Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

azzuradayanaAvatar border
TS
azzuradayana
[Pengalaman Horor Nyata di Gunung Semeru]: Rahasia Pondok Pendaki
“Pantesan si Bapak penjaganya rada aneh yaa…,” komentar temanku. Suatu ketika teman yang lain juga mengatakan sesuatu yang bernada sama. Tapi begitu kuminta ceritakan apa yang aneh, dia tidak mau menjelaskan lebih lanjut.

Ah, tidak ada yang aneh, kok. Semua terlihat wajar, yakinku sendiri. Tepatnya aku berusaha melihat kewajaran-kewajaran saja. Toh, sebenarnya, pasti ada saja hal-hal di luar nalar manusia di daerah pedalaman dengan ragam karakteristik seperti tempat ini.

Pagi yang sangat hening di pinggiran desa Ranu Pani. Entah jam berapa sekarang. Entah juga apakah aku yang pertama bangun hari ini atau sudah ada teman-teman yang sempat bangun sebentar untuk shalat Subuh lalu tidur lagi karena gelungan dingin cuaca. Buktinya pintu kayu besar pondokan ini hanya tertutup, tidak terkunci.

Matahari lebih cepat datang di sini, di salah satu desa tertinggi di Jawa. Jadi walaupun kutemukan suasana di luar sudah seterang ini, bisa jadi ini baru setengah enam. Tak ada jam dinding. Ponselku juga masih kumatikan untuk menghemat daya—karena tak ada listrik di pondokan ini.

Kudekati kran air di bawah beranda batu. Khusyuk aku berwudhu dengan kucuran air yang seperti baru dituangkan dari dalam kulkas. Danau Pani terlihat berkilau. Pondokan ini memang terletak di ketinggian sehingga kita bisa memandang keindahan danau kecil nan permai itu dari atas.

Usai wudhu, aku membalik tubuh. Zzttt! Tiba-tiba sesosok lelaki sudah berdiri di belakangku! Astaghfirullah…. Si Bapak penjaga pondok.
“Semalam sampai di sini jam berapa?” tegurnya. Tetap ada nada antusias dari suaranya, meskipun ekspresi wajahnya selalu datar, seperti yang kulihat di hari pertama ketika kami tiba.

Rasanya hampir saja jantungku hendak melompat ke hadapanku. Kapan dia datang, ya? Jelas-jelas tadi suasana sangat sepi, bahkan suara burung pun tak ada.

“Ohh, jam setengah dua, Pak,” jawabku.

Lalu mengalirlah percakapan singkat antara aku dan si Bapak tentang pendakian kami yang berakhir semalam, dini hari. Ealah, Paak… Aku ini mau shalat lho… Ini aja sudah kesiangan, hiks.

Untunglah percakapan itu bisa segera disudahi dengan tanpa mengurangi rasa hormat, hehe. Sambil mendekap tangan, dan masih dengan jaket berlapis di tubuhku, aku beranjak menyusuri jalan menurun di bukit itu, menuju mushala mungil yang ada di bawah sana. Setahuku muslim di desa ini hanya beberapa persen saja dari total jumlah penduduknya yang merupakan suku Tengger dan campurannya ini. Mayoritasnya beragama Hindu, lainnya adalah Islam, Katholik, dan aliran kepercayaan.

Usai shalat, aku menikmati eksotisme Ranu Pani selama beberapa menit. Ranu Pani adalah nama danau alami seluas sekitar 4 hektar yang terletak di sebuah desa bernama sama, yaitu Ranu Pani. Desa ini adalah pemukiman terakhir yang akan dilewati para pendaki sebelum mereka memulai pendakian ke gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru. Seorang teman pendaki dari tim kami menyapaku, lalu ia masuk ke mushala di belakangku.

Aku berjalan naik lagi menuju pondok. Pondok itu letaknya memang menyepi sendiri, terpisah cukup jauh dari lingkungan wisma pendaki dan resort Ranu Pani yang sekaligus merupakan pusat informasi dan perizinan pendakian Semeru. Ketika kami tiba di pinggir desa ini sore dua hari yang lalu, wisma-wisma sederhana yang ada telah ditempati oleh para pendaki yang terlebih dahulu tiba. Korlap mencari alternatif tempat lain untuk tim besar kami, dan akhirnya ‘ditemukanlah’ pondok pendaki di atas bukit ini. Bangunan utamanya adalah ‘rumah’ serupa bangsal kecil dengan tiga ruangan saja yang memanjang ke belakang, yaitu ruang tengah, ruang samping kiri, dan ruang samping kanan.

Di sebelah kiri bangunan utama ada ‘rumah’ memanjang lainnya yang kondisinya sebenarnya lebih tidak meyakinkan, tapi karena tim kami kekurangan tempat maka rumah itu dipakai juga oleh sebagian teman. Sementara, jauh di belakang bangunan utama juga ada sebuah pondok kosong yang sempat ditawarkan juga pada teman-teman lelaki oleh si Bapak penjaga, tapi mereka kemudian menolak demi melihat begitu terpencilnya pondok itu, dan agak menyeramkan ketika terlihat asap-asap tipis keluar dari sana.


***

Ini cerita keesokan paginya. Dalam perjalanan pulang menuju Jakarta, ketika rombongan besar kami sudah terpecah-pecah sesuai tujuan dan kepentingan masing-masing, ternyata ada kehebohan kecil di dunia maya. Korlap kami menulis seperti ini di status Facebooknya:
Quote:


Bejibun komen, yang kebanyakan berasal dari anggota tim pendakian kami tentunya, membuat status itu sangat ramai. Masing-masing pun mengungkapkan cerita aneh yang dialami. Ada juga yang berkomentar: “Pantesan si Bapak penjaganya rada aneh yaa. Mungkin karena banyak ‘bergaul’ dengan mayat-mayat. Hiiyyy.”

Memang, ada dua kamar besar memanjang di pondok utama itu. Kamar pertama, yang aku tempati bersama sebagian teman, rupanya adalah ruangan untuk para Tim SAR dan peralatan mereka. Kamar kedua, yang sehari-harinya adalah tempat tidur si Bapak Penjaga adalah kamar tempat mengumpulkan mayat-mayat. Beberapa teman lelaki tidur di sana, dan mengalami hal-hal tertentu yang tak biasa.
Sebenarnya banyak cerita lebih ‘seru’ lainnya yang kemudian terungkap lengkap, baik tentang sebelum, selama, atau setelah pendakian. Percaya tak percaya saja. Semakin tinggi kategori perjalanan, memang pasti semakin ekstrem ragam pernak-perniknya. Segala sesuatu milik Allah. Alhamdulillah Allah menjaga kami semua, secara fisik dan mental. Maka nikmat mana lagi yang mesti didustakan….

Kisah ini baru pembukaan saja. Kisah lain yang lebih ‘seru’ alias horor akan saya ceritakan di tulisan selanjutnya. Beberapa pernak-pernik misterius dan mencekam yang terjadi selama perjalanan turun gunung Semeru yang nyata-nyata bikin merinding.


*Cerita ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata penulis dan teman-teman saat mendaki Gunung Semeru beberapa tahun lalu
[/size][/FONT]

*Next story is here>> Kisah Horor Nyata di Semeru: Penampakan yang Menemani Turun Gunung https://m.kaskus.co.id/post/59f88dff...d770d1068b456a
Diubah oleh azzuradayana 01-11-2017 10:09
Serlycia
anasabila
anasabila dan Serlycia memberi reputasi
3
16.6K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan