Bukan pindah tugas, melainkan menempuh pendidikan S-2 di University of Leeds London, Inggris selama setahun.
Tes yang diikuti polisi wanita (Polwan) berusia 23 tahun ini beberapa waktu lalu, lulus dan dapat beasiswa jurusan transport planning.
Sebelumnya, ketika lulus Akpol 2015, Lili langsung ditempatkan di Polda Kaltim. Dengan tugas awal sebagai kepala SPK Polres Balikpapan, kemudian Kanit Dikyasa dan Kanit Regident.
Di Polda Kaltim, Lili tercatat satu-satunya polisi keturunan Tionghoa yang muslim. Anak kedua dari tiga bersaudara ini lahir di Jakarta namun besar di Jepara, Jawa Tengah.
Garis keturunan Tionghoa didapatkan Lili dari ibunya, Sri Astuti yang lahir di Jepara. Namun besar di Kabupaten Sintang, Kalbar.
Kakek dan nenek Lili penduduk asli Sintang. Sedangkan ayahnya, Jonni Amidal asli Sumatra Barat.
Menjelang keberangkatan Liliana, sempat diumumkan dalam sebuah apel rutin yang dipimpin oleh Kapolres Balikpapan AKBP Jeffri Dian Juniarta yang dihadiri jajarannya.
“Mudah-mudahan selama proses belajar di London akan banyak ilmu yang diserap. Saya atas nama rekan-rekan mengucapkan selamat,”ungkap Jeffri, seperti diberitakan Kaltim Post (Jawa Pos Group).
Liliana merupakan sosok perempuan yang mudah bergaul. Itu juga tuntutan tugas, yang harus kerap bercengkerama dengan masyarakat. Dari keluarga besarnya, hanya dia yang menjadi polisi.
“Baru saya (menjadi penegak hukum), paling banyak jadi pedagang,” tuturnya. Keseharian keluarga besarnya di Sintang menggunakan bahasa “Khek”. Bahasa daerah yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari.
Dari cerita orangtuanya, dulu hendak menikah sangat susah. Ini dikarenakan, ibunya keturunan minoritas.
“Cerita Amoi (panggilan ibu) dulu susah menikah kalau berbeda etnis, namun akhirnya jadi juga,” tuturnya, tersenyum.