisi ini berbanding terbalik dengan di negara sebelah selatan, yang rajin produksi manusia tanpa tau apa manfaatnya. Cukup dengan iming2 hidup di nirwana.
sebelahblog
anasabila
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
4.3K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan