WARTA KOTA, CILINCING -- Masalah penyediaan alat kremasi untuk umat Hindu dikeluhkan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Sehingga dia berjanji akan menyiapkan segala fasilitas kremasi bagi umat Hindu.
Alat kremasi tersebut sebagai salah satu perlengkapan yang dibutuhkan untuk pengabuan jenazah bagi orang yang telah meninggal.
Ketua Suka Duka Hindu Dharma DKI Jakarta Made Sudarta mengatakan, pihaknya akan menukarkan dua hektare tanah makam yang diberikan oleh Pemprov DKI dengan alat kremasi.
Dua hektare tanah makam itu berada di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Made mengatakan, dia mendapatkan dua hektare tanah tersebut dari Pemprov DKI.
Namun tanah makam tersebut tidak terpakai lantaran dalam prosesi kematian, umat Hindu akan melakukan Ngaben atau kremasi yang kemudian abu jenazah akan disebarkan di laut.
"Kami ucapkan terimakasih karena kami warga Hindu di Jakarta diberikan tanah kuburan seluas kurang lebih dua hektare di Tanjung Priok. Perlu kami laporkan kepada Bapak tanah dua hektar itu untuk orang Hindu di Jakarta tidak perlu, jadi kami kembalikan ke Pemprov," ujar Made.
Selama ini, proses kremasi dilakukan oleh umat Hindu dengan menumpang di Cilincing, Jakarta Utara.
Namun saat ini, Made mengaku, pihaknya sudah memiliki gedung untuk pembakaran di Cilincing.
Meski demikian, kata Made, mereka tidak memiliki alat pengabuan tersebut.
"Orang Hindu biasanya Ngaben atau kremasi. Kami sudah punya gedungnya tapi Pak Gubernur mesin kremasinya belum ada," tuturnya.
Anies yang mendengar keluhan tersebut langsung akan menindaklanjutinya.
"Kami komit untuk menyiapkan fasilitas untuk bisa menyelenggarakan upacara kremasi dan Ngaben di Jakarta sehingga semua yang menjadi kewajiban Umat Hindu yang masih hidup bisa diselenggarakan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Anies mengklaim, pihaknya akan menyertakan pengadaan alat kremasi tersebut dalam anggaran tahun 2018.
"Tadi saya cek dengan asisten saya mudah-mudahan kami bisa masukan di anggaran 2018, sekarang masih penyusunan KUA-PPAS jadi saya bersyukur bisa ikut meresmikan," pungkasnya.(*)
http://wartakota.tribunnews.com/2017...kremasi?page=2
Bisa dapat tanah yang diberikan kembali tanpa harus beli tanah sendiri, dan juga gusur warga, emang beda kualitas gubernur pilihan dan gubernur lungsuran