Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ezafahleAvatar border
TS
ezafahle
belajar dari sejarah para pemberontak bertopeng ayat
Fathoni, NU Online | Sabtu, 15 Juli 2017 14:46
Al-Zastrouw Ngatawi

Penggunaan ayat suci sebagai topeng untuk melakukan pemberontakan terhadap pemerintah yang sah, termasuk pemerintahan yang berbentuk khilafah Islamiyah, sudah terjadi sejak zaman khulafaur rasyidin. Seperti terlihat pada sejarah terbunuhnya khalifah Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.

Tersebutlah nama Abdullah bin Saba', seorang oposan dan pemberontak yang terus melakukan provokasi pada ummat Islam unt melakukan makar dan melawan semua kebijakan khalifah Utsman. Prpvokasi dilakukan dengan menggunakan ayat-ayat Qur'an.

Seperti di catat oleh para ahli sejarah Islam, ketika khalifah Utsman mengeluarkan kebijakan membuat ladang khusus untuk unta-unta sedekah yang terlarang unt umum, para oposan ini menentang dengan menggunakan QS. Yunus 59 sebagai alat legitimasi.

Berlagak sebagai pembela Islam dan penegak ayat suci mereka mendatangi khalifah Utsman. Dengan suara lantang dan garang mereka berkata: "Engkau membuat tanah terlarang yang dibatasi. Apakah engkau telah mendapatkan izin dari Allah untuk melakukan hal ini? Engkau telah melakukan tindakan yang mengada ada terhadap hal yang tidak ditentukan Allah."

Dengan tenang Khalifah Utsman menjawab: "ayat tersebut diturunkan dalam konteks yang lain, bukan dalam masalah seperti ini. Umar bin Khatthab sudah melakukan hal ini sebelumnya. Dia membatasi tanah khusus untuk unta-unta zakat lalu aku menambahnya untuk unta sedekah yang semakin banyak".

Para oposan yang sudah terpenjara teks dan mabok kekuasaan ini tidak dapat menerima penjelasan yang diberikan oleh khalifah Utsman. Mereka terus mengobarkan permusuhan dan fitnah pada pemerintah yang sah dengan mengobral ayat-ayat Qur'an, meski pemerintahan sudah berbentuk khilafah. Fitnah dan provokasi ini berujung pada pembunuhan khalifah Utsman.

Hal yang sama juga terjadi pada khalifah Ali bin Abi Thalib. Beliau wafat di tangan Abdurrahman ibn Muljam. Seorang muslim yang digambarkan oleh sejarawan Islam, Adz-Dzahabi, sebagai sosok ahli ibadah, hafal dan ahli baca Qur'an, hingga mendapat julukan al-Muqri'.

Pemahaman keagamaan yang tekstual skripturalis telah menimbulkan sikap keras pada diri Ibn Muljam, sehingga menganggap sayyidina Ali sebagai orang kafir yang layak dibunuh karena tidak menjalankan hukum Islam.

Semangat membunuh Sayyidina Ali ini makin berkobar ketika dia bertemu seorang perempuan cantik yang juga berniat makar krn demdam pada khalifah Ali.

Perempuan cantik ini bernama Qathami binti Syijnah. Dia dendam pada sayyidina Ali karena suadaranya terbunuh dalam perang Nahrawan. Perempuan ini mau dinikahi ibn Muljam dg syarat dia hrs membunuh sayyidina Ali.

Dengan semangat keislaman yang tekstual puritan dan didorong oleh semangat cinta yang membara, ibn Muljam semakin mantap niatnya "berjihad" membunuh sayyidina Ali yang dianggap kafir karena tidak menerapkan hukum Allah.

Pemahaman ibn Muljam ini berdasar pada ayat; "barangsiapa yang tidak menggunakan hukum sesuai dengan apa yang diturunkan Allah (qur'an/syari'at Islam), maka mereka itulah orang-orang kafir" (QS al-Maidah: 44).

Dalam kitab sejarah Islam disebutkan, saat membunuh Ali bin Abu Thalib ibn Muljam berkata: 'tidak ada hukum kecuali hukum Allah, hukum bukan milikmu dan orang-orangmu (wahai Ali). Kemudian dia mengutip QS Al-Baqarah, 207: "Dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridlaan Allah, dan Allah maha penyantun pada hambaNya".

Dengan mengutip ayat ini ibn Muljam merasa bahwa tindakannya membunuh sayyidina Ali merupakan pengorbanan diri untuk mendapat ridha Allah dan menjadi hamba yang disantuni Allah.

Tindakan ini menjadi cikal bakal tidak kekerasan yang dilakukan oleh kaum radikal intoleran. Mereka menggunakan ayat-ayat suci untuk makar dan melakukan tindak kekerasan terhadap kelompok lain yang tidak sepaham. Tindakan ini terus berulang dalam sejarah Islam hingga saat ini.

https://www.nu.or.id/post/read/79575/belajar-dari-sejarah-para-pemberontak-bertopeng-ayat
0
2.2K
14
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan