Sudah semakin surut tensi nya, sejak september pertengahan 2016. Dibandingkan di awal-awal juli 2016 ,sangat menyeruak, viralnya debat kembali antara pendukung bumi bulat vs pendukung bumi datar. Kini fasenya sudah anti klimaks, kelewat puncaknya, emosi, energi, pulsa kuota data debaters sudah di gerus habis, baru nyadar bahwa : "konspirasi bertopeng konspirasi" sedang bekerja memecahbelah Persatuan bangsa. Mengalihkan isu politik terkini. Well. Nice trick.!!

Saat mungkin sebentar lagi tarif dasar listrik atau harga GAS tiba2 akan melonjak, tetep saja ada beberapa gelintir orang 'membara' memperdebatkan Bentuk Bumi.

Siapa mengalahkan siapa? Saudara se bangsa saling memaki, dan menjatuhkan. .. Apa yang didapat? Dan siapa yang kalian untungkan???

Coba di kaji ulang sobat, kalian keluar uang buat beli pulsa, internetan hanya buat jabanin debat kusir??? Bentuk bumi??? Wow..!! Hebat benar dalang konspirasi itu.

Lagi2...dan lagi2...mudahnya ter provokasi.

Belajar dari kejadian yang baru saja dan masih sedang berlanjut,(debat kusir), smoga prioritas Hidup kita tidak terlewatkan, demikian pula kesadaran untuk "kembali bersatu" harus segera di jembatani berbagai pihak.

Saatnya kini berhemat pulsa,energi, tenaga, dan emosi, untuk digunakan pada hal-hal yang lebih nyata, dan membawa dampak baik bagi lingkungan sekitar kita.

Okelah bumi memang Datar. Terima saja.
Atau, okelah bumi ini bulat, terima.
Dan bila 'elit global' memang ada, tinggal sekarang tugas kalian sebagai generasi bangsa Indonesia untuk mencegah berkembangnya sistem elit yang 'merugikan rakyat' tersebut.

Tinggalkan debat kusir, jauhi provokasi, Persatuan bangsa lebih dikedepankan.

MEA, Masyarakat Ekonomi Asean sudah di depan mata.... persiapkan diri lebih kreatif, waspadai 'sumber' konflik yang bisa memecah belah Bangsa.

Kalah atau menang debat, tetaplah itu hanya sebuah 'pencapaian semu'. Jauhi sikap saling membenci. Cuekin saja semua bentuk provokasi.

Intinya, ayo kembali bersatu, untuk Indonesia yang lebih Sejahtera.
#damai itu indah... dan tetap Waspada. Mari kita perbaiki nasib nilai tukar rupiah..