fahmijaya99Avatar border
TS
fahmijaya99
Misteri Angker di Balik Kota Raksasa Meikarta


NUSANTARANEWS.CO

Jika sempat membuka-buka halaman di sejumlah media cetak nasional, dalam beberapa pekan terakhir Anda akan mendapati iklan besar-besaran penjualan apartemen di kota Meikarta. Begitu juga jika berkunjung ke mal-mal yang dimiliki oleh Lippo Group, Anda malah akan mendapati kounter penjualan kota Meikarta.

Promosi kota yang akan dibangun oleh kelompok usaha milik taipan James Riady itu sangat gencar. Di harian Kompas mereka memasang iklan display dua halaman berwarna. Sementara di harian Media Indonesia (22/5) bahkan sampai lima halaman berwarna.

Desain, visual dan promosi yang dijanjikan sangat menarik. Inilah sebuah kota di Cikarang, Bekasi, kawasan yang tengah berkembang pesat dan dijanjikan akan menjadi kota paling modern, terindah dengan infrastruktur terlengkap di Asia Tenggara.

Bukan hanya itu yang dijanjikan oleh Lippo. Kawasan seluas 500 hektar itu juga terhubung dengan berbagai moda transportasi yang kini tengah dibangun pemerintah, antara lain kereta api cepat Jakarta-Bandung. Belum lagi sederet fasilitas seperti pembangunan Patimban Deep Seaport, pembangunan bandara internasional Kertajati, dan pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated Higway.

Baca: Proyek Meikarta, Lippo Sebut Akan Sulap Cikarang Seperti Kota Shuenzen Tiongkok

Siapa yang tidak tergiur? Media memberitakan ketika dilakukan penjualan perdana pada 13 Mei di Orange County Lippo Cikarang, para calon pembeli datang berduyun-duyun. Tapi jangan dulu buru-buru memutuskan membeli sebelum sepenuhnya mendapatkan dan memahami informasi produk yang akan anda beli.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengaku terkejut ketika mengetahui Lippo Group sudah memasarkan “kota baru” tersebut. Berdasarkan data dari Provinsi Jabar, Meikarta belum mempunyai izin. Dalam tata ruang provinsi, “kota“ tersebut juga tidak ada dalam perencanaan.

Pemprov Jabar mempunyai rencana tata ruang berupa pembangunan kota Metropolitan Bogor-Depok-Bekasi-Karawang dan Purwakarta (Bodebekarpur) untuk mengimbangi pertumbuhan Jakarta.

Jadi bagaimana mungkin tiba-tiba muncul “kota raksasa” Meikarta ? Ini sungguh sebuah “keajaiban” baru di pinggiran paling Timur Kabupaten Bekasi. Sebuah proyek raksasa senilai Rp 278 triliun dan merupakan proyek terbesar sepanjang 67 tahun sejarah berdirinya Lippo, tiba-tiba bisa menyembul begitu saja dari muka bumi. Diperlukan sebuah kepiawaian “sulap“ tingkat super tinggi untuk mewujudkannya.

Negara dalam negara

Dalam siaran pers yang disampaikan kepada media, Lippo Group menyebutkan persiapan kota Meikarta sudah dimulai sejak 2014. Pada tahap pertama lahan yang akan dibangun seluas 22 juta m2 untuk perumahan sebanyak 250 ribu unit dan dapat menampung 1 juta jiwa. Diharapkan Desember 2018 sudah siap huni.

Harga tanah di kawasan Meikarta dihargai Rp12.5 juta/m2. Menurut mereka, 50 persen lebih rendah harga di koridor Bekasi-Cikarang yang sudah mencapai Rp 18-20 juta/m2. Harga ini jauh lebih tinggi dan berlipat dibandingkan dengan beberapa lokasi di Kota Bandung. Pembangunan fisik sudah mulai dilakukan sejak Januari 2016, dengan membangun sekaligus 100 gedung pencakar langit dengan tinggi masing-masing 35-46 lantai.

Perencanaannya sungguh sangat matang dan terencana. Tapi sekali lagi yang mengherankan kok bisa-bisanya Pemprov Jabar dan Pemkab Bekasi tidak tahu dan belum pernah mengeluarkan izin. Wagub Jabar Deddy Mizwar saking kesalnya sampai menyebut “Lippo seperti Negara dalam Negara.”

Gaya yang dilakukan oleh Lippo mengingatkan kita pada para pengembang besar di proyek reklamasi Teluk Jakarta. Para pengembang di kawasan ini juga sudah mengiklankan produknya sampai ke media-media di Cina, padahal perizinannya belum tuntas. Mereka agaknya masuk dalam kelompok pengusaha yang menganut paham “Jual dulu, izin baru diurus kemudian.”

Baca: Mantan Anggota DPR: Konglomerat dan Pengembang Ingin Singkirkan Pribumi

Nilai total keseluruhan proyek di Teluk Jakarta untuk lahan seluas 5.100 hektar diperkirakan mencapai Rp 500 triliun, sementara Meikarta sebesar Rp 278 triliun. Bila proyek tersebut telah jadi , nilai ekonomisnya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan kali lipat.

Namun harap dicatat reklamasi Teluk Jakarta dilakukan oleh 9 pengembang, sementara Meikarta adalah proyek Lippo yang menggunakan dana sendiri dengan menggandeng beberapa partner asing. Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya kekuatan bisnis kelompok usaha yang dirintis oleh taipan Moctar Riady ini.

Proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung

Coba perhatikan harga tanah yang ditawarkan oleh Lippo Rp 12.5 juta/m2. Angka ini sungguh fantastis. Mengapa bisa begitu mahal? Alasan Lippo karena mempunyai banyak akses transportasi. Salah satunya adalah jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung.

Masih ingat soal kontroversi rencana pembangunan jalur Shinkansen sepanjang 142 Km ini? Direktur PT KAI (waktu masih menjabat), Ignasius Jonan adalah penentang keras proyek tersebut. Menurutnya proyek ini tidak berkeadilan dan tidak ada urgensinya dibangun. Apalagi bila proyek tersebut dibiayai dengan dana APBN.

Artikel selanjutnya dapat dibaca di http://nusantaranews.co/misteri-angk...sasa-meikarta/
nona212
nona212 memberi reputasi
1
9.9K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan