Inilah Kisah-kisah Kelam di Balik Gemerlapnya Dunia K-Pop
TS
yukepodotcom
Inilah Kisah-kisah Kelam di Balik Gemerlapnya Dunia K-Pop
WELCOME TO YUKEPO OFICIAL THREAD
Demam K-Pop merupakan salah satu gejala yang sudah merajalela sejak beberapa waktu silam. Demam ini hadir melalui produk-produk kebudayaan dalam bentuk boyband/girlband ataupun film drama-drama Korea yang banyak digandrungi oleh masyakat Indonesia. Popularitas para selebritis yang terlibat di dalamnya itu tentunya tidak semata-mata terjadi begitu saja, melainkan sudah melalui berbagai perjuangan yang akhirnya dapat mengantarkan mereka ke puncak popularitas.
Siapa sangka, ternyata kehebohan K-Pop itu menyimpan banyak kisah-kisah kelam yang beberapa di antaranya bahkan terkesan mengerikan jika kita melihat bagaimana K-Pop hadir sebagai produk yang menghibur masyarakat. Di bawah ini, kamu bisa baca beberapa informasi mengenai kisah-kisah tragis di balik gemerlapnya dunia K-Pop.
Spoiler for Dieksploitasi sejak kecil:
Sebelum terkenal sebagai selebritis, para calon artis K-Pop harus menandatangani kontrak di saat usia mereka masih 13 tahun. Mereka harus menjalani pelatihan yang berat selama kira-kira 10 tahun. Para agensi hiburan telah membuat para anak-anak yang berpotensi agar mau menandatangani kontrak ini entah bagaimana caranya, dan tidak ada jalan keluar dari kontrak ini selain membayar denda sebanyak tiga kali lipat dari biaya pelatihan, yang saking mahalnya bisa melebihi penghasilan yang dicapai setelah mereka menjadi selebritis.
Setelah mereka terkenal pun mereka tetap terikat dengan kontrak tersebut sehingga mereka dieksploitasi terus-menerus oleh agensi. Para agensi memang berusaha sebisa mungkin untuk memanipulasi hubungan kerja sama dengan berbagai muslihat, dan hal ini pun mulai dipermasalahkan oleh pihak hukum di Korea Selatan.
Spoiler for Dilecehkan secara seksual:
Pada tahun 2009, seorang aktris bernama Jang Ja-Yeon ditemukan telah bunuh diri di kamar apartemennya sendiri. Dia meninggalkan sebuah catatan yang mengatakan bahwa dia sudah lelah menjadi objek seksual dari eksekutif-eksekutif yang menginvestasikan uangnya pada agensi. Dia juga mengatakan dalam tulisannya bahwa jika dia menolak, dia akan dipukuli oleh manajernya tanpa kenal ampun.
Dilansir dari web.archive.org, polisi melakukan penggerebekan di kantor agensi Ja-Yeon, dan di lantai tiga mereka menemukan sebuah ruang rahasia yang kerap kali digunakan oleh para investor untuk mengeksploitasi para calon selebritis secara seksual. Berita semacam ini sebenarnya sudah tidak ditutup-tutupi lagi di Korea Selatan karena dua pertiga dari artis-artis K-Pop wanita memberi pernyataan bahwa mereka seringkali dipaksa untuk melakukan hubungan intim dengan para eksekutif atau politikus untuk mengembangkan karir mereka. Jika mereka mundur, mereka terpaksa harus membayar denda dengan jumlah yang sangat tinggi.
Spoiler for Kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh manajer:
Dilansir dari koreajoongangdaily.joins.com, dilaporkan bahwa sepertiga dari calon bintang K-Pop harus mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh para manajer yang tergabung dalam agensi. Satu dari sekian banyak pelaku pelecehan seksual itu adalah pria bernama Jang Suk-woo, seorang pelatih yang sempat bekerja untuk Open World Entertainment. Terhitung ada dua puluh laporan dari korban bahwa dia telah memerkosa para peserta didiknya, yang dilatih untuk menjadi bintang K-Pop.
Dia pun dijebloskan dalam penjara, meskipun dia hanyalah satu dari sekian banyak orang yang melakukan hal sama. Hanya saja, biasanya yang melaporkan kasus ini adalah orang-orang yang sudah didepak dari industri dan tidak mendapatkan popularitas yang dijanjikan pada mereka. Jadi, kemungkinan besar, orang-orang yang sudah mencuat namanya lebih memilih untuk tutup mulut.
Spoiler for Para selebritis K-Pop seringkali tidak mendapatkan uang yang pantas untuk jerih-perih mereka:
Sebelum artis K-Pop dapat membuat lagu yang hits, mereka tidak akan mendapatkan uang. Kebanyakan dari mereka harus hidup bersama dalam asrama dan hanya mengonsumsi mie instan untuk bertahan hidup. Peristiwa yang sangat miris pun sempat menimpa sebuah grup bernama Block B. Mereka sudah sempat mencuat namanya di Korea, namun mereka menyatakan bahwa pihak agensi sama sekali tidak membayar mereka dalam waktu setahun lamanya. Padahal, sebelumnya orang tua mereka dipaksa untuk mengeluarkan biaya sebesar ratusan juta agar anak-anak mereka dapat mendapatkan uang yang pantas atas jerih-payah mereka.
Bahkan, dalam kasus tertentu, para artis K-Pop harus mau melakukan hal yang sebenarnya tidak mereka inginkan agar mendapatkan uang. Kasus itu terjadi pada grup Stellar yang saking susahnya mendapatkan uang, sampai harus membagi makanan porsi satu orang untuk dimakan berempat. Mereka pun dipaksa oleh agensi untuk membuat video klip erotis agar mereka bisa meraup keuntungan.
Spoiler for Para artis K-Pop harus rela menjadi pesuruh:
Selama 10 tahun di kamp pelatihan, para calon artis harus hidup dalam situasi yang terisolasi dari dunia luar dan merasakan hidup seperti pesuruh. Mereka tidak diperkenankan untuk berpacaran, dan tidak boleh memiliki telepon. Mereka baru boleh kembali ke kehidupan sosial mereka setelah membuat lagu yang berhasil hits di pasaran.
Mereka tidak hanya menghabiskan waktu selama bertahun-tahun untuk berlatih menari, menyanyi, dan berakting saja. Mereka pun harus bekerja sebagai pesuruh yang diperintah-perintah oleh pihak manajemen. Seorang penyanyi K-Pop bernama Jo Kwon memberitahu kepada pers bahwa selama di kamp dia harus membuatkan kopi untuk para pejabat manajemen dan bahkan harus menyikat lantai. Perbudakan semacam itu pun sempat dibawa ke jalur hukum, namun tidak terlalu memberikan pengaruh yang signifikan.
Spoiler for Terkadang para artis K-Pop mengalami pemerasan setelah mereka sukses:
Bagi artis yang beruntung, mereka akhirnya bisa mendapatkan uang yang banyak dan dapat mengakhiri kontrak dengan membayar denda. Meskipun begitu, terkadang ada pihak agensi yang tidak ingin mengakhiri kontrak dengan memberikan ancaman-ancaman tertentu.
Dalam suatu kasus, ada seorang artis—yang identitasnya dirahasiakan—yang tengah hendak naik daun. Kebetulan pihak manajernya mengetahui bahwa kliennya itu adalah homoseksual. Dia pun memasang kamera tersembunyi di kediaman artis tersebut dan membayar seorang pria untuk menggoda sang korban. Manajer itu pun mengirim rekaman dari kamera tersembunyi kepada orang tua kliennya dan meminta uang sebesar 6 miliar rupiah jika artis tersebut tidak mau video itu disebarkan.
Peristiwa yang mirip pun sempat terjadi pada artis yang sudah mencuat namanya. Seorang artis K-Pop bernama Baek Ji-young sempat direkam oleh manajernya saat dia sedang melakukan hubungan intim. Video rekaman itu pun digunakan oleh manajernya agar Ji-young mau memperpanjang kontrak. Ji-young pun mengatakan kepada manajernya bahwa ancaman itu hanyalah gertakan saja. Tahu-tahunya, manajer Ji-young menyebarkan video itu di internet dan hal itu sempat membuat karir Ji-young menjadi berantakan. Manajer bernama Kim Seok-jin pun kabur ke Amerika Serikat saat Ji-young menuntutnya ke pengadilan.
Spoiler for Beberapa haters bisa sampai mengancam untuk membunuh:
Haters pada umumnya biasanya hanya melakukan serangan-serangan dengan kata-kata pedas di media sosial. Dalam dunia K-Pop, artis bernama Yunho bahkan nyaris mati keracunan akibat perbuatan haters. Seorang haters dengan sengaja memasukkan racun ke dalam minuman Yunho, namun dia sangat beruntung karena nyawanya bisa diselamatkan. Setelah itu, dia mengatakan bahwa butuh waktu yang sangat lama untuk kembali percaya pada orang lain selain dirinya.
Peristiwa pengancaman pembunuhan pun pernah menimpa Daniel Lee yang juga dipanggil dengan nama Tablo. Dia pernah memberi tahu orang-orang bahwa dia akan berkuliah di Universitas Stanford, Amerika Serikat. Ternyata pernyataan itu dianggap sebagai bualan oleh para haters-nya dan setelah itu dia sempat mendapat teror yang berisi ancaman pembunuhan. Bahkan ibunya pun sempat diserang oleh teror tersebut. Sangat berlebihan bukan?
Ternyata di balik kilaunya dunia K-Pop, terdapat kisah-kisah kelam yang meliputi para artis di dalamnya. Demi popularitas, mereka terkadang harus merasakan harga dirinya diinjak-injak oleh para pemilik modal yang menjanjikan karir mereka ke depannya.