Mmmhhh saat ini aku kehabisan kopi berhubung dalam metro mini yang melaju zig zag dengan kecepatan tinggi membuat jantung rasanya ingin berhenti.

Untung saja di depan jalan, bus kecil ini terhenti akibat terjebak macet, entahlah apa penyebabnya mungkin saja ada si komo lewat.



Akhirnya daripada aku terdiam dalam bisingnya suara kendaraan, aku pun melamun andaikan aku punya mobil sendiri mungkin setiap hari akan terasa nyaman.

Lamunanku mungkin menjadi mimpi semua warga kota disini, walau macet sudah menjadi primadona kota ini nampaknya harapan mempunyai mobil tak pernah mati.

Buat impianku sebagai wong cilik mobil jenis sedan nampaknya tidak terpikirkan, karena jenis sedan terlihat lux dan eksklusif.

Jenis mobil mpv atau bahasa kerennya mobil keluarga menjadi impian warga saat ini, memang mobil jenis ini pun banyak variantnya apalagi yang disebut LCGC memang menarik untuk dibeli karena harga yang lebih murah.

Namun saat ini mobil dengan jenis MPV tidak hanya digandrungi oleh masyarakat menengah ke bawah mereka di kelas atas nampaknya mulai melirik jenis premium mobil ini.

Model mobil dengan brand Toyota memang banyak bermain di kelas premium dan jenis mobil keluarga dengan nama Alphard menjadi icon MPV untuk kelas premium.



Namun saat ini kelas middle pun banyak yang menjadi incaran, seperti halnya dari Produsen Mitsubishi yang menelurkan xpander, dalam produknya memang mitsubishi terkenal dengan mesin yang bandel dan tangguh hal ini terbukti dengan pick up L-300 yang banyak dipakai mereka di daerah pegunungan untuk membawa barang.

Bukan hanya itu untuk jenis SUV pun Pajero menjadi Icon mereka karena memang kualitas tahan banting dan gagahnya di medan yang sulit sudah terbukti, walau yang menjadi kendala untuk warga wong cilik harga spare partnya yang mahal.

Namun MPV terbaru yang dikeluarkan mereka menjadi daya saing produk serupa memang Xpander perpaduan antara SUV dan MPV walau tetap saja mobil keluarga yang menjadi tujuannya.

Sedang asyik melamunkan andai aku punya mobil, tiba-tiba suara kenek bus pun membuyarkan itu semua.

"Pak Ongkosnya Pak..."

Dengan senyum yang kupaksakan kumemberikan beberapa receh pada beliau dan ia pun segera berlalu.

Lalu kulihat bus kecil ini yang terjebak macet sedari tadi, tak kusadari hampir berjam-jam aku disini dan view yang kulihat masih saja sama ketika aku belum melamun.

Astaga nampaknya anggaran dan pilihan untuk membeli mobil keluarga kupindahkan untuk membeli tiket abodement MRT saja sepertinya lebih menguntungkan, daripada harus bermacet ria di ibukota.

Berhubung kopi sudah habis dan dalam perjalanan tak srupputtt asap dari knalpot saja kawan...



Penulis c4punk 1950