Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

binuncarimamanAvatar border
TS
binuncarimaman
Bupati Purwakarta Miris Melihat Banyaknya Kasus Bunuh Diri


INFO PURWAKARTA - Sebabnya, untuk menghidari terjadinya kasus bunuh diri di kalangan anak muda perkotaan, Kang Dedi menawarkan solusi dengan cara membentuk masyarakat komunal.

Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengaku miris melihat semakin banyaknya aksi bunuh diri belakangan ini. Apalagi para pelakunya didominasi kalangan anak muda yang potensial.

Kang Dedi, sapaan akrab Bupati, mengidentifikasi sejumlah faktor penyebab kenapa seorang anak melakukan tindakan nekad itu. "Pertama disebabkan benda, kedua orang, dan ketiga makhluk," ujarnya, Minggu, 30 Juli 2017.



Seorang anak remaja yang lahir dari keluarga tak mampu misalnya, ada yang nekad bunuh diri hanya karena terobsesi atau ingin memiliki gawai. Dia merasa tertekan dan ketika kawan-kawannya memiliki gawai dan gawainya bermerk mahal, sementara dirinya tak punya, lalu nekad minta sama orang tuanya. "Karena orang tuanya tak memiliki duit yang cukup, kemauan anaknya kontan tak terkabulkan. Si anak pun putus asa dan nekad bunuh diri," ucap Kang Dedi.

Lalu ada kisah anak muda yang sngat cinta kepada seorang perempuan idamannya. Tetapi, cintanya tak ditolak mentah-menyah. "Si pemuda yang pikirannya pendek itu, lalu nekad bunuh diri dengan meminum racun serangga," tutur Kang Dedi.



Aksi bunuh diri yang dilakukan anak muda tersebut, lanjut Kang Dedi, ada juga yang disebabkan karena si anak mengidap penyakit psikopat atau senang menyendiri alias tidak gaul. Kasus bunuh diri tersebut juga kebanyakan dilakukan oleh anak muda perkotaan. "Anak-anak yang hidup di daerah perkotaan itu cenderung individualistik dan tekanan ekonominya tinggi, sehingga membuat si anak gampang frustasi," kata Kang Dedi.

Beda dengan anak-anak muda yang hidup di pedesaan. Gaya hidup mereka komunal dan sederhana dan tidak banyak tuntutan, sehingga tidak rentan terkena frustasi. "Sebabnya, hidup mereka bisa ngahenang-ngahening, ngeunah dahar-ngenah hees (senang, enak makan, dan tidur)," ujar Kang Dedi.

Karenanya, untuk menghindari terjadinya kasus bunuh diri di kalangan anak muda perkotaan, Kang Dedi menawarkan solusi dengan cara membentuk masyarakat komunal. Dengan cara tersebut, menurut Kang Dedi, anak-anak muda di perkotaan bisa dengan mudah berinteraksi, berkreasi, beradaptasi, dan mencari solusi dari semua persoalan hidup yang dialaminya, baik dengan sesama anak muda termasuk dengan orang tua. (*)

https://www.tempo.co/read/news/2017/...sus-bunuh-diri

=====================================================

Parah emoticon-Najis
0
1.8K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan