Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Siapa berpeluang memimpin Jawa Timur?

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar (kedua kiri) didampingi Pengasuh Pesantren Progresif Bumi Shalawat yang juga Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Agoes Ali Mansuri (ketiga kanan) membaca doa saat Musyawarah Kubro Ulama dan Kiai Pengasuh Pesantren se-Jawa Timur di Pesantren Bumi Sholawat, Lebo, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (25/5).
Poltracking Indonesia mengeluarkan hasil survei terbaru pemilihan gubernur Jawa Timur yang akan digelar pada Pilkada serentak 2018 mendatang. Hasil survei yang dilakukan pada 19-25 Mei lalu dengan melibatkan 800 responden memperlihatkan, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul mempunyai elektabilitas paling tinggi yakni 32,29 persen.

Posisi berikutnya ada nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (27,08 persen), Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (19,11 persen) dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (8,47 persen).

"Jika Pilkada Jawa Timur dilaksanakan sekarang, maka Saifullah Yusuf berpotensi unggul menjadi gubernur," ujar Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda saat peluncuran hasil survei 'Menakar Kandidat Potensial Pilkada Jawa Timur 2018 seperti ditulis Kompas.com.

Menurut Hanta, Gus Ipul menjadi figur kandidat yang paling dipersepsikan responden mampu memimpin Jawa Timur dan dinilai relijius. Selain itu, menurut survei, Saifullah mendapat penilaian kinerja cukup baik sebagai wakil gubernur. "Tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Gus Ipul sebagai wakil gubernur mencapai 59 persen," ujarnya.

Gus Ipul saat ini menjabat wakil gubernur Jawa Timur untuk kedua kalinya (2008-2013 dan 2013-2018). Dua kali menjabat ia berpasangan dengan Soekarwo.

Sementara Tri Rismaharini dipersepsikan sebagai pemimpin yang peduli, merakyat, jujur, antikorupsi, berani dan berprestasi. Risma saat ini menjabat sebagai Wali Kota Surabaya juga untuk kedua kalinya (2010-2015 dan 2015-2020).

Sedangkan Khofifah saat ini menjabat sebagai Menteri Sosial. Khofifah tercatat pernah dua kali ikut tanding di Pilgub Jatim namun ia kalah.

Hanta mengingatkan potensi terjadinya pergeseran pemilih masih sangat mungkin terjadi. Sebab, jadwal pelaksanaan Pilkada Jatim masih menyisakan satu tahun lagi. Apalagi, persentase swing voters di Jawa Timur mencapai 43,80 persen.

Peluang Risma dan Khofifah

Hingga saat ini empat nama di atas memang belum secara resmi mendeklarasikan bakal maju. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjadi penguasa di Jawa Timur atau punya 20 kursi di DPRD memang sudah menyatakan bakal mengusung Gus Ipul menjadi calon gubernur. Dukungan itu diungkapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pada Kamis (25/5/2017) lalu.

Pencalonan Gus Ipul itu, kata Muhaimin, atas aspirasi yang disampaikan para kiai se Jawa Timur. "Insya Allah Pilkada akan mengikuti apa perintah kiai atau ulama, apalagi seribu ulama minta seperti itu, maka saya minta DPW PKB Jawa Timur mengusung Saifullah Yusuf sebagai calon gubernur," kata Muhaimin seperti dilansiri detikcom.

Untuk mengusung calon gubernur, sebenarnya PKB bisa sendirian alias tanpa koalisi. Karena Peraturan KPU 9/2016 tentang Pencalonan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota, menyebut syarat pertama bagi partai yang ingin mengusung calon gubernur sendiri adalah harus memiliki jumlah perolehan kursi di DPRD di daerah pilkada sebanyak 20 persen. Dengan modal 20 kursi di DPRD Jatim, PKB memenuhi syarat itu.

Namun PKB tampaknya lebih memilih untuk berkoalisi dengan partai lain. Alasannya, PKB ingin menjaga kebersamaan dalam membangun Jawa Timur.

Penggalangan koalisi ini juga tampak dari digadang-gadangnya Gus Ipul ke sejumlah parpol seperti Nasdem, Golkar, dan PDI Perjuangan.

Dari tiga parpol itu, PDI Perjuangan tampaknya sudah mulai merespons. Menurut Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, untuk Pilgub Jawa Timur, partainya merasa lebih nyaman jika berkoalisi dengan PKB. "Maka di Jawa Timur ini, kami merasa lebih nyaman bersama PKB. Dan ini adalah sinyal baik," ujar Hasto.

Kenapa tidak mengusung Risma? Hasto punya jawaban. Partai pimpinan Megawati ini menginginkan Risma tetap berkonsentrasi mengurus Kota Surabaya. Selain itu, kata Hasto, "Bu Risma ingin menyelesaikan seluruh gagasan-gagasan besarnya terkait Surabaya sebagai kota manusiawi dan Pancasila."

Lalu bagaimana dengan Khofifah? Partai Gerindra, sebenarnya berkeinginan agar Khofifah mau dicalonkan menjadi calon gubernur Jatim.

Menurut Sekretaris DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Anwar Sadad, partainya saat ini memang ingin mencari nama selain Gus Ipul. Khofifah dinilai juga mempunyai basis massa NU yang kuat di Jawa Timur. Namun itu baru keinginan Gerindra. Bagaimana dengan Khofifah sendiri?

Berkali-kali ditanya soal rencana majunya, ia berkata singkat. "Saya rasa saya harus cek sound dulu. Cek sound adalah melihat survei yang harus dilakukan secara detail," ujarnya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...pin-jawa-timur

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Akankah Ahok ke LP Cipinang atau Salemba?

- Perampokan Daan Mogot, spesialis nasabah bank atau teroris?

- Komnas HAM, ulama, dan Google

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
985
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan