Politik memang penuh dengan intrik dan memang menarik untuk dilihat dan di cermati, namun tak sedap untuk menggeluti tak ada kawan abadi dan begitu juga sebaliknya, semua hanyalah retorika dengan bahasa santun namun intinya semua berujung untuk mencari suara, rakyat pun menjadi tumbal diatas namakan untuk kepentingan partai dan pribadi.



Apa rakyat tidak tahu kalau para elite hanya bersimpati ketika pilkada untuk mencari suara, mereka tahu !! tapi terkadang pura-pura tidak tahu akan menjadi berkah, kesana kesini manggut lebih enak memang begitu... toh di bilik suara nanti hanya dia yang tahu kemana dia memilih.



Karena rakyat semakin pinter maka dana politik semakin membengkak, apalagi kalau calon yang diusung tidak punya kekuatan, maka mulailah partai mencari celah dengan mama "Mahar Politik", dan kini pun menjadi pembicaraan negeri ini.



Mau jadi gubernur !! memang ada uang berapa ?? Pengurus parpol pun saling nego dengan individu yang berminat untuk maju dalam pilkada. Walau berdalih untuk biaya saksi namun inilah yang disebut mahar politik.



Lalu bagaimana dengan Dana Politik yang sudah naik dan diterima oleh para parpol, bila memang ada mahar politik apakah tidak adanya broker politik yang bermain, oknum-oknum parpol yang mementingkan mahar dari sang calon untuk perutnya sendiri.

Tampaknya bicara uang dalam pesta politik negeri ini memang menarik, hingga mahar politik pun mencuat ke permukaan. Memang terlalu banyaknya partai politik nampaknya membuat banyaknya kepentingan yang bermain di negeri ini.



Para petinggi negeri di gedung kura-kura pun saling beradu strategi untuk meraup uang negara secara tak kasat mata, karena telah terjadinya modal yang dikeluarkan terhadap mahar politik.

Bila benar seperti itu sungguh kerja yang dicanangkan pejabat negeri pastinya bukan untuk rakyat, namun untuk balik modal terlebih dahulu dari uang yang sudah di keluarkan. Proyek-proyek besar yang menggelontorkan uang negara pun sangat diminati, bahkan permainan besar ini bukan hanya elite politik yang bermain namun juga mengandeng pengusaha kelas kakap. Inilah negeriku negeri para badut yang tidak lucu, strategi catur yang dimainkan memang gila tumbal pion dengan nama rakyatpun harus dilakukan, demi satu tujuan, satu arah dan demi satu nama "victory".



Mudah-mudahan mahar politik hanya sandiwara, karena bila memang ada pantas saja negeri ini tak maju-maju karena terlalu sibuk berpolitik, untuk mengeruk uang rakyat dengan kekuasaan.

Bagaimana menurut kalian kawan.. Sruuppuutt kopi dolo biar ga oleng..



:monggo

Penulis c4punk