minahasa.infoAvatar border
TS
minahasa.info
"Setia Hingga Akhir" Tribute Untuk Kapten TNI Anumerta (CZI) Pierre Andreas Tendean


"SETIA HINGGA AKHIR" Saya sempat bingung memilih judul artikel yang saya susun khusus untuk memperingati Peristiwa G 30 September 1965 ini tadinya mau kasih judul BERANI HINGGA AKHIR tapi kok ganjil ya jadinya? Yasudah supaya familiar saya pilih judul "SETIA HINGGA AKHIR" tulisan ini saya buat untuk mengenang salah satu tokoh dan pahlawan hebat di negeri ini yang sangat saya idolai yaitu Kapten CZI Anumerta Pierre Tendean salah satu Pahlawan Revolusi yang berdarah Manado (Minahasa) ini yang dengan gagah berani menghadang Pasukan Tjakrabirawa dan mengaku sebagai AH Nasution.

Pierre Andreas Tendean adalah salah satu dari sekian nama Putra Daerah Minahasa di jajaran Pahlawan Nasional negeri ini seperti Mayor DAAN MOGOT,Robert Wolter MONGINSIDI,Laksamana Jhon Lie, dan lainnya.

Kembali ke Pierre yang demi melindungi Komandannya yang berhasil lolos dari nestapa G30S/PKI malam itu yang dilakukan oleh Letkol UNTUNG dan sebagian Pasukan Tjakrabirawa yang tega menculik 7 Perwira TNI AD serta menyiksa dan membunuh tanpa belas kasih serta mengubur tanpa penghormatan jasad ketujuh Perwira TNI AD ini sekaligus dalam sumur kecil di daerah Lubang Buaya,Jakarta Timur.

Saya tidak akan fokus kepada masalah politik soal yang terjadi di malam itu hanya saja saya masih penasaran apakah betul pimpinan Operasi Senyap malam itu Letkol Untung bergerak diperintahkan oleh DN Aidit yang sipil? Siapakah Jenderal yang hubungannya sangat dekat dengan Letkol Untung sejak masih di Kodam Dipenogoro dulu? Siapakah yang hadir di pernikahan Letkol Untung? Soekarno atau Soeharto? Cukup menjawab itu saja kita sudah tahu siapa dalang dibalik peristiwa kelabu di tanggal 30 September 1965 tersebut.

Saya sangat tidak menyukai Komunis dan antek2nya tapi saya juga tidak suka apabila sejarah diputarbalikkan.

Cukup bahas politiknya sekarang saatnya kembali ke tokoh sentral di artikel saya ini.

PIERRE ANDREAS TENDEAN lahir di Magelang dan memilih mengabdi kepada negara dengan bergabung bersama Korps TNI Angkatan Darat dan penugasan pertamanya sebagai Komandan Pleton (Danton) di salah satu Batalyon Taktis di Kodam Bukit Barisan,Sumatera Utara.

Karir Pierre tergolong cemerlang,ia ditarik bergabung di DINAS PUSAT INTELEJEN ANGKATAN DARAT (DIPIAD) ia ditugaskan sebagai Agen Lapangan di wilayah musuh ketika Indonesia berkonfrontasi dengan Malaysia pada Operasi Dwikora.



Sebagai Agen Lapangan di Malaysia Pierre berkamuflase menjadi wisatawan dan kinerja Pierre tergolong luar biasa,selain ia menguasai tiga bahasa asing ia juga dengan mudahnya menyelusup masuk ke sentral area musuh dikarenakan perawakannya yang mirip Bule,berbagai informasi intelejen tentang wilayah musuh dan berbagai kegiatan sabotase terhadap fasilitas musuh dilakukan Pierre.

Suatu sore di semenanjung Malaya tak akan dilupakan oleh Pierre,kedoknya terbongkar dan ia harus segera meninggalkan Malaysia dengan speedboat untuk segera melintasi perbatasan Malaysia - Republik Indonesia.

Belasan speedboat dan kapal Tentara Diraja Malaysia dan Tentara Inggris mengejar Pierre layaknya film action James Bond atau Mission Impossible.

Hari itu Pierre masih beruntung,ia lolos dengan melompat dari speedboatnya dan berpegangan pada kapal pencari ikan yang berlayar ke perairan Kalimantan.

Sekembalinya Pierre ke Tanah Air kehebatannya mulai dibicarakan dikalangan petinggi TNI ia pun mulai dilirik sejumlah Jenderal mulai dari Jenderal AH Nasution,Jenderal Harsawan dan beberapa Perwira Tinggi AD lainnya ingin menjadikan Pierre sebagai ajudan mereka namun Menteri Pertahanan Jenderal Besar AH Nasution lah yang "beruntung" mendapatkan Pierre sebagai ajudan.

Ada 4 Orang ajudan Pak Nas sapaan akrab Jenderal Nasution tapi Pierrelah yang paling dekat dengan Pak Nas dan keluarga terutama anak2 Pak Nas sangat menyukai Pierre yang ramah.

Sewaktu adik Pierre menikah Pak Nas sekeluarga menghadiri resepsi yang diadakan di Semarang tersebut.

Ketika pak Nas bertandang ke Kampus ITB untuk memberikan lecture, perhatian para Mahasiswi justru tertuju kepada Pierre dan diakhir acara mereka bergantian bersalaman dengan Pierre dan Pierre hanya tertunduk dengan senyuman malu malu,mungkin menghadapi musuh di Malaysia adalah hal mudah baginya tapi berhadapan dengan wanita2 cantik ini lumayan membuat grogi juga sepertinya.



Pierre bukanlah type Playboy yang suka bergonta ganti pasangan,cinta setianya hanya pada satu wanita yaitu : RUKMINI wanita cantik yang menjadi tambatan hati Pierre sejak bergabung menjadi Anggota TNI.

Hubungan jarak jauh antar keduanya tidak menjadi penghalang dikarenakan kesetiaan mereka sudah teruji bertahun tahun lamanya.

SETIA kepada pasangan,SETIA kepada atasan dan SETIA kepada Negara itulah Pierre walaupun nyawa taruhannya,inilah Pahlawan sesungguhnya.

Pierre dikenal diwilayah Menteng (Lokasi rumah Jenderal Nasution) ramah dan supel ia juga rajin berdoa setiap pagi dan tidak lupa Ibadah ke Gereja tiap hari Minggu tapi diluar kebaikannya Pierre juga dikenal sangat galak kepada anak2 Menteng yang sering berbuat onar (Anak Menteng dikenal juga sebagai anak kolong rata2 orangtua mereka Perwira Tinggi atau Pejabat Negara) mereka dikenal tidak takut kepada aparat.

Pierre tidak pernah takut,bahkan pernah Pierre menyegat rombongan anak2 Menteng tersebut dan menyita semua kunci mobil mereka dan menyuruh orangtua mereka datang mengambil kunci mobil anak2nya,tentu saja banyak orangtua anak2 tersebut takut ketika tau harus berurusan dengan Ajudan Menteri Pertahanan tersebut.

Tidak banyak yang tahu Pierre juga punya pekerjaan sampingan apabila sedang tidak piket,bukan jadi centeng atau backing pengusaha2 Judi atau Kawasan Prostitusi di Kota Tua tapi ia memilih pekerjaan sampingan sebagai supir truk angkut tanah untuk Proyek Monas waktu itu merangkap menjadi supir traktor untuk meratakan tanah di Proyek Monas,ia mendapatkan ilmu mengemudi traktor ketika bergabung di Yon Zeni Tempur Angkatan Darat.

Tidak hanya traktor ternyata Pierre juga mampu mengoperasikan Kapal Laut,Helikopter dan Pesawat kecil kalau ilmu yang ini dia dapatkan ketika direkrut menjadi Intelejen.

Hal yang luar biasa bagi seorang Perwira Muda TNI,bahkan sekelas Prajurit berpangkat Kopral pun masih berfikir dua kali mau jadi supir truk.

Dikeluarga Pierre menjadi kesayangan karena sangat rajin apabila sedang pulang kerumah orangtuanya di Semarang mulai dari memperbaiki perkakas yang rusak hingga memandikan anjing kesayangannya.

"Pertemuan saya terakhir dengan Pierre sewaktu ia mengantar saya yang akan pulang ke Semarang dari Statiun Gambir,Pierre mengenakan celana panjang bahan teteron warna hijau angkatan darat ia mengecup pipi saya dan tidak akan saya lupa lambaian tangannya ketika kereta mulai perjalan perlahan" itulah kalimat dari kakak kandung Pierre yaitu Meitzi Tendean.

Malam itu seperti diceritakan kepala Shift Jaga Pos Piket Rumah Jenderal Besar AH Nasution AKP (Purn) Pol Hamdan Mansyur tiba2 datang beberapa truk Resimen Tjakrabirawa langsung merengsek masuk ke halaman dan dicegat oleh Pierre yang menyandang senapan kruger ia baru saja terbangun dari tidurnya,malam itu Pierre sedang turun piket sebetulnya dia sudah ijin mau ada acara tapi Pak Nas tidak memberikan ijin malam itu.

Lettu Doel Arief (almarhum,tewas dieksekusi Team Ops Penumpasan PKI) adalah yang pertama bertanya kepada Pierre : "ANDA JENDERAL NASUTION? Ikut kami Pak,perintah dari Panglima Tertinggi Presiden RI" dan dijawab oleh Pierre :

"YA SAYA NASUTION"

Inilah kehebatan dan keberanian disertai kesetiaan yang terus menerus secara turun temurun diajarkan di kelas2 unit pengawalan di seluruh satuan TNI baik AD,AL,AU maupun Kepolisian.

Nama Pierre Tendean dianggap sebagai tokoh panutan sebagai materi acuan Detasemen Unit Kawal seperti Paspampres,DKP,Sesko,dll.

Pihak Keluarga sempat ragu apakah betul Pierre Tendean yang diculik karena info dari RRI salah satu yang malam itu diculik adalah Lettu (CPM) Pierre bukan Lettu (CZI) Pierre tapi dikemudian hari Staff Khusus Departemen Pertahanan membawa kabar resmi bahwa Pierre telah ditemukan di daerah Lubang Buaya Jakarta Timur dekat perbatasan Bekasi.

Sang Tuama Minahasa Pemberani dan Setia itu telah pergi tapi begitu banyak pelajaran dan hikmah yang kita bisa petik dan pelajari dari arti KESETIAAN dan KEBERANIAN yang telah dicontohkan oleh beliau.

Saya dan beberapa rekan di Brigade Manguni mulai menyusun data dan melakukan riset dan survey untuk memproduksi sebuah film tentang rangkuman kisah hidup Kapten (CZI) Anumerta Pierre Andreas Tandean mulai dari kisah percintaannya,kisah heroiknya ketika bertugas di sarang musuh pada Operasi Dwikora hingga peristiwa kelabu di tanggal 30 September 1965.




Quote:
Diubah oleh minahasa.info 10-10-2017 06:29
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
22.8K
38
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan