VIVA.co.id - Partai Gerindra Jawa Barat mencemooh manuver politik Partai Keadilan Sejahtera menyusul kebijakan mengajukan Ahmad Syaikhu sebagai calon wakil gubernur berpasangan dengan Deddy Mizwar pada pilkada tahun 2018.

Gerindra menuding PKS justru bermanuver berlawanan dengan arah koalisi yang sudah dijalin selama ini. Gerindra menilai itu sebagai upaya melemahkan tekad atau kemungkinan berkoalisi.

"Langkah PKS untuk Gerindra Jabar sangat kontraproduktif untuk memperbaiki kerja sama, dan kami anggap tidak memiliki etika dalam kemungkinan koalisi di Pilgub Jabar," kata Ketua Partai Gerindra Jawa Barat, Mulyadi, di Bandung pada Rabu, 27 September 2017.

Sejak Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu ditetapkan sebagai kandidat calon gubernur dan wakil gubernur, kata Mulyadi, mereka memiliki kesempatan untuk berkonsolidasi. Satu di antara sebabnya, katanya, PKS merasa cukup berkomunikasi dengan pimpinan pusat di Jakarta, sehingga mengabaikan keberadaan pimpinan Gerindra Jawa Barat.

"Karena merasa bisa by pass (berkomunikasi langsung) ke pusat, keberadaan Gerindra di daerah tidak dianggap. Padahal Pak Prabowo (Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra) sudah menegaskan bahwa untuk Pilgub Jabar, beliau akan mendengarkan rekomendasi Gerindra Jabar," katanya.

PKS, Mulyadi berpendapat, malah membuka ruang komunikasi dengan partai di luar koalisi, di antaranya mendahulukan pertemuan dengan pimpinan Partai Amanat Nasional. "Secara tidak langsung jajaran pengurus DPD dan DPC (Partai Gerindra) se-Jabar dianggap tidak ada oleh DPW PKS Jabar. Hal ini kembali membuat Gerindra tidak nyaman," katanya.





http://m.viva.co.id/berita/nasional/960821-gerindra-jawa-barat-anggap-pks-tak-beretika