Quote:
SPORTOURISM –Danau Sentani tidak akan pernah kehabisan pesonanya sebagai danau terbesar di Papua. Di danau tersebut terdapat beberapa pulau, salah satunya yang sering dikunjungi wisatawan adalah Pulau Asei.
Pulau Asei merupakan rumah dari kerajinan khas Papua, yaitu lukisan kulit kayu. Kampung Asei termasuk salah satu kampung tua di Sentani yang di huni sekitar 300 penduduk, yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.
Quote:
Para wisatawan yang datang ke Pulau Asei, biasanya menjadikan lukisan kayu ini sebagai salah satu oleh-oleh khas dari Papua. Sahabat Sporto pun bisa membelinya jika tertarik. Bentuknya macam-macam, mulai dari pembatas buku, kartu pos kulit kayu, hingga lembaran-lembaran besar yang bisa di bingkai untuk penghias dinding.
Soal harga bervariasi, mulai dari Rp.5.000-Rp.75.000, semua tergantung model, ukuran, dan tingkat kesulitan saat proses pembuatan. Selain kerajinan, di pulau ini terdapat Gereja Kristen tertua di Sentani yang di bangun pada 1956.
Quote:
Ada monumen yang memperingati masuknya Injil di Papua pada bulan Juli. Yang menarik adalah setiap tahun diadakan perayaan besar yang dihadiri oleh berbagai suku yang tinggal di luar pulau tersebut. Gereja itu berada tepat di atas bukit, sehingga dari halaman gereja Sahabat Sporto bisa memandang lepas ke arah danau.
Quote:
Belum selesai dengan uniknya Pulau Asei, kisah-kisah bersejarah dari perang dunia pun telah menunggu untuk ditelusuri. Asei memang menjadi salah satu tempat dimana artefak-artefak peninggalan Perang Dunia ke-2 dapat disaksikan langsung.
Beberapa jenis senjata mesin, tangki-tangki bahan bakar, dan berbagai artefak lainnya tersebar di seluruh wilayah pulau. Hal ini wajar, mengingat keberadaan tentara sekutu di wilayah danau Sentani selama Perang Dunia ke-2. Pulau Asei dapat di tempuh dengan menggunakan perahu sewa selama kurang lebih 20 menit saja dari tepian danau Sentani.