Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

puanazzzbunkAvatar border
TS
puanazzzbunk
3 Syarat Utama Untuk Menjadi Seorang Pendakwah


Beberapa minggu terakhir ini, media sosial dihebohkan dengan ustadz/ ustadzah yang materi dakwahnya kontroversial. Seperti kenikmatan surga adalah pesta seks, anjuran untuk tidak menjadi dokter hewan bagi seorang muslim, mengaitkan operasi cesar dengan gangguan jin, dan lainnya.

Dalam menyiarkan dakwah berupa kebaikan dan kebenaran, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.



Menurut Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, Rafani Achyar, ada 3 syarat utamaseseorang bisa disebut ustadz/ mubaligh/ dai'i/ pendakwah:

1. Tafaqquh fiddin, mendalami ilmu agama yang memadai.

2. Memahami ilmu komunikasi, yakni menguasai teknik ceramah, berpidato, supaya pesan-pesan yang disampaikan tepat sasaran

3. Memberikan contoh atau teladan yang baik. Ingat, umat nggak cuma mau dapet nasihat atau tausiah secara lisan, tapi juga dalam perbuatan.

Gimana cara memenuhi syarat-syarat itu?
Sebaiknya, pendakwah mengikuti pelatihan seperto pelatihan mubaligh dan desiminasi dakwah yang diselenggarakan Muhammadiyah. Selain itu juga bisa ikut program pelatihan yang mengajarkan pemahaman agama, teknik komunikasi dan contoh teladan di Komisi Dakwah MUI Jabar.

Tujuannya?
Jelas, untuk menghindari munculnya ustadz karbitan yang marak belakangan ini. Buat yang belum tau, ciri-ciri ustadz karbitan adalah tafaqquh fiddin-nya lemah, pemberian contoh ke masyarakat juga nyaris nggak ada. Akhirnya dakwah lebih menonjolkan hiburan, banyolan, lelucon.

Selain itu, banyak mubaligh yang wara wiri di televisi terkadang hanya mementingkan penampilan, mulai dari gayanya, pakaiannya atau wajahnya. Sedangkan pesan yang disampaikan hanya hasil menghafal, bukan pemahamannya.

Padahal, target dakwah sebenarnya adalah wa qullu qaulan baligho, katakanlah dengan perkataan yang baligh (pesannya bisa sampai, kemudian berbekas). Nah karena ini bisa akan menjadi kenyataan dalam hidupnya.

Dari masyarakat sendiri pun harus mengubah pola pikirnya dengan mendengarkan ceramah dari mubaligh yang lebih menekankan pada konten dan substansi, bukan bumbu-bumbu hiburan, banyolan dan penampilan.

Saat in pun MUI sedang berkoordinasi dengan Kemenag dan pihak terkait untuk menstandarisasi dai atau ustadz yang ada di TV. Ke depannya, ustadz yang ada di TV dan media massa lainnya harus direkomendasikan oleh lembaga yang kredibel jadi materi yang disampaikan bisa dipertanggungjawabkan dan nggak bikin heboh masyarakat.

0
25.6K
102
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan