Intan “Tri Sakti” adalah intan terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. Batu mulia sebesar burung merpati (bola pingpong) itu beratnya 166,75 karat, atau sekitar 33,2 gram. Ditemukan oleh para penambang tradisional di bawah pimpinan H.Madsalam, di pendulangan intan Sungai Tiung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, pada tanggal 26 Agustus 1965. Menurut taksiran masa itu, harganya mencapai Rp. 10 trilyun.
Lokasi penemuan intan Tri Sakti
Meski nilainya begitu fantastis, namun ada beberapa fenomena intan “Tri Sakti” itu yang perlu Agan-Agan ketahui:
Quote:
1. Nama “Tri Sakti” diberikan oleh Presiden Soekarno.
Tanggal 30 Agustus 1965, intan itu dibawa ke Jakarta. Presiden Soekarno menerimanya pada tanggal 2 September dan langsung memberinya nama “Tri Sakti”. Entah atas pertimbangan apa beliau memberikan nama itu.
Quote:
2. Para penemu hanya satu kali pernah melihat intan itu.
Sejak ditemukan, intan itu hanya satu kali pernah dilihat/dipandang oleh para penemunya. Selanjutnya benda teramat berharga itu diserahkan ke Pemda Kabupaten Banjar, seterusnya dibawa ke Jakarta. Tidak ada satupun foto yang memvisualisasikan dan mengabadikan benda yang menghebohkan itu.
Quote:
3. Intan itu hanya dihargai pemerintah senilai Rp. 3,5 juta
Ya, total nilai yang dibayar pemerintah atas intan tersebut cuma sebesar 3,5 juta rupiah, itupun dalam empat kali cicilan. Sebagiannya juga bukan berbentuk uang, tapi berwujud biaya naik haji. Para penambang dan keluarganya, para pejabat daerah, provinsi dan pusat yang terlibat dalam penemuan dan pengurusan intan tersebut, mendapat bonus untuk menjejak tanah suci, yang nilainya sebesar Rp.960.000.
Sebenarnya nilai harga yang dibayar pemerintah sebesar 3,5M. Hanya saja pada bulan Desember 1965, pemerintah melakukan penurunan nilai uang dari Rp.1.000,- menjadi Rp. 1.
Quote:
4. Keadaan ekonomi para penemunya tidak berubah dari sebelumnya
Nilai uang cash yang diterima oleh H. Madsalam hanya sebesar Rp.2.540.000,- Uang itupun dibagi dengan semua penambang dan pemilik lahan yang berjumlah lebih dari 20 orang, sehingga masing-masing mendapat kurang dari seratus ribu rupiah. Pemerintah awalnya berjanji akan memberikan harga lebih atas intan tersebut.
Namun sampai kini belum terealisasi. Karena itu, para penambang sudah dua kali menggugat pemerintah soal harga intan itu. Pertama pada era Presiden Soeharto, dan terakhir pada bulan Mei 2017 lalu. Namun tampaknya tidak membuahkan hasil.
Quote:
5. Pernah diangkat ke layar lebar
Kehebohan berita tentang penemuan intan Tri Sakti membuat PT. Rumah Ciniru Jakarta tertarik untuk mengangkatnya ke dalam sebuah film yang berjudul “Jakarta Project”, karya sutradara Indra Yudhistira Ramadhan tahun 2001. Film yang dibintangi Claudia Harahap, Matthew Holmes dll, dengan durasi 108 menit itu, sempat menghebohkan kancah dunia perfilman Indonesia.
Quote:
6. Keberadaannya sampai kini masih misteri.
Setelah dibawa ke Jakarta, intan Tri Sakti tidak jelas lagi keberadaannya. Namun beberapa sumber menyebutkan intan itu dijual pemerintah ke Belanda. Di negeri Kincir Angin, intan itu kemudian dibelah menjadi beberapa butiran yang lebih kecil. Sebagian butiran itu dijual lagi ke Jerman, dan sisanya dijadikan hiasan mahkota Ratu Belanda.