Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Kontroversi patung Hitler di De Arca Museum Yogyakarta

Patung lilin Adolf Hitler tampak di De Arca Museum di Yogyakarta, Indonesia (10/11/2017). Kehadiran patung tersebut memicu protes sehingga akhirnya dikeluarkan dari museum.
Tujuannya mungkin baik, memperkenalkan seorang tokoh ternama yang sempat mengubah sejarah dunia. Akan tetapi cara penyampaian yang salah bisa membuat niat tersebut malah memicu kontroversi.

Sepertinya itulah yang terjadi di De Mata - De Arca Museum--selanjutnya disebut De Arca Museum--, Yogyakarta. Nama museum tersebut mendadak terkenal ke seluruh dunia karena patung lilin Adolf Hitler yang sempat dipajang di ruang pamernya. Patung tersebut sudah tak terlihat lagi di museum sejak Sabtu (11/11/2017).

Patung Hitler itu sempat berdiri gagah mengenakan jaket hitam di depan latar yang menggambarkan kamp konsentrasi Auschwitz, lengkap dengan tulisan "Arbeit Macht Frei"--"kerja akan membebaskanmu"--pada gerbang depan kamp tersebut.

Hitler merupakan tokoh pendiri dan pemimpin Partai Nazi. Ambisi dan kekejamannya saat berkuasa, memicu terjadinya Perang Dunia II. Pada masa itu Hitler dan Nazi memperbudak dan membantai lebih dari satu juta orang keturunan Yahudi di seantero Eropa. Sebagian besar perbudakan dan pembantaian tersebut terjadi di Auschwitz.

Rakya Jerman pun masih sulit untuk menghilangkan trauma yang diakibatkan peristiwa yang terjadi pada era Hitler.

Oleh karena itulah, ketika keberadaan sebuah patung lilin Hitler yang tampak gagah dan menjadi ajang swafoto para pengunjung museum dengan wajah penuh senyum itu diketahui, beberapa organisasi pembela bangsa Yahudi meradang.

"Semua hal tentang (patung Hitler, red.) amatlah salah. Sulit untuk menemukan kata yang bisa menggambarkan betapa nistanya hal itu," kata Rabbi Abraham Cooper, asisten dekan Simon Wisenthal Center kepada Associated Press (h/t The Washington Post).

"Gambar latarnya sangat menjijikkan. Seperti mengejek para korban yang masuk (ke kamp Auschwitz, red.) dan tak pernah ke luar lagi."

Simon Wisenthal Center adalah organisasi yang berkampanye menentang anti-Semitisme dan penyangkalan terjadinya holokaus (pembantaian bangsa Yahudi selama PD II).

Peneliti Human Rights Watch Indonesia, Andreas Harsono mengatakan, patung lilin Hitler dengan latar belakang kamp konsentrasi Ausschwitz itu sangat "sickening" dan mencerminkan sentimen anti-Yahudi yang cukup luas di Indonesia.

Konflik antara Israel dan Palestina yang tidak kunjung selesai, sambung Andreas, ikut menyuburkan anti-semitisme di Indonesia.

"Kami menyambut baik keputusan ini (mengeluarkan patung) karena apapun tujuannya, menggambarkan Hitler layaknya seorang figur yang terhormat adalah buruk," kata Andreas kepada Deutsche Welle.
Favorit pengunjung
Patung lilin Adolf Hitler di De Mata Museum, Yogyakarta, menjadi kontroversi.
Pada awalnya, pengurus museum seperti enggan untuk menanggapi protes tersebut dengan menyingkirkan patung tersebut.

Hitler, menurut Marketing Officer De Arca Museum, Warli, adalah salah satu favorit pengunjung dan tak ada yang mengeluhkan keberadaannya sejak mengisi museum pada 2014. Para pengunjung, sambung Warli, tahu bahwa museum tersebut adalah museum hiburan.

"Kami akan mengikuti saran dan respon publik. Biar saja mereka yang menilai, mana karakter yang baik dan buruk," tegas Warli.

Di museum tersebut, Hitler adalah satu dari 80 patung para orang ternama yang dibagi dalam beberapa kategori, yaitu pahlawan nasional, tokoh dunia, dan selebiriti internasional.

Namun kemudian, karena pemberitaan dan protes yang semakin gencar, De Arca Museum memutuskan untuk menyingkirkan patung tersebut dari ruang pamer.

"Kami mohon maaf, dan bukan bermaksud tidak menghormati atau tidak menghargai pihak-pihak tertentu. Dengan permohonan maaf ini, kami tidak akan men-display kembali patung Hitler di De Arca Museum, karena ini sensitif sekali," kata Jamiy Misbah, manajer operasional De Arca Museum, kepada BBC Indonesia.

Ia juga menjelaskan, patung Hitler dipajang karena dianggap sebagai salah satu tokoh berpengaruh di dunia, bukan untuk bersenang-senang tanpa berempati kepada para korban kekejamannya.

Sejak mulai dipajang pada 2014, menurut Jamiy, baru Simon Wisenthal Center yang melayangkan protes secara resmi akan keberadaan patung lilin buatan seorang seniman asal Yogyakarta itu.

Bukan sekali ini saja penggunaan simbol yang terkait dengan Hitler dan Nazi di Indonesia ramai menjadi bahan pembicaraan.

Di Bandung, Jawa Barat, keberadaan Soldatenkaffee sempat menjadi kontroversi karena menghadirkan berbagai atribut tentara Nazi, juga memajang foto Hitler. Para pelayannya pun mengenakan seragam SS (pasukan elit Nazi Jerman).

Kafe tersebut kemudian tutup pada awal tahun ini. Namun bukan karena desakan agar tidak lagi menggunakan atribut Nazi, melainkan karena sepinya pengunjung.

Kemudian seragam SS kembali menjadi perdebatan ketika penyanyi Ahmad Dhani mengenakan baju itu dalam sebuah video untuk mendukung Prabowo Subianto pada masa kampanye Pemilihan Presiden Republik Indonesia tahun 2014.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...eum-yogyakarta

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Sopir taksi daring wajib punya SIM A umum

- Ibu tunggal juga berhak rayakan Hari Ayah

- Segera limpahkan kasus Setya Novanto ke pengadilan

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
23.8K
202
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan