Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

EntrepreneureAvatar border
TS
Entrepreneure
DetikNews : Terungkap Misteri di Balik Fenomena Mal Sepi


Jakarta - Saban menginjakkan kaki di AEON Mall BSD, saya merasakan bahwa daya beli masyarakat yang katanya merosot sepertinya ilusi semata. Pengunjung AEON selalu membludak. Di akhir pekan, suasananya kadang-kadang mirip pasar. Riuh dan padat. Apalagi di tempat-tempat tertentu seperti bioskop, food court atau restauran hingga musala. Harus ekstra sabar menunggu di barisan antrean.

Pusat perbelanjaan paling anyar di Tangerang Selatan itu memang jadi primadona. Padahal, ketika pertama kali dibuka lokasi AEON termasuk terisolasi. Itu dua tahun lalu. Tapi, kini AEON sudah sangat mudah diakses. Ada bus yang lalu lalang mengantar jemput penumpang. Apalagi fasilitas transportasi online siap sepanjang hari dan siap dipanggil setiap waktu.

Setiap kali ke AEON mencari spot nyaman untuk menuntaskan pekerjaan, saya mengamati pengunjung mal asal Jepang itu kebanyakan mahasiswa, orang kantoran atau ekspatriat. Para pengunjung datang ke mal ini bukan untuk belanja pakaian atau kebutuhan harian seperti jadi citra fungsi mal selama ini. Mereka datang untuk mengekspresikan gaya hidup. Mal telah berubah jadi pelengkap lifestyle.

Itulah alasan mengapa restauran, kafe, food court, bioskop atau pusat kebugaran di berbagai mal selalu ramai. Di ruang-ruang sosial itu, interaksi terjadi. Di mal, masyarakat menikmati social experience dalam canda tawa atau sekadar browsing di dunia maya sembari menikmati suasana kafe yang nyaman berpendingin ruangan.



AEON adalah satu di antara banyak mal dengan konsep baru dan tematik yang bisa eksis di tengah fenomena mal yang sepi di Jabodetabek. AEON dan berbagai mal baru berani hadir karena mengusung konsep baru. Mereka membaca dan menyesuaikan dengan pergeseran perilaku masyarakat dalam berbelanja dan mereposisi fungsi mal.

Eksistensi mal tematik dan berkonsep khusus terkonfirmasi dari riset BCA Sekuritas yang belum lama ini dirilis. Menurut riset tersebut, sepuluh pusat perbelanjaan di Jakarta yang mengalami deklinasi merupakan mal yang mengusung konsep lama. Hanya mengandalkan toserba atau supermarket. Sebaliknya, sepuluh mal baru yang justru tumbuh memukau ternyata karena menerapkan konsep baru di mana mal-mal itu menjadi tonggak-tonggak gaya hidup masyarakat urban.

Pergeseran fungsi mal secara ekstrem dipicu oleh gelombang ekonomi digital. Kehadiran berbagai e-commerce menawarkan aneka kelebihan. Termasuk kompetitif dari aspek harga. Belanja di e-commerce juga lebih efektif dan efisien karena tak perlu menguras energi, waktu dan biaya ekstra sebagaimana ke mal. Karena itu, migrasi belanja ke e-commerce turut berkontribusi membuat mal sepi. Perubahan lanskap yang lantas dibaca sebagai tanda-tanda deklinasi daya beli.

Meskipun rasio transaksi e-commerce terhadap ritel nasional hanya di angka satu persen, tapi ledakannya yang semakin inovatif perlahan mengakuisisi konsumen pusat-pusat perbelanjaan terutama di kota-kota besar. E-commerce tetap saja harus diwaspadai sebagai ancaman bagi mal di masa-masa mendatang. Maka pusat-pusat perbelanjaan yang bertransformasi menjadi pusat gaya hidup kaum urban sudah berada di jalur yang benar.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, paling tidak ada tiga pendapat untuk membedah misteri mengapa pusat-pusat perbelanjaan sepi.

Quote:


Quote:


Demikian pula AEON Mal yang mengusung tema Jepang. Di akhir pekan atau bahkan pada hari-hari kerja, restauran dan kafe di AEON selalu padat pengunjung. Selain keluarga, juga oleh mahasiswa dan pekerja di kawasan tersebut sekadar untuk makan siang atau cuci mata.

Quote:

Pengembang mencoba mengkanalisasi warganya di dalam superblok yang mengadopsi TOD dengan menyiapkan semua kebutuhan gaya hidup mereka di kawasan tersebut. Konsep pengembangan kawasan ini populer dengan istilah one stop living.

Berada di kawasan one stop living, pusat perbelanjaan seperti Central Park atau Green Pramuka Square diyakini tak akan kehabisan pengunjung. Karena selalu ada warga apartemen atau pekerja di kawasan tersebut yang meluangkan waktu ke mal untuk makan, nongkrong, menonton film di bioskop atau rehat after hours.

*Jusman Dalle Direktur Eksekutif Tali Foundation dan Praktisi Ekonomi Digital

Sumber : https://news.detik.com/kolom/d-36810...omena-mal-sepi
Diubah oleh Entrepreneure 02-11-2017 01:58
nona212
nona212 memberi reputasi
1
22.8K
147
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan