- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Akhirnya, Arab Saudi Cabut Larangan Mengemudi bagi Perempuan
TS
dianabagus23
Akhirnya, Arab Saudi Cabut Larangan Mengemudi bagi Perempuan
Quote:
RIYADH, KOMPAS.com - Pemerintah Arab Saudi akhirnya mengeluarkan ijin bagi kaum perempuan untuk mengemudi, Selasa (26/9/2017).
Dengan demikian kerajaan di kawasan teluk ini menjadi negara terakhir di dunia yang menetapkan kebijakan tersebut.
Hal itu, seperti diberitakan AFP, Rabu (27/9/2017), memicu euforia dan ketidakpercayaan di kalangan aktivis kerajaan ultra konservatif tersebut. Di mana, pembatasan sosial yang kian mengikat kini dilonggarkan.
Larangan mengemudi bagi kaum hawa, yang sudah berlangsung lama di Arab Saudi, di mata dunia internasional terlihat sebagai simbol penindasan.
Pencabutan kali ini terjadi setelah para aktivis perempuan melakukan perlawanan selama bertahun-tahun.
Pengumuman mengejutkan, -yang berpotensi merusak faham konservatif religius, adalah bagian dari dorongan reformasi ambisius Arab Saudi yang ditujukan untuk menyesuaikan diri dengan era pasca-minyak.
Arab Saudi pun terlihat ingin memperbaiki reputasi global yang dihantam oleh catatan kelam soal hak asasi manusianya.
"Raja Salman bin Abdulaziz al Saud telah mengeluarkan sebuah keputusan yang mengizinkan penerbitan lisensi pengemudi untuk wanita di kerajaan tersebut," demikian bunyi siaran televisi pemerintah Arab Saudi.
"Keputusan tersebut akan mulai berlaku pada Juni 2018."
Arab Saudi akan menggunakan "masa persiapan" sampai kemudian memperluas fasilitas perizinan dan mengembangkan infrastruktur untuk mengakomodasi jutaan pengemudi baru.
Ulama konservatif di Arab Saudi --kerajaan absolut yang diperintah menurut undang-undang syariah, telah lama mendukung larangan tersebut.
Mereka beralasan meniadakan larangan itu akan memicu persetubuhan. Sementara, pendapat lain menyebut, mengemudi dapat berpengaruh buruk bagi indung telur wanita.
Sebelum ini, telah banyak aktivis hak-hak perempuan dipenjara karena mencela larangan tersebut.
Pengumuman kali ini tentu mengejutkan dan disambut secara luas, baik di dalam maupun di luar negeri.
"Hari yang mulia. Aku tidak dapat menahan air mataku," demikian bunyi komentar di akun Twitter anggota dewan Shura Saudi Latifah Alshaalan.
"Selamat kepada para wanita di tanah airku."
Aktivis Manal al-Sharif, yang memimpin gerakan protes "Perempuan2Drive" tahun 2011, juga mengunggah komentar di Twitter.
"Hari ini, negara terakhir di bumi mengizinkan perempuan mengemudi. Kami melakukannya."
"Ini adalah kesaksian atas keberanian aktivis perempuan yang telah berkampanye selama bertahun-tahun," kata pengawas hak asasi manusia Amnesty International.
"Arab Saudi akhirnya menyerah dan memutuskan untuk mengizinkan perempuan mengemudi," sambungnya.
sumber
Dengan demikian kerajaan di kawasan teluk ini menjadi negara terakhir di dunia yang menetapkan kebijakan tersebut.
Hal itu, seperti diberitakan AFP, Rabu (27/9/2017), memicu euforia dan ketidakpercayaan di kalangan aktivis kerajaan ultra konservatif tersebut. Di mana, pembatasan sosial yang kian mengikat kini dilonggarkan.
Larangan mengemudi bagi kaum hawa, yang sudah berlangsung lama di Arab Saudi, di mata dunia internasional terlihat sebagai simbol penindasan.
Pencabutan kali ini terjadi setelah para aktivis perempuan melakukan perlawanan selama bertahun-tahun.
Pengumuman mengejutkan, -yang berpotensi merusak faham konservatif religius, adalah bagian dari dorongan reformasi ambisius Arab Saudi yang ditujukan untuk menyesuaikan diri dengan era pasca-minyak.
Arab Saudi pun terlihat ingin memperbaiki reputasi global yang dihantam oleh catatan kelam soal hak asasi manusianya.
"Raja Salman bin Abdulaziz al Saud telah mengeluarkan sebuah keputusan yang mengizinkan penerbitan lisensi pengemudi untuk wanita di kerajaan tersebut," demikian bunyi siaran televisi pemerintah Arab Saudi.
"Keputusan tersebut akan mulai berlaku pada Juni 2018."
Arab Saudi akan menggunakan "masa persiapan" sampai kemudian memperluas fasilitas perizinan dan mengembangkan infrastruktur untuk mengakomodasi jutaan pengemudi baru.
Ulama konservatif di Arab Saudi --kerajaan absolut yang diperintah menurut undang-undang syariah, telah lama mendukung larangan tersebut.
Mereka beralasan meniadakan larangan itu akan memicu persetubuhan. Sementara, pendapat lain menyebut, mengemudi dapat berpengaruh buruk bagi indung telur wanita.
Sebelum ini, telah banyak aktivis hak-hak perempuan dipenjara karena mencela larangan tersebut.
Pengumuman kali ini tentu mengejutkan dan disambut secara luas, baik di dalam maupun di luar negeri.
"Hari yang mulia. Aku tidak dapat menahan air mataku," demikian bunyi komentar di akun Twitter anggota dewan Shura Saudi Latifah Alshaalan.
"Selamat kepada para wanita di tanah airku."
Aktivis Manal al-Sharif, yang memimpin gerakan protes "Perempuan2Drive" tahun 2011, juga mengunggah komentar di Twitter.
"Hari ini, negara terakhir di bumi mengizinkan perempuan mengemudi. Kami melakukannya."
"Ini adalah kesaksian atas keberanian aktivis perempuan yang telah berkampanye selama bertahun-tahun," kata pengawas hak asasi manusia Amnesty International.
"Arab Saudi akhirnya menyerah dan memutuskan untuk mengizinkan perempuan mengemudi," sambungnya.
sumber
Wanita Arab Saudi Akan Dibolehkan Menyetir Kendaraan Mulai 2018
Quote:
Riyadh - RajaSalman dari Arab Saudi memerintahkan pencabutan larangan bagi kaum perempuan untuk mengemudikan kendaraan.
"Dekrit kerajaan akan memerintahkan penerapan peraturan lalu lintas, termasuk dikeluarkannya surat izin mengemudi bagi kaum laki-laki dan perempuan," demikian pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).
Ditambahkan pula bahwa peraturan baru tersebut harus sesuai dengan hukum Islam, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.
Menurut SPA hampir semua anggota dewan pakar agama mendukung keputusan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat di Washington DC menyambut baik perkembangan ini dengan menyebutnya sebagai 'langkah ke arah yang benar'.
Perintah yang mulai diberlakukan mulai Juni tahun depan tersebut dikeluarkan setelah kaum perempuan dan para pegiat hak asasi manusia mengajukan keberatan selama bertahun-tahun.
Saudi adalah satu-satunya negara di dunia yang melarang kaum perempuan untuk menyetir kendaraan.
Beberapa perempuan didenda dan dipenjara karena melakukan aktivitas tersebut.
Pekan lalu, seorang ulama Saudi memicu kemarahan setelah mengatakan kaum perempuan terlalu bodoh untuk mengendarai mobil.
sumber
"Dekrit kerajaan akan memerintahkan penerapan peraturan lalu lintas, termasuk dikeluarkannya surat izin mengemudi bagi kaum laki-laki dan perempuan," demikian pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA).
Ditambahkan pula bahwa peraturan baru tersebut harus sesuai dengan hukum Islam, namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.
Menurut SPA hampir semua anggota dewan pakar agama mendukung keputusan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat di Washington DC menyambut baik perkembangan ini dengan menyebutnya sebagai 'langkah ke arah yang benar'.
Perintah yang mulai diberlakukan mulai Juni tahun depan tersebut dikeluarkan setelah kaum perempuan dan para pegiat hak asasi manusia mengajukan keberatan selama bertahun-tahun.
Saudi adalah satu-satunya negara di dunia yang melarang kaum perempuan untuk menyetir kendaraan.
Beberapa perempuan didenda dan dipenjara karena melakukan aktivitas tersebut.
Pekan lalu, seorang ulama Saudi memicu kemarahan setelah mengatakan kaum perempuan terlalu bodoh untuk mengendarai mobil.
sumber
Sejarah baru untuk perempuan Saudi.
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
12.5K
Kutip
96
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan