Jika saat kita bekerja dan ternyata rekan kerja kita adalah pasangan kita maka terkadang sulit mempertahankan profesionalisme kita.
Misalnya saat hubungan pribadi sedang bermasalah terkadang itu akan terbawa ke dalam masalah pekerjaan kita. Sehingga saat kita bekerja sudah tidak profesionalnya lagi. Tetapi sudah tercampur antara perasaan dan pekerjaan. Sehingga kinerja kita dalam bekerja menjadi tidak maksimal.

Saat masalah pribadi bisa menurunkan tingkat profesionalisme kita maka begitupun sebaliknya jika ada masalah dalam pekerjaan kita di kantor maka bisa saja terbawa ke dalam hubungan pribadi.
Yang ada bisa menurunkan kadar keharmonisan rumah tangga dan akan berdampak pula pada saat bekerja nantinya

Namanya juga suami istri pasti ada saatnya kemesraan datang.
Tetapi jika kemesraan kita secara tidak sadar serta ketahuan oleh rekan kerja yang lain tentu dapat mengganggu rekan kerja lainnya juga. Jadi seandainya kita sekantor dengan suami atau istri tentu kemesraan / manja-manjaan dilakukan di rumah bukan di kantor.

Sekantor bersama dengan suami atau istri kita bisa saja menjadi kompetisi dalam berkarir bahkan bisa menjadi peluang merasa tersaingi lebih besar
sehingga terjadi kecemburuan dalam berkarir. Begitu juga ketika kita dipercayakan suatu project tertentu dan untuk menangani project tersebut kita ditugaskan bersama dengan rekan kerja yang lawan jenis, hal ini menyebabkan bisanya terjadi kecemburuan bagi pasangan kita.

Ini yang paling sering ditakuti para pemilik usaha.
Celah terjadinya KKN sangat besar jika suami istri kerja dalam sebuah perusahaan yang sama. Bisa juga adanya konflik kepentingan sehingga menyebabkan kebocoran informasi dimana sebenarnya informasi tersebut tidak boleh dibocorkan tetapi karena memiliki tujuan untuk memperoleh sesuatu sehingga menyalahgunakan wewenang atau jabatan yang dipercayakan.
Misalnya istri sebagai bagian Purchasing dan suami sebagai marketing maka kemungkinan terjadinya korupsi sangat besar