Quote:
GARDANASIONAL - Jika Indonesia masih ngemplang utang cicilan proyek KFX/KIX, Malaysia juga harus tahu diri dan menunda ambisi besar kedirgantaraannya.
Tidak jelasnya anggaran untuk meng-upgrade jet tempur MiG-29 atau membeli jet tempur yang lebih canggih, Angkatan Udara Diraja Malaysia kini beralih. Mereka tengah blusukan mencari pesawat tempur low end yang harganya jauh lebih murah.
Quote:
“Malaysia sedang mencari cara untuk mengakuisisi pesawat tempur baru ‘low-end’ sebagai bagian dari rencana memperkuat kemampuan tempur,” kata seorang pejabat Angkatan Udara, Selasa 7 November.
Berbicara di bawah peraturan Chatham House, pejabat Angkatan Udara Malaysia mengatakan adanya program pengadaan Light Combat Aircraft (LCA) untuk mencari platform bermesin tunggal dan supersonik untuk menambah armada BAE Systems Hawk dan Boeing F / A- Horner 18D Hornet serta Sukhoi Su-30 Flanker-H.
Quote:
“Royal Malaysian Air Force [RMAF] sedang melihat kemampuannya selama 15 tahun ke depan, dan bagaimana cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan kami itu,” kata pejabat tersebut sebagaimana dikutip IHS Jane, Rabu 8 November.
Malaysia secara tradisional lebih memilih jet tempur bermesin ganda karena wilayah operasinya yang cukup luas. Tetapi untuk menjelankan kebiasaan itu, pejabat tersebut mengakui cukup sulit karena mahalnya pesawat. Apalagi ekonomi Malaysia tengah tertekan akibat turunnya harga minyak internasional.
Quote:
“Kami harus menemukan sesuatu yang lebih murah untuk dibeli dan dioperasikan,”kata dia.
Selain sebagai pertahanan udara dan pesawat tempur darat, LCA juga harus berperan sebagai pesawat latih utama dan harus siap untuk tangkas di sekitar 2021/22.
Meskipun pejabat tersebut mengatakan bahwa semua opsi saat ini sedang dipertimbangkan, dia mencatat preferensi untuk pesawat Aerospace Industries (KAI) T-50 Golden Eagle / FA-50 Fighting Eagle.