Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pencinta.cougarAvatar border
TS
pencinta.cougar
14 Pasien Difteri Meninggal Dunia akibat Imunisasi di Jabar Rendah
14 Pasien Difteri Meninggal Dunia akibat Imunisasi di Jabar Rendah
Ilustrasi imunisasi difteri. (Foto: iNews)


BANDUNG, iNews.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat 153 kasus penyakit difteri terjadi sepanjang 2017. Akibat penyakit tersebut, 14 pasien dinyatakan meninggal dunia.

Kepala Dinkes Jabar Dodo Suhendar mengatakan, kasus penyakit difteri di Jabar mengalami peningkatan dibandingkan 2016. Berdasarkan data, kasus difteri pada 2016 terjadi sebanyak 121 orang sedangkan 2017 terjadi sebanyak 153 kasus.

Dia menyebutkan, penyebaran kasus difteri di Jabar pada 2017 banyak terjadi di Kabupaten Purwakarta. Kemudian disusul Kabupaten Karawang, Bekasi, Garut, dan Kota Depok. "Terjadi peningkatan tahun ini karena cakupan imunisasinya rendah," kata Dodo di Bandung, Jumat (15/12/2017).

Dodo mengungkapkan, sebagai langkah penanggulangan dinkes melakukan ORI (Outbreak Response Immunization) karena melihat tingginya kasus difteri di Jabar. Sejumlah anak yang usia mulai 0-19 tahun mendapatkan imuniasasi antidefteri.

"Sekarang baru 3,7 persen, mendekati 5 persen dari target 3,6 juta. Kasus ini masih kami pantau sejauh mana progresnya," ujar Dodo.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nilla F Moeloek menegaskan, penyakit difteri yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia bukan wabah. Penyakit difteri masuk dalam kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Nila mengatakan, pemerintah telah melakukan tindakan pencegahan dengan melakukan imunisasi melalui Outbreak Response Immunization (ORI).

"Begini, kalau KLB itu kan kalau ada satu kasus saja (laporan dari satu wilayah) itu disebut KLB, itu early warning jadi bukan wabah. Ini saya luruskan. Kita tahu ada satu kasus langsung sergap, jadi kita sudah lakukan ORI," ucap Nila.
Kementerian Kesehatan juga telah menyediakan Anti Difteri Serum (ADS) bagi pasien. ADS merupakan obat atau antibodi yang paling efektif pada pasien yang positif difteri.

"Jadi serum itu kalau sudah sakit kita harus memberikan anti difteri serum, antibodi. Tapi kalau sudah sakit tapi takut berisiko, kita lakukan imunisasi atau vaksin," kata Nila.

Kementrian Kesehatan juga telah menyediakan anti difteri serum (ADS) bagi pasien. ADS merupakan obat atau antibodi yang paling efektif pada pasien yang positif difteri.

"Jadi serum itu kalau sudah sakit kita harus memberikan anti difteri serum, antibodi. Tapi kalau sudah sakit tapi takut berisiko, kita lakukan imunisasi atau vaksin," ujarnya.



SOURCE :

http://www.inews.id/daerah/jabar/14-...i-jabar-rendah


Buat apa imunisasi kalo ada kurma tinggal ditempelin dimulut emoticon-linux
0
4.5K
51
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan