Quote:
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Supiadin Aries Saputra mengapresiasi keberhasilan Polri dalam mengungkap dan menangkap komplotan penyebar berita hoaks dan ujaran kebencian SARA menamakan diri Saracen. Ia menyebut Saracen hanya boneka dan di belakang mereka diduga ada komplotan yang ingin menghancurkan keutuhan bangsa Indonesia.
"Kami mengapresiasi keberhasilan Polri mengungkap pelaku siber gelap. Pelaku kejahatan siber kan sulit dilacak, sementara kita tahu virusnya sudah menyebar dengan cepat di jagat maya," ujarnya kepada awak media di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (24/8/2017).
Namun begitu, Supiadin menekankan bahwa tugas Polri belum selesai. Masih banyak di luar sana penyedia jasa menyebar kabar bohong untuk mengadu domba rakyat Indonesia. Hal inilah yang menurutnya perlu diwaspadai para pengguna media sosial.
Komplotan Saracen sendiri diketahui punya 800 ribu akun di media sosial yang diduga sering digunakan untuk menyebar hoaks dan isu SARA. Fakta ini dilihatnya sebagai bukti nyata proxy war atau perang terselubung menggunakan pihak ketiga sudah merambah ke Indonesia.
Supiadin mengatakan, Saracen itu baru satu di antara banyak lagi komplotan pengadu domba rakyat yang beraksi dengan menyebar hoaks dan ujaran kebencian. Dia juga menilai bahwa Saracen hanya boneka untuk menyebarkan berita-berita tidak benar.
Di belakang mereka ada orang atau sekelompok orang yang sedang berkomplot untuk menghancurkan kesatuan NKRI dan keutuhan bangsa ini.
"Cyber crime ini tidak lepas dari proxy war. Asimetrik warfare yang ujung tombaknya melalui proxy war. Dalam arti menyebar berita hoax lewat boneka. Saracen lah boneka itu," tukas mantan Pangdam Iskandar Muda itu.
Oleh karena itu, Saipudin mengingatkan masyarakat Tanah Air harus lebih cerdas lagi dalam menerima, menyikapi dan membagikan informasi di media sosial. Ia menyarankan, jangan semua kabar ditelan bulat-bulat, setiap informasi perlu dipastikan dulu kebenarannya.
(sal)
https://news.okezone.com/read/2017/0..._campaign=news