Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rinaldikarzaAvatar border
TS
rinaldikarza
Mengapa Tol Becakayu Bisa Mangkrak 22 Tahun


Jakarta – Tiang-tiang pancang itu akhirnya bakal jadi jalan tol juga. Kalimat ini sepertinya menjadi kalimat yang banyak diucapkan warga yang sering melintas di area Kalimalang, Jakarta Timur hingga Bekasi. Pasalnya sudah sekian lama tiang itu menjadi pemandangan tak sedap di mata.

Kini, tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau yang biasa disebut Becakayu tersebut akhirnya dibangun kembali di era Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla. Pertanyaannya, kok bisa mangkrak selama 22 tahun?

Bila ingin mundur sejenak ke masa lalu, proyek ini sudah dimulai sejak tahun 1995. Saat itu, rencana pembangunannya pun sudah diinisiasi dengan tujuan mengurangi kemacetan di jalur Bekasi-Jakarta. Pada 1996, PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (PT KKDM) yang merupakan patungan empat perusahaan yang menjadi investor jalan tol Becakayu, mendapatkan konsesi pengelolaan ruas tol ini.

Dua tahun kemudian, yakni pada 1998, Indonesia diterpa krisis moneter yang mengoyak segala aspek ekonomi. Dampaknya pun berimbas ke proyek jalan tol ini sehingga mangkrak.

Bertahun-tahun kemudian, tepatnya pada 2013, kementerian yang waktu itu masih bernama Kementerian Pekerjaan Umum (PU), sebenarnya sudah berupaya menggelontorkan dana Rp350 miliar untuk membantu proses pembebasan lahan jalan tol ini. Tujuannya tentu saja untuk menstimulus dilanjutkannya pembangunan jalan tol ini.

Namun imbas krisis ekonomi 1998 plus krisis ekonomi 2008 ke Investor Jalan Tol rupanya masih terasa. Walhasil, proses pembangunan pun masih tersendat-sendat.

Barulah pada Oktober 2014, PT Waskita Karya lewat anak usahanya PT Waskita Toll Road, mengambil alih sebagian besar saham Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni, PT KKDM tadi. Melalui akuisisi saham dengan nilai transaksi mencapai Rp240 miliar, PT Waskita Toll Road praktis langsung menguasai kepemilikan sebesar 60% atas PT Kresna Kusuma Dyandra Marga.

Spoiler for Baca Juga:




Tak berlangsung lama, Surat Izin Mulai Kerja (SIMK) dikeluarkan pada 5 Februari 2015 untuk pengerjaan seksi 1b dan 1c sepanjang 8 km. Adapun total keseluruhan tolnya yang mencapai 21,04 KM ditargetkan bisa beroperasi penuh pada 2021 mendatang.

Sementara pengambilalihan tersebut pun berimbas pada perubahan struktur pemegang saham. Jadi bila PT Waskita Karya Tbk pemegang 60% saham PT KKDM, sisanya badan usaha lainnya, yakni PT Tirtobumi Prakarsatama sebesar 14,97%, PT Citra Mandiri Sukses Sejati sebesar 12%, PT Remaja Bangun Kencana sebesar 6%, PT Indad Utama sebesar 6% dan PT Jasa Marga sebesar 1,03%.

Bulan depan, November 2017, Presiden Jokowi direncanakan akan segera meresmikan sebagian ruas tol Becakayu sepanjang 8 km, yang menyambungkan seksi 1B dan 1C, yakni Cipinang Melayu-Pangkalan Jati-Jakasampurna. Hal ini terealisasi setelah soal pembebasan lahan sudah tidak lagi menjadi hambatan dengan adanya skema dana talangan dari investor yang kemudian diganti oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

Dengan mulai beroperasinya sebagian tol ini menjadi bagian dari realisasi target Kementerian PUPR pada 2017 yang menargetkan panjang tol di Indonesia akan bertambah 568 km. Sementara pada tahun 2019, tol baru ditargetkan akan bertambah 1.851 km.

Demi menjamin proyek berjalan sesuai target, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, pun meninjau langsung kesiapan tol ini untuk dilaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pengoperasiannya.

“Saya ingin melihat langsung ke lapangan progres Tol Becakayu dan akan saya laporkan kepada Presiden di sidang kabinet,” tutur Basuki, Minggu (22/10) lalu.



Sumber
0
2.8K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan