guritamerahAvatar border
TS
guritamerah
Kisah Inspiratif dari Pemilik Makaroni Ngehe
Cemilan makaroni goreng dari jaman SD tuh udah paling mantab banget. Murah, enak, banyak, jadi habisnya lama. Hemat!

emoticon-Matabelo



Kalo agan tinggal di Jabodetabek dan suka nyemil, pasti tau Makaroni Ngehe dong. Di Depok, ane liat ngantrenya panjang banget bahkan yang antre sampe abang-abang ojek online semua gitu. Di tempat lain juga kalo ane lewat tokonya, banyak banget yang lagi antre mau beli. Ane juga udah pernah cobain beberapa kali, enak sih pedes-pedes gitu karena ane pesen yang pedes.

Di balik suksesnya Makaroni Ngehe, ternyata nama Ngehe ini asalnya dari perjalanan hidup sang pemilik, Ali Muharam. Ali yang berusia 31 tahun asal Tasikmalaya, Jawa Barat ini bercerita kalo sebelum dia sukses dengan bisnis makaroni ini, dia udah menjalani pahit manisnya hidup.



Berawal ingin mengadu nasib ke Jakarta, Ali bekerja sebagai Office Boy di Bogor tahun 2004 sambil menunggu ada lowongan di Jakarta. Ali yang hanya lulusan SMA ini bekerja bersih-bersih, kadang masak, dan belanja kebutuhan.

Sampai suatu hari Ali bisa buka usaha warung makan di kantor bank di Jakarta. Usaha warung makan ini ia jalankan sendiri, mulai dari belanja, masak, sampai melayani pelanggan sampai akhirnya ia nggak mampu.

Setelah selesai usaha warung makan, ia pun bekerja jaga toko baju di Blok M, tapi ditempatkan di Kelapa Gading. Namun karena ngekos di Jakarta Pusat, ongkosnya pun jadi besar banget, yakni Rp 20ribu transport di luar makan, sedangkan gajinya hanya Rp 900ribu. Sampai akhirnya dia pernah nggak makan siang karena kehabisan uang dan ada penjaga toko lain yang lihat, ia pun dibagi makanan dan menurutnya itu jadi makan siang terbaiknya.

Bermodal pinjaman Rp 20 juta dari temennya, ia nekat memulai usaha Makaroni Ngehe di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Berawal dari toko kecil berukuran 2x3,5 meter, konsep warna toko, tata cahaya sampai masak dan melayani pembeli semua dia lakuin. Tidur pun menyatu dengan dapur di toko pertamanya itu.



Usahanya nggak sia-sia, mulai dari omzet Rp 30ribu sehari, akhirnya saat 8 bulan usaha jalan, ia bisa mengembalikan pinjaman ke temennya sebesar Rp 20 juta. Sampai akhirnya dia beraniin buat buka cabang bahkan sekarang udah merambah ke berbagai kota dan telah mempekerjakan 400 orang. Bahkan sampai menghabiskan makaroni 30 ton per bulannya.

Intinya gan, kita harus pantang menyerah kalo emang mau berhasil menjalankan sebuah usaha. Kuncinya juga di inovasi yang beda dengan produk lainnya gan. Nggak ada kata menyerah untuk sebuah kesuksesan bukan? emoticon-Toast

Sumur
0
34.6K
180
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan