PROGRAM elektronifikasi jalan tol yang ditargetkan sudah 100% pada 31 Oktober mendatang membuat Bank Indonesia (BI) dan perbankan yang mengeluarkan uang elektronik berinovasi melakukan kerja sama dengan Go-Jek.



Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta Doni Joewono mengatakan dengan kerja sama itu Go-Jek akan ikut menjual dan mendistribusikan uang elektronik milik bank-bank. Adapun penjualan melalui Go-Jek tersebut sementara ini bisa dinikmati di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.



"Go-Jek ini sudah familiar, penetrasi dari Go-Jek saya kira cukup efektif, kita ingin kerjasama untuk jual kartu melalui Go-Jek," ujar Doni di Jakarta, Selasa (10/10).



Meski demikian, Doni menyebut kerja sama itu hanya sebatas menjual kartu dan tidak sampai untuk isi ulang (top up) uang elektronik. Doni menambahkan, tidak menutup kemungkinan nantinya kerja sama tersebut juga akan mengajak perusahaan transportasi berbasis aplikasi lainnya seperti Grab ddan Uber.



"Kita memilih Go-Jek sebagai pilot project, dia penetrasinya luas. Kalau ini berhasil ktia akan coba untuk yang lain (Uber dan Grab)," tukasnya.



BI pun mendorong agar pilot project ini ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja sama (PKS) masing-masing Bank dengan GO-JEK agar fitur layanan dapat diperluas dan dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia.



"Layanan ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat dalam memperoleh uang elektronik dengan lebih mudah, tanpa perlu antri di pintu tol, pergi ke bank atau keluar rumah," ucapnya.



Doni menyebut saat ini penetrasi transaksi nontunai di 13 ruas tol wilayah Jabodetabek secara rata-rata sudah mencapai di atas 82%. Perkembangan itu sangat pesat jika dibandingkan dengan posisi Juni 2017, yang penetrasinya baru mencapai 28%.



Hingga saat ini 3 ruas tol yang sudah menerapkan 100% transaksi nontunai adalah JORR I, JORR II, dan Bogor Ring Road.



"Sampai 9 Oktober penetrasi nontunai saat ini sudah 82%," ucapnya.



Di tempat yang sama, VP Marketing Go-Jek Pingkan Irwin mengaku senang bisa berapresiasi untuk mendukung elektronifikasi jalan tol. Pembelian uang elektronik itu akan dilakukan melalui fitur Go Mart.



"Customer bisa pilih kartu elektronik pilihan. Pembayaran bisa cash atau melaluo Go Pay, namun sekarang hanya pembelian kartu belum top up," ucapnya.



Mengenai resiko kecurangan yang bisa dilakukan oleh driver dan pembeli terkait isi saldo uang elektronik, Pinkan menyebut hal itu sudah diantisipasi. Antisipasi itu yakni dengan bukti tanda terima yang akan diserahkan oleh driver kepada pembeli. Tanda terima tersebut juga disimpan oleh bank sebagai tanda bukti.



"Di tanda terima sudah tertera berapa saldo dan nomor kartu, kalau ada yang tidak sesuai dan kekurangan saldo customer dan bank ada tanda bukti," kata dia.



Sementara itu Pimpinan Wilayah BNI DKI Jakarta Indomora Harahap menyebut untuk mendukung program tersebut BNI sudah menyiapkan uang elekronik tap cash sebanyak 2 juta.



Sementara perwakilan BCA Ketut Alam Wangsa menyebut saat ini transaksi dengan kartu elektronik mencapai 80 juta kali dengan nilai mencapai Rp520 miliar.



Ketut menegaskan jika BCA Flazz pada akhir Oktober sudah bisa dipakai di seluruh ruas tol di Indonesia. Sebab saat ini dari 309 ruas tol di Indonesia tinggal 3 ruas tol yang belum bisa menggunakan BCA Flazz yakni ruas tol Pejagan-Brebes, Surabaya-Mojokerto dan tol bandara Kualanamu Medan.



"Hanya ada 3 lokasi yang sedang proses tapi pada 31 oktober 100% sudah bisa semua," pungkasnya. (OL-6)


Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/r...nik/2017-10-10

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Ditanya soal Reklamasi, Anies Tolak Berkomentar

- PAL Jaya Targetkan Produksi 13 Smart Toilet di 2017

- KPK Akan Tanyakan Polri Perkembangan Penanganan Kasus Novel Baswedan