berisaAvatar border
TS
berisa
Terbukti.....Dibanding Ateis, Orang Beragama Kurang berpikir Logis


Sebuah studi mengatakan bahwa cara pandang orang religius atau beragama didominasi oleh emosi bukan berpikir secara analisis. Maka dari itu, jangan heran kalau mereka tetap berpegang teguh pada kenyakinan sekalipun ada pembuktikan secara ilmiah bahwa kepercayaannya salah.

“Dorongan emosional yang kuat membuat orang beragama merasa lebih percaya terhadap kenyakinannya. Semakin banyak kebenaran moral yang mereka lihat dalam kehidupan akan semakin mendorong pemikiran mereka untuk mempercayai, “ kata associate profesor filsafat Antony Jack yang juga terlibat dalam penelitian tersebut seperti dimuat dailymail.co.uk, Jumat (28/7/2017).

Kondisi itu berbanding terbalik dengan orang ateis atau yang tidak mempercayai adanya Tuhan. Menurut studi tersebut seorang militan ateis justru berpikiran negatif terhadap agama karena cara pandang mereka didominasi dengan pola pikir analisis.

Studi kemudian memperingatkan rasa empati atau emosi yang tidak terkendali dari seseorang justru dapat berbahaya. Mereka bisa melakukan tindakan teror yang dianggapnya merupakan tindakan sangat bermoral.

“Teroris dengan tindakan terornya percaya bahwa yang dilakukannya adalah tindakan bermoral tinggi. Mereka percaya bahwa tindakannya benar dan untuk melindungi sesuatu yang sakral,” ujar Antony Jack.

Tak hanya teroris, menurut studi ini, kasus yang sama dapat terjadi pula saat pemilihan Presiden AS awal tahun ini. Hasil penelitian mengatakan bahwa pendukung Trump secara emosional memilih dia menjadi presiden Amerika tanpa memperhatikan fakta-fakta yang ada.

Tim kampanye Donald Trump pun memanfaatkan kekuatan emosi rakyat Amerika sehingga mengantar Trump menjadi orang nomor 1 di Negeri Paman Sam.

“Basis pendukung Trump didominasi oleh laki-laki dan perempuan yang tergolong religius,” tulis studi tersebut.

Dua jaringan pada otak manusia

Berdasarkan penelitian ini manusia memiliki dua jaringan di otak. Pertama adalah jaringan untuk empati dan kedua jaringan berpikir analisis. Dua jaringan ini kemudian saling memberikan tekanan satu sama lain.

Pada manusia sehat proses berpikir seseorang menggunakan dua jaringan itu. Mereka dapat menggunakan dua jaringan tersebut secara bergantian sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi.

Nah, untuk orang yang taat beragama atau religius jaringan empati menjadi yang paling dominan. Sementara itu, bagi mereka yang tidak beragama jaringan berpikir analisis memegang peranan penting dalam hidupnya.

Itulah mengapa orang-orang religius amat mementingkan moralitas sedangkan panganut ateis lebih mendengarkan pesan atau informasi yang masuk akal atau logis.

Di sisi lain, seorang ateis militan tidak bisa melihat hal positif dari agama. Hal ini karena mereka melihat agama dalam kehidupannya bertentangan dengan pendekatan ilimiah dan cara berpikir yang analitis.

Studi yang diselenggarakan oleh Case Western Reserve University dan dipublikasi di jurnal agama dan kesehatan ini melibatkan 900 orang sebagai partisipan atau sampel penelitian.

Mayoritas peserta diidentifikasi sebagai orang Kristen dan ateis. Partisipan beragama Yahudi, Budha, Hindu, Islam, dan agama lain juga ikut dalam penelitian ini.

Mereka melalui serangkain tes untuk menjawab soal-soal tentang nilai-nilai dogmatisme, empati dan aspek penalaran analitis.

Hasil tes menunjukkan bahwa partisipan beragama secara keseluruhan memiliki tingkat dogmatisme, empati, dan dorongan sosial yang tinggi. Adapun orang yang tidak beragama memiliki penalaran analitik yang lebih baik.

Studi juga menunjukkan, berkurangnya empati di kalangan ateis karena nilai-nilai dogmatis di masyarakat makin meningkat.

Sumber : DailyMail


Warning: Hasil diatas berdasarkan studi para peneliti, apabila ada kesamaan bukanlah disengaja, Jangan Baper.



Diubah oleh berisa 07-08-2017 06:18
0
75.5K
789
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan