TAK semua orang berkesembatan menjadi Paskibraka. Tak heran bila begitu bangganya seorang gadis Tionghoa pembawa bendera Merah Putih di HUT ke-72 RI.

Masih langka. Begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan pelajar dari etnis Tionghoa terlibat menjadi Paskibraka. Apalagi didaulat sebagai pembawa bendera Merah Putih. Seperti itu yang terjadi di Sumatera Selatan di perayaan HUT ke-72 RI.

Meskipun menjadi pembawa bendera di tingkat provinsi, tapi tak mengurangi rasa bangga, apalagi dari Tionghoa. Seperti itulah kira-kira perasaan Sheren Valentia, pembawa baki bendera pusaka di Halaman Griya Agung Palembang, Kamis, 17 Agustus 2017.

Sheren adalah gadis kelahiran Palembang pada 14 Februari 2001. Saat ini tercatat sebagai siswi SMA Xaverius Kota Lubuklinggau. Lahir dari pasangan Liu Senglai dan Fitri Komarudin sebagai sulung dari dua bersaudara.

Tak ada perbedaan sama sekali yang dirasakan, meskipun sebagai Tionghoa. Dengan percaya diri membawa Sangsaka Merah Putih di hadapan warga Sumatera Selatan. Langkah tegapnya menaiki satu per satu anak tangga.

Lalu, menerima bendera Indonesia dari Alex Noerdin, Gubernur Sumatera Utara. Membawanya untuk dikibarkan menjelang detik-detik proklamasi. Keterlibatan sebagai anggota Paskibraka membuatnya bangga. Bisa ikut mengisi kemerdekaan Indonesia.

Kesempatan itu, merupakan pengalaman yang mungkin tak bisa dilupakan oleh Sheren, menjadi bagian pasukan bergengsi dalam setiap perayaan HUT RI. Berkontribusi untuk bangsa dan negara sebagai etnis Tionghoa.

Langkah Sheren itu mengikuti jejak Maria Felicia Gunawan, siswi BPK Penabur Gading Serpong, yang berhasil menjadi pembawa bendera Merah Putih pada tahun 2015. Hanya saja Felicia lebih beruntung, karena menjadi Paskibraka di Istana Merdeka.


http://indochinatown.com/daerah/gadi...-ke-72-ri/2476

pembawa bendera gan