artrarasAvatar border
TS
artraras
Bangke (knock knock her heart)
Newbie gabut buang sampah




SATU


“Bangke, ada kak Gea tuh didepan”
“Suruh kesini aja langsung”
“Kak Gea gak mau, katanya kamar Bangke bau”
Age mendengus kesal mendengar kepolosan Alana. Bocah perempuan berumur 5 tahun yang selalu menanggilnya Bangke itu memang memiliki tingkat kejujuran yang tinggi. Dulu pernah saat Age tidak sengaja memecahkan pot tanaman bongsai sang mama, Lana dengan entengnya bilang ‘bangke bilang kalau Mama nanya, yang pecahin kucing’. Sungguh jujur bukan adiknya itu -_-
~~~
“Kenapa gak langsung ke kamar gue aja?”
“Gak ah”
“Ya kenapa?”
“Ini hari minggu”
“Hah? Apa hubungannya? Otak gue gak sampe sumpah”
“Berarti tadi malam itu malam minggu. Pasti lo nonton film miskin kan. Gue tobat nemuin jejaknya”
“Astaghfirullah Gea, segitu jeleknya gue dimata lo” Age mengelus dadanya dramatis.
Gea hanya menatap kosong kedepan. Ia sama sekali tidak menanggapi ocehan Age. Age yang sudah lama mengenal Gea pun tau bahwa gadis itu sedang ada masalah.
“Ada apa?” Tanya Age lembut.
Gea melirik Age sekilas dan kembali menatap kedepan. Helaan napas pelan terdengar oleh Age.
“Gue tau lo kesini karena mau cerita kan?” Age memandang Gea dengan lembut. Jemarinya bergerak mengelus rambut Gea. “Jadi ada apa Ya?”
“Age~”
“Hmm”
“Gue putus sama Tian. Dia selingkuh Ge” air mata yang sejak tadi ditahan pun berselancar bebas dipipi Gea.
Age menatap sendu sang gadis. Ingin rasanya ia menghapus air mata itu, namun ia tau Gea butuh menangis untuk melepaskan kesedihannya. “Lo tau dari mana Tian selingkuh?”
“Gue liat dia Ge. Dia janji nemenin gue nonton tadi malam. Gue senang banget, gue udah siapin diri gue. Bahkan gue sengaja pake baju baru gue. Tapi dia batalin gitu aja” tangis Gea semakin keras.
“Lo kan tau gue pengen banget nonton pengabdi setan, jadi gue nekat nonton sendiri. Gue liat Tian disana. Dia sama Luna”
“Lo nyamperin mereka?”
Gea menggeleng “Gue gak sanggup liat mereka gandengan, rangkulan, ketawa bareng. Gue sakit Ge”
Gue juga gak sanggup liat lo begini Ya batin Age
“Gue gak jadi nonton pengabdi setan kan”
Age mengernyitkan dahi “Sebenernya lo sedih karena putus atau gak jadi nonton sih?”
“Dua-duanya” Jawab Gea polos.
Jangan ditanya seberapa gatalnya tangan Age untuk menjitak kepala gadis gila disampingnya.
“Ge~ bantuin gue hilangin sakit ini”
Age menyeringai jail “Lo mau gue ngapain? Memeluk lo hangat? Ayo sini sini” Age merentangkan lengannya lebar-lebar.
“Gue peperin ingus tau rasa lo”
“Najis banget sih Ya. Gak ada manis-manisnya lo emang”
“Bicara manis, gue jadi pengen es krim Ge. Mana tau gue jadi gak sakit hati lagi”
“Bilang aja mau gue traktir”
“Jadi lo gak mau beliin?” Gea memandang Age melas.
“Yauda ayo”
Age melenggang masuk kedalam rumah untuk mengambil kunci motor dan dompet. Tanpa Age sadari, Gea memandang punggungnya sambil tersenyum dan menggumamkan terima kasih dengan pelan.
~~~
Age baru saja sampai didepan rumah Gea. Disana, lelaki tampan berkulit putih dengan postur tinggi dan tegap bahkan otot bisepnya terlihat jelas karena lelaki itu memakai kaos longgar tanpa lengan sedang mencuci mobil. Age turun dari motornya, melangkah kearah pagar putih, melipat tangannya diatas pagar tersebut dan meletakan dagunya disana. Sok imut.
“Ululu Mas ganteng rajin banget pagi-pagi cuci mobil”
“Kalau gak mau gue siram mending diem deh”
“Dih jahara deh Mas ganteng~”
Ghara, lelaki yang mencuci mobil itu pun tak menanggapi Age. Ia tampak sangat berkonsentrasi pada kegiatannya. Age yang sedikit kesal karena diabaikan pun melangkah mendekati Ghara.
“Bang, yang sebelah sini belum bersih nih” Tunjuk Age pada sisi kanan mobil CRV putih itu.
Ghara mendelik sekilas dan kembali melanjutkan menggosok badan mobil dengan spons kuning.
“Nah ini juga belum bersih”
“Ini noda apaan Bang?”
“Lo abis dari mana sih Bang, sampe berlumpur gini mobil lo”
“Rodanya belum nih Bang”
“Kerja lo lam-“
“Item! Diem gak lo”
“Wah rasis lo Bang”
“Mau sarapan spons ya lo” masih dengan spons penuh busa, Ghara berjalan mendekati Age. Age yang melihat keseriusan dimata lelaki itu pun langsung berlari keluar dan duduk manis diatas motor Yamaha R15-nya.
Tak lama kemudian Gea muncul dari balik pintu, gadis itu berlari kecil sehingga rambut kuncir kudanya melambai-lambai indah. Age pun tersenyum cerah melihatnya.
“Bang Ghara, gue berangkat dulu ya” Gea memeluk sang kakak dari belakang. Niatnya ingin salim tapi tangan Ghara sedang penuh busa sekarang.
“Iya, belajar yang bener. Oh iya, bilang sama makhluk item disana untuk hati-hati, jangan ngebut”
“Siap komandan” Gea memberikan hormat kepada Ghara.
~~~
Kelas 10 IPA 2 sedang dalam mode silent sekarang. Sebenernya ini sangat jarang sekali terjadi, karena kelas itu termasuk kedalam lima besar kelas teribut seantero SMA Nusantara II. Ada 3 situasi yang menyebabkan terbungkamnya kelas tersebut.
1. Saat Pak Taufik mengajar
2. Saat diberi pertanyaan
3. Saat Arif bertugas
Seharusnya Bu Hanin sedang menerangkan pelajaran kimia saat ini, namun karena ia tidak datang, kelas 10 IPA 2 diberikan tugas lks yang cukup banyak. Sebenarnya itu tidak begitu menjadi masalah bagi mereka, toh tugasnya juga bisa untuk jadi PR. Yang menjadi masalah adalah Bu Hanin yang memberi mandat kepada Arif untuk melaporkan siapa saja yang tidak tertib selama ia tidak masuk.
Arif merupakan spesies manusia paling menyebalkan didunia. Jika disuruh memilih antara lalat atau Arif. Akan dengan lantang menjawab lalat. Digangguin lalat saat makan akan lebih menyenangkan dibanding berurusan dengan Arif. Arif itu pemegang deathnote. Jika dia sudah mengeluarkan deathnote, maka ia tak akan puas sebelum menggoreskan tinta pena membentuk sebuah nama. Ia akan melakukan segala cara untuk memuaskan hasratnya itu. Dan sialnya Age sering menjadi korban.
“Ge, pinjem tipex lo dong”
Sorry Rif, gue gak akan makan perangkap lo batin Age.
Tanpa suara Age memberikan tipex kepada Arif. Arif yang kesal pun mencoba cara lain kepada korban sejatinya itu.
“Ge, makasih tipexnya” Arif mengembalikan tipex dan menyelipkan kertas berisi jawaban no.6 didalamnya.
Age melihat tak tertarik dan mengembalikan kertas tersebut kepada Arif. Tentu Arif menjadi semakin kesal. Tanpa peringatan Arif memukul lengan Age sehingga terdengar suara ‘Plak’ cukup keras. Age menatap sengit Arif. Tatapan itu seolah berkata kenapa.lo.mukul.gue. Arif dengan polosnya menunjukan telapak tangannya yang terdapat tulisan ‘nyamuk’. Age hampir saja menerjang Arif sekarang juga, tetapi dia tau tindakan itu akan membuat Arif senang. Jadi ia memutuskan tetap diam dan memendam gondok sendiri. Arif menggenggam penanya kencang, ia tampak sangat kesal sekarang. Ia mulai melihat kesekitar mencari target lain.
Age tersenyum bangga akan dirinya sendiri, biasanya ia akan dengan mudah termakan perangkap Arif. Tapi kali ini dialah pemenangnya. Huahahaha.
Tami Harjo:Ge! Gea pingsan. Sekarang di uks!
Brak!
Age berdiri tanpa peringatan sampai-sampai bangku yang tadi ia duduki terjungkal mengenaskan. Semua siswa menatap Age heran. Tak ambil pusing dengan pandangan aneh disekitarnya, Age langsung melesat keluar kelas. Arif yang melihatnya pun tersenyum penuh kemenangan. Tangannya dengan ceria mengukir Age Nalapraya didalam deathnote.
~~~
Begitu sampai di UKS, tanpa mengetuk Age langsung nyelonong masuk. Matanya mengedar mencari sosok Gea. Dan dapat. Disana Gea sedang duduk diatas tempat tidur sembari bengong melihat kehadiran Age.
“Lo ngapain Ge?” Tanya Gea bingung.
Age mengerjap, “Loh, Kenapa lo bangun? Bukannya lo pingsan?” Telunjuk Age teracung kearah Gea.
“Itu artinya Gea udah sadar Ge. Bego lo kadang kebangetan”
“Gini ya Tam, lo baru chat gue kurang dari 5 menit. Eh udah bangun aja nih bocah” Age merogoh-rogoh kantong celananya berniat mengambil ponselnya.
“Jadi lo seneng gue pingsan?”
“Ya gak gitu juga”
“Udah ada Age, gue balik kelas ya Gea” Tami langsung keluar dari uks.
Age berjalan mendekati tempat tidur dan bokongnya menduduki salah satu bangku kosong disana. Matanya menyorot lembut wajah Gea yang sekarang tampak sedikit pucat.
“Kok bisa pingsan sih lo? Caper ke gue ya?”
Gea dongkol mendengarnya.
“Muka lo pucat banget Ya, kaya gak makan dari SD”
“Becanda aja terus Ge, orang lagi sakit juga” Bibir Gea mengerucut.
Age tergelak pelan “Iya maaf. Mana yang sakit”
Gea tersenyum kecil, ia mengambil tangan Age dan meletakannya diatas kepalanya sendiri “Disini, kepala gue pusing”. Tanpa disuruh, Age langsung mengelus lembut rambut Gea yang saat ini sedikit berantakan. Elusan tersebut mengantarkan rasa nyaman kepada Gea. Lihatlah bahkan mata Gea sudah terpejam menikmati gerakan yang dilakukan Age. Gea hampir saja tertidur kalau cowok disampingnya itu tidak membuka suara.
“Untung yang sakit kepala lo Ya, kalau jantung mah gue jadi enak. Elus OSIS”
Gea yang mendengar pun langsung melotot kearah Age, “Pikiran lo dimana sih Ge” ujar Gea kesal.
“Gak ada kata Kiel”
“Emang”
“Sok tau. Pikiran gue ada. Dipenuhi lo mala” alis tebal itu tampak naik turun menggoda. Gea yang melihat tingkah jenaka Age pun tidak dapat menahan cengirannya. Dia merasa beruntung punya sahabat yang selalu ada untuknya seperti Age.


INDEKS:

DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
Diubah oleh artraras 12-03-2018 13:46
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
14.4K
106
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan