Seminggu pasca lebaran, masyarakat Kota Malang digegerkan dengan munculnya baliho Red Army milik Mantan Walikota Malang, Peni Suprapto. Banyak masyarakat yang menduga munculnya baliho tersebut terkait dengan isu kebangkitan PKI (Partai Komunitas Indonesia) di Kota Malang, apalagi Red Army diidentikkan dengan Tentara Merah di Uni Sovyet dan RRC. Padahal dalam baliho tersebut terdapat kutipan bernada nasionalis, “Tegakkan pancasila kokohkan NKRI”.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa literatur menyebutkan bahwa, Red Army merupakan sebutan bagi mereka yang mengusung paham komunis atau setuju dengan paham tersebut.

Red Army dengan lambang bintang dan bendera merah pertama kali dipakai Uni Sovyet yang berpaham komunis untuk memberi label kepada tentara buruh dan pekerja mereka.

Tak hanya itu, foto-foto tentang baliho tentang Red Army di Kota Malang tersebut tersebar luas di berbagai lini sosial media. Seperti dalam postingan akun bernama Dynee Raharja.

Hingga pukul 14.30, Selasa, 4 Juli 2017 postingan dari melalui akun Dynee melalui Facebooknya tembus ke angka 3800 share dan 400 likes.

Dalam Caption-nya Dynee Raharja mempertanyakan apa ada korelasi baliho tersebut dengan kebangkitan komunisme di Indonesia.

Hal yang sama juga diungkapkan akun Facebook bernama Joko Baskoro “Mohon Klarifikasi Segera Bagi Yang Mengerti Masalah Ini, Apakah Betul Pasukan Komunis Tentara Merah ( Red Army ) sudah mendarat di Kota Malang? Dan inikah pemimpinnya?” tulis Joko Baskoro dalam Caption postingannya.

Isu viral kebangkitan PKI tersebut juga menarik atensi dari Mantan Kapolres Malang Kota AKBP Teddy Minahasa.

“Sudah saya suruh nyoplok balehonya. Kita ambil sisi positifnya yang terdapat pada kalimat tegakkan pancasila kokohkan NKRI,” tulis Teddy dalam komentarnya. (Red)

http://www.reportasemalang.co/dikait...ng-jadi-viral/