Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pablozaragozaAvatar border
TS
pablozaragoza
Bappenas Sebut Mal Sepi Karena Konsumen Belanja di Singapura


Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan beberapa alasan kenapa mal atau pusat perbelanjaan ritel kini mulai sepi pengunjung.

Salah satunya, menurut Bambang, banyak masyarakat yang lebih memilih belanja sambil berwisata ke Singapura dan Hongkong.

"Jadi ada perubahan, kalau dahulu orang itu wisatanya belanja ke mal, tapi sekarang wisatanya ke luar negeri ditambah belanja," ujar Bambang, seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/8)

Perubahan ini, menurut Bambang, ditandai dengan sulitnya memperoleh tiket ke Singapura dan Hong Kong pada akhir pekan. Pasalnya, tiket pesawat sudah diborong oleh orang Indonesia yang hendak belanja.

Kegiatan melancong ke luar negeri itu pula, kata Bambang, yang menandai perubahan pola konsumsi masyarakat. Masyarakat kini lebih gemar melancong atau berwisata ke luar negeri, dibanding belanja ke mal.

Namun, menurut Bambang, penurunan jumlah pengunjung terbesar sebenarnya terjadi pada mal dengan segmen menengah ke bawah. Hal ini menurut dia, lantaran adanya perpindahan kebiaasaan belanja masyarakat ke situs perdagangan dalam jaringan (e-commerce).

"Kayak ITC, Pasar Tanah Abang, Glodok dan lain-lain. Kalau mal menengah ke atas kayanya masih tinggi pengunjung, orang pada membeli tas LV (Louis Vuitton)," ujarnya.

Di samping itu, menurut dia, masyarakat juga lebih memilih berbelanja kebutuhan sehari-hari di gerai swalayan mini terdekat ketimbang harus pergi ke pusat perbelanjaan besar.

"Maka itu, data keuntungan perusahaan yang memiliki 'convention store' meningkat. Di sisi lain, yang punya swalayan besar pendapatannya menurun," terangnya.

Penyebab lainnya, menurut Bambang, masyarakat kini lebih gemar menabung dibanding berbelanja. Hal itu, kata dia, terlihat dari Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan yang terus tumbuh.

Beberapa pola perubahan konsumi itu, kata dia, yang sulit direkam Badan Pusat Statistik (BPS). Akibatnya, pola konsumi itu membuat pergerakan daya beli menurut BPS melemah. (agi)

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi...&utm_medium=oa

Oooo jadi ini alasannya

emoticon-Matabelo emoticon-Matabelo
0
10.2K
124
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan