"Menulis itu seperti candu... Sekali kamu mencoba, maka kamu akan terus dan terus menulis..."Begitu kata teman kuliah ketika masih menuntut ilmu di sebuah kampus yang jalannya selalu banjir saat hujan gede... Gw sudah menulis sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama... Gw akui, apa yang dikatakan teman kuliah gw, ada benarnya...

Menulis itu menyenangkan... Apa yang diinginkan oleh manusia di dunia ini??? Bahagia... Bagaimana orang bisa bahagia??? Ketika dia bisa mendapatkan kebebasan untuk melakukan apapun... Yah, fitrah manusia ingin bebas... Tidak terkekang oleh apapun... Bahkan atas nama kebebasan, manusia berani menerjang aturan-aturan yang sudah dibuat... Bukti??? Coba berhenti di perempatan lampu merah, liat berapa orang yang ingin menjadi "bebas" dan "iiar..."
Dengan menulis, orang akan menemukan kebebasannya... Menulis apa pun yang dia mau, menuangkan ide liar yang ada di kepala, dan memuaskan hasrat untuk meraih kebahagiaan...

Menulis itu kebebasan... Bebas menulis apapun yang disukai tanpa tekanan dari apapun dan siapa pun... Tekanan di sini bisa berupa ancaman dari seseorang yang akan melakukan sesuatu jika penulis berani menulis sesuatu... Tekanan juga bisa berupa materi... Jika penulis bisa mencapai sekian, maka akan dapat sekian... Atas dasar tekanan inilah, penulis rela melakukan apa pun untuk mencapai target dan tujuannya... Salah kah??? Tidak, tapi apakah yang seperti itu bisa disebut menulis itu menyenangkan seperti pada point pertama??? Silahkan jujur pada dirinya masing-masing...

Setiap hari hanya memikirkan materi apa yang akan ditulis dan akan laku... Memenuhi selera pasar, dan mengorbankan kesenangan dari menulis itu sendiri... Bukan kah, bebas itu artinya, penulislah yang bisa mempengaruhi pasar, bukan pasar yang mempengaruhi penulis??? Sebagai catatan, yang gw maksud dengan pasar adalah para pembaca, konsumen dari sebuah tulisan... Jika sudah seperti ini, apakah menulis itu bisa dikatakan sebagai kebebasan??? Atau justru sebaliknya, menulis itu adalah sebuah tekanan???

Menulis itu menghasilkan... Benar... Menghasilkan tulisan yang merupakan anak dari pikiran penulis... Kebahagian seorang penulis itu saat sebuah tulisan selesai di publish, mau laku atau tidak, mau dibaca atau tidak, itu urusan nanti... Yang jelas, rasa senang menumpahkan pikiran dengan kebebasan tanpa tekanan, telah tercapai... Kadang membaca tulisan sendiri secara berulang-ulang, menemukan sendiri kata-kata yang tidak pas, bahasa ngawur, bahkan isi yang "ga banget" membuat penulis tertawa seraya bergumam dalam hati, "ternyata gw masih bodoh, tapi sok pintar..."Ini adalah kalimat motivasi... Karena dengan menemukan kesalahan, dan mengakui kesalahannya sendiri, otomatis akan membuat penulis belajar lagi, membaca lagi, mencari lagi, dan setelah dirasa cukup, dia akan menulis lagi...

Lalu, bagaimana dengan materi??? Apakah seorang penulis tidak berhak mendapatkan materi??? Berhak dan sah-sah saja!!! Soal bagaimana caranya, asal tidak melanggar hukum positif, ya sah!!! Akan menjadi sebuah kepuasan batin, jika tulisan kita, mampu membentuk pasar, bukan kita yang dibentuk pasar... Konkretnya, hari ini semua suka tulisan horor, tapi kita menulis komedi karena memang itu yang ada di otak kita... Atas nama kebebasan, kita menolak latah menulis cerita horor... Dan "sialnya" tulisan kita mampu menarik minat pembaca untuk beralih dari membaca cerita horor menjadi membaca cerita komedi...

Ada pembaca yang usil dan menyarankan untuk menulis cerita horor dengan alasan bahasa yang kita pakai enak dicerna... Jika kita adalah "ternakan" pasar, kita akan membebek dan mulai menulis soal horor... Tapi jika kita menuruti passion yang ada di dalam diri kita, kita akan tetap pada prinsip kita untuk menulis apa yang kita suka... Kita mengendalikan pasar, bukan pasar yang mengendalikan kita... Bisa??? Hal yang tidak mungkin di dunia ini adalah ketidak mungkinan itu sendiri...