- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Balasan Post Afi Tentang 'Warisan' Ngena banget gan!
TS
cacing...
Balasan Post Afi Tentang 'Warisan' Ngena banget gan!
Selamat Sore Agan Dan Aganwaty.
Setelah beberapa waktu hiatus ane balik lagi gan. Ho ho ho.
Dan tentunya dengan thread menarik Yang akan kita bahas.
ha ha ha *ketawa syar'i
Apa Isi threadnya Kali ini.
Yuk check it out Cavers *cacinglovers
Setelah beberapa waktu hiatus ane balik lagi gan. Ho ho ho.
Dan tentunya dengan thread menarik Yang akan kita bahas.
ha ha ha *ketawa syar'i
Apa Isi threadnya Kali ini.
Yuk check it out Cavers *cacinglovers
Balasan untuk post Dari tema 'Warisan' yang di buat oleh Afi Nihaya
Quote:
Sebelumnya seorang Gadis yang ramai di perbincangkan oleh media belakangan ini membuat sebuah post yang berjudul 'Warisan'
Namun beberapa setuju dengan pemikirannya beberapa juga tidak gan. Seperti apa Isi postnya???
Cekitout!
Namun beberapa setuju dengan pemikirannya beberapa juga tidak gan. Seperti apa Isi postnya???
Cekitout!
Quote:
WARISAN Kebetulan saya lahir di Indonesia dari pasangan muslim, maka saya beragama Islam. Seandainya saja saya lahir di Swedia atau Israel dari keluarga Kristen atau Yahudi, apakah ada jaminan bahwa hari ini saya memeluk Islam sebagai agama saya?
Tidak.Saya tidak bisa memilih dari mana saya akan lahir dan di mana saya akan tinggal setelah dilahirkan.Kewarganegaraan saya warisan, nama saya warisan, dan agama saya juga warisan.
Untungnya, saya belum pernah bersitegang denganorang-orang yang memiliki warisan berbeda-beda karena saya tahu bahwa mereka juga tidak bisa memilih apa yang akan mereka terima sebagai warisan dari orangtua dan negara.
Setelah beberapa menit kita lahir, lingkungan menentukan agama, ras, suku, dan kebangsaan kita. Setelah itu, kita membela sampai mati segala hal yang bahkan tidak pernah kita putuskan sendiri.
Sejak masih bayi saya didoktrin bahwa Islam adalah satu-satunya agamayang benar.
Saya mengasihani mereka yang bukan muslim, sebab mereka kafir dan matinya masuk neraka.
Ternyata, teman saya yang Kristen juga punya anggapan yang sama terhadap agamanya.
Mereka mengasihani orangyang tidak mengimani Yesus sebagai Tuhan, karena orang-orang ini akan masuk neraka, begitulah ajaran agama mereka berkata.
Maka,Bayangkan jika kita tak henti menarik satu sama lainnya agar berpindah agama, bayangkan jika masing-masing umat agama tak henti saling beradu superioritas seperti itu, padahal tak akan ada titik temu.
Jalaluddin Rumi mengatakan, "Kebenaran adalah selembar cermin di tangan Tuhan; jatuh dan pecah berkeping-keping.
Setiap orang memungut kepingan itu,memperhatikannya, lalu berpikir telah memiliki kebenaran secara utuh.
"Salah satu karakteristik umat beragama memang saling mengklaim kebenaran agamanya.Mereka juga tidak butuh pembuktian, namanya saja "iman".
Manusia memang berhak menyampaikan ayat-ayat Tuhan, tapi jangan sesekali mencoba jadi Tuhan.
Usah melabeli orang masuk surga atau neraka sebab kita pun masih menghamba.Latar belakang dari semua perselisihan adalah karena masing-masing warisan mengklaim,
"Golonganku adalah yang terbaik karena Tuhan sendiri yang mengatakannya".Lantas, pertanyaan saya adalah kalau bukan Tuhan, siapa lagi yang menciptakan para Muslim, Yahudi, Nasrani, Buddha, Hindu, bahkan ateis dan memelihara mereka semuasampai hari ini?
Tidak ada yang meragukankekuasaan Tuhan. Jika Dia mau, Dia bisa saja menjadikan kita semua sama. Serupa. Seagama. Sebangsa.Tapi tidak, kan?
Apakah jika suatu negara dihuni oleh rakyat dengan agama yang sama, hal itu akan menjamin kerukunan?Tidak!Nyatanya, beberapa negaramasih rusuh juga padahal agama rakyatnya sama.
Sebab, jangan heran ketika sentimen mayoritas vs. minoritas masih berkuasa, maka sisi kemanusiaan kita mendadak hilang entah kemana.
Bayangkan juga seandainya masing-masingagama menuntut agar kitab sucinya digunakan sebagai dasar negara.
Maka, tinggal tunggu saja kehancuran Indonesia kita.Karena itulah yang digunakan negara dalam mengambil kebijakan dalam bidang politik, hukum, atau kemanusiaan bukanlah Alquran, Injil, Tripitaka, Weda, atau kitab suci sebuah agama, melainkan Pancasila, Undang-Undang Dasar '45, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam perspektif Pancasila, setiap pemeluk agama bebas meyakini danmenjalankan ajaran agamanya, tapi mereka takberhak memaksakan sudutpandang dan ajaran agamanya untuk ditempatkan sebagai tolok ukur penilaian terhadap pemeluk agama lainHanya karena merasa paling benar, umat agama A tidak berhak mengintervensi kebijakan suatu negara yang terdiri dari bermacamkeyakinan.
Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan pada anak cucu kita betapanegara ini nyaris tercerai-berai bukan karena bom, senjata, peluru, atau rudal, tapi karena orang-orangnyasaling mengunggulkan bahkan meributkan warisanmasing-masing di media sosial.
Ketika negara lain sudah pergi ke bulan atau merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan.Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir.
Tidak.Saya tidak bisa memilih dari mana saya akan lahir dan di mana saya akan tinggal setelah dilahirkan.Kewarganegaraan saya warisan, nama saya warisan, dan agama saya juga warisan.
Untungnya, saya belum pernah bersitegang denganorang-orang yang memiliki warisan berbeda-beda karena saya tahu bahwa mereka juga tidak bisa memilih apa yang akan mereka terima sebagai warisan dari orangtua dan negara.
Setelah beberapa menit kita lahir, lingkungan menentukan agama, ras, suku, dan kebangsaan kita. Setelah itu, kita membela sampai mati segala hal yang bahkan tidak pernah kita putuskan sendiri.
Sejak masih bayi saya didoktrin bahwa Islam adalah satu-satunya agamayang benar.
Saya mengasihani mereka yang bukan muslim, sebab mereka kafir dan matinya masuk neraka.
Ternyata, teman saya yang Kristen juga punya anggapan yang sama terhadap agamanya.
Mereka mengasihani orangyang tidak mengimani Yesus sebagai Tuhan, karena orang-orang ini akan masuk neraka, begitulah ajaran agama mereka berkata.
Maka,Bayangkan jika kita tak henti menarik satu sama lainnya agar berpindah agama, bayangkan jika masing-masing umat agama tak henti saling beradu superioritas seperti itu, padahal tak akan ada titik temu.
Jalaluddin Rumi mengatakan, "Kebenaran adalah selembar cermin di tangan Tuhan; jatuh dan pecah berkeping-keping.
Setiap orang memungut kepingan itu,memperhatikannya, lalu berpikir telah memiliki kebenaran secara utuh.
"Salah satu karakteristik umat beragama memang saling mengklaim kebenaran agamanya.Mereka juga tidak butuh pembuktian, namanya saja "iman".
Manusia memang berhak menyampaikan ayat-ayat Tuhan, tapi jangan sesekali mencoba jadi Tuhan.
Usah melabeli orang masuk surga atau neraka sebab kita pun masih menghamba.Latar belakang dari semua perselisihan adalah karena masing-masing warisan mengklaim,
"Golonganku adalah yang terbaik karena Tuhan sendiri yang mengatakannya".Lantas, pertanyaan saya adalah kalau bukan Tuhan, siapa lagi yang menciptakan para Muslim, Yahudi, Nasrani, Buddha, Hindu, bahkan ateis dan memelihara mereka semuasampai hari ini?
Tidak ada yang meragukankekuasaan Tuhan. Jika Dia mau, Dia bisa saja menjadikan kita semua sama. Serupa. Seagama. Sebangsa.Tapi tidak, kan?
Apakah jika suatu negara dihuni oleh rakyat dengan agama yang sama, hal itu akan menjamin kerukunan?Tidak!Nyatanya, beberapa negaramasih rusuh juga padahal agama rakyatnya sama.
Sebab, jangan heran ketika sentimen mayoritas vs. minoritas masih berkuasa, maka sisi kemanusiaan kita mendadak hilang entah kemana.
Bayangkan juga seandainya masing-masingagama menuntut agar kitab sucinya digunakan sebagai dasar negara.
Maka, tinggal tunggu saja kehancuran Indonesia kita.Karena itulah yang digunakan negara dalam mengambil kebijakan dalam bidang politik, hukum, atau kemanusiaan bukanlah Alquran, Injil, Tripitaka, Weda, atau kitab suci sebuah agama, melainkan Pancasila, Undang-Undang Dasar '45, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Dalam perspektif Pancasila, setiap pemeluk agama bebas meyakini danmenjalankan ajaran agamanya, tapi mereka takberhak memaksakan sudutpandang dan ajaran agamanya untuk ditempatkan sebagai tolok ukur penilaian terhadap pemeluk agama lainHanya karena merasa paling benar, umat agama A tidak berhak mengintervensi kebijakan suatu negara yang terdiri dari bermacamkeyakinan.
Suatu hari di masa depan, kita akan menceritakan pada anak cucu kita betapanegara ini nyaris tercerai-berai bukan karena bom, senjata, peluru, atau rudal, tapi karena orang-orangnyasaling mengunggulkan bahkan meributkan warisanmasing-masing di media sosial.
Ketika negara lain sudah pergi ke bulan atau merancang teknologi yang memajukan peradaban, kita masih sibuk meributkan soal warisan.Kita tidak harus berpikiran sama, tapi marilah kita sama-sama berpikir.
Quote:
Namun beberapa waktu lalu. Seorang gadis ikut menuturkan pendapatnya soal post 'Warisan' tersebut. Seperti apa Isi postnya???
Cekitout!
Cekitout!
Quote:
Tulisan Ka Afi menurut ku banyak yang ganjil ya.
Seperti kata Imam Al-Ghazali : Seorang Muslim menjadi Muslim karna orang tuanya, Seorang Nasrani menjadi Nasrani karna orang tuanya..
Nah di situ yang menurut aku salah pemahaman sekali, Karna aku tidak mau kalau orang tua ku jatuh ke dalam sebuah lubang.
Aku pun ikut jatuh kedalam nya. Yang harus aku lakukan adalah, apabila orang tua ku jatuh ke dalam lubang, tugas ku lah menarik mereka keluar dari lubang tersebut..
Bicara soal agama adalah warisan..Sedih dan miris rasanya bila menerima warisan dengan terpaksa.Kalau aku jadi seperti ka Afi yang menjadi Muslim karna warisan. Tentu aku merasa sangat rugi. Keluar rumah harus menggunakan hijab(jilbab), karna lebih simple dan cepat kalau langsung keluar menggunakan baju rumah.
Toh kita cuma keluar ke Warung. Bukan ke undangan atau ke tempat tujuan lainnya. Apa lagi di Islam ada aturan khusus di bulan Ramadhan. Yang mewajibkan berpuasa untuk orang-orang yang memenuhi syarat.
Kalau berdasarkan Warisan tentu aku tolak warisan tersebut. Cuaca panas seperti ini di suruh puasa. Lebih baik aku menikmati hari ku di Starbucks. Hehe..
Ka Afi juga bilang
"Setelah beberapa menit kita lahir, lingkungan menentukan agama, ras, suku, dankebangsaan kita."
Mungkin karna Ilmu Ka Afi masih minim di urusan Warisan agama. Ka Afi tidak tau kalau bukan dari beberapa menit kita lahir baru di tentukan agama, ras, suku, dan bangsa..
Namun itu semua telah di takdirkan dari saat usia kita 3 bulan di kandungan.Tapi itu menurut keyakinan aku..
Mungkin berbeda dengan Ka Afi...Bicara soal doktrin bahwa penganut Agama lain akan masuk Neraka.
Tentunya Agama tak layak di jadikan Warisan, karnaitu di dapatkan dari pola fikir dan pemahaman sendiri.Kalau di aku nyebutnya 'Hidayah'.
Soal mana Agama yang benar dan yang salah. Seperti halnya seorang guru memberikan soal kepada muridnya.
Tentu dia memberikan klu atau Jawaban sebelumnya. Seperti halnya juga pada Agama.
Tentu tuhan memberikan "Bocoran" pada Agama yang benar bukan? Namun semua kembali lagi pada pola Fikir kita masing-masing..
Bicara soal kitab Agama.
Menurut ku Kitab ialah Firman dari tuhan murni tanpa di campur oleh pemikiran siapa pun..
Apalagi kitab yang di buat oleh manusia. Otomastis si pencipta kitab adalah tuhan.Andai saja seorang Ustad menciptakan kitab pokok atau di sebut sebagai kitab utama.
Tentu saja aku akan menganggapnya sebagai tuhan. Karna dia lah yang berfirman dalam kitab tersebut.Menurut ku juga..
Kitab yang langsung dari tuhan tidak akan bertentangan dengan kitab-kitab yang sebelumnya tuhan turunkan. Dan tidak akan pula bertentangan dengan penyampainya.Menurut ku sebuah "Bocoran" yang sangat nyata dari tuhan apabila kita hanya mengikuti kitab-kitab asli dari tuhan.
Yang memang agama langit.
Aku maklum jika Ka Afi tidak mengerti yang di maksud dengan agama Langit.
Karna sibuk mengurusi warisan yang Ka Afi sendiri tidak ikhlas menerimanya.
Yang menurut ku juga..
Tinggal satu atau dua kitab asli yang jelas keberadaannya.
Dan untuk hal melebeli orang masuk surga atau neraka.
Itu adalah hukum dari tuhan yang dapat di pelajari. Sama saja menghukumi orang yang akan Tertabrak kereta, karna memang dia berdiri di jalur kereta.
Bicara soal agama tak mungkin dapat selesai melalui Satu atau dua paragraf..
Soal rusuhnya Negara yang padahal sama Agamanya. Itu memang sangat tidak menjamin Ka..
Karna negara sebesar ini memiliki penghuni yang banyak pula. Dengan pribadi minim agamanya masing-masing..
Berbahas soal Negara.
Perjalanan Ka Afi masih sangat panjang untuk mencari seluk beluk Negara kita.
Hingga Ka Afi menemukan siapa saja orang yang dapat menyelesaikan KTPnya dalam waktu satu jam.
Dan orang yang menyelesaikannya dalam waktu satu bulan. Hehe
Berbicara soal Negara.
Tentu kita boleh saja mencontoh Arab saudi. Negara yang sangat minim catatan Kriminalnya. Aku maklum jika Ka Afi belum tau akan hal itu. Karna masih sibuk mengurus harta warisan...
Soal suku, ras yang jadi warisan. Orang Medan terbiasa memiliki watak di mulut A di hati A. Tidak di Ucapan A, di hati B..
Mungkin ada suku atau ras yang berbeda..
Ka Afi bisa bertanya pada orang yang dunia memandangnya pintar. Dr.Zakir naik.
Berikan tulisan Ka Afi soal warisan padanya. Dan tanya apa ada pemikiran Ka Afi yang salah.Itu hanya berupa saran dari aku.
Karna Ka Afi sendiri bilang "Sekali lagi, kita tidak harus berpikiransama. Tapi marilah kita sama-sama berpikir."
Inti yang dapat di ambil dari tulisan Ka Afi adalah..Muallaf tidak kebagian warisan.. Hehe.
Seperti kata Imam Al-Ghazali : Seorang Muslim menjadi Muslim karna orang tuanya, Seorang Nasrani menjadi Nasrani karna orang tuanya..
Nah di situ yang menurut aku salah pemahaman sekali, Karna aku tidak mau kalau orang tua ku jatuh ke dalam sebuah lubang.
Aku pun ikut jatuh kedalam nya. Yang harus aku lakukan adalah, apabila orang tua ku jatuh ke dalam lubang, tugas ku lah menarik mereka keluar dari lubang tersebut..
Bicara soal agama adalah warisan..Sedih dan miris rasanya bila menerima warisan dengan terpaksa.Kalau aku jadi seperti ka Afi yang menjadi Muslim karna warisan. Tentu aku merasa sangat rugi. Keluar rumah harus menggunakan hijab(jilbab), karna lebih simple dan cepat kalau langsung keluar menggunakan baju rumah.
Toh kita cuma keluar ke Warung. Bukan ke undangan atau ke tempat tujuan lainnya. Apa lagi di Islam ada aturan khusus di bulan Ramadhan. Yang mewajibkan berpuasa untuk orang-orang yang memenuhi syarat.
Kalau berdasarkan Warisan tentu aku tolak warisan tersebut. Cuaca panas seperti ini di suruh puasa. Lebih baik aku menikmati hari ku di Starbucks. Hehe..
Ka Afi juga bilang
"Setelah beberapa menit kita lahir, lingkungan menentukan agama, ras, suku, dankebangsaan kita."
Mungkin karna Ilmu Ka Afi masih minim di urusan Warisan agama. Ka Afi tidak tau kalau bukan dari beberapa menit kita lahir baru di tentukan agama, ras, suku, dan bangsa..
Namun itu semua telah di takdirkan dari saat usia kita 3 bulan di kandungan.Tapi itu menurut keyakinan aku..
Mungkin berbeda dengan Ka Afi...Bicara soal doktrin bahwa penganut Agama lain akan masuk Neraka.
Tentunya Agama tak layak di jadikan Warisan, karnaitu di dapatkan dari pola fikir dan pemahaman sendiri.Kalau di aku nyebutnya 'Hidayah'.
Soal mana Agama yang benar dan yang salah. Seperti halnya seorang guru memberikan soal kepada muridnya.
Tentu dia memberikan klu atau Jawaban sebelumnya. Seperti halnya juga pada Agama.
Tentu tuhan memberikan "Bocoran" pada Agama yang benar bukan? Namun semua kembali lagi pada pola Fikir kita masing-masing..
Bicara soal kitab Agama.
Menurut ku Kitab ialah Firman dari tuhan murni tanpa di campur oleh pemikiran siapa pun..
Apalagi kitab yang di buat oleh manusia. Otomastis si pencipta kitab adalah tuhan.Andai saja seorang Ustad menciptakan kitab pokok atau di sebut sebagai kitab utama.
Tentu saja aku akan menganggapnya sebagai tuhan. Karna dia lah yang berfirman dalam kitab tersebut.Menurut ku juga..
Kitab yang langsung dari tuhan tidak akan bertentangan dengan kitab-kitab yang sebelumnya tuhan turunkan. Dan tidak akan pula bertentangan dengan penyampainya.Menurut ku sebuah "Bocoran" yang sangat nyata dari tuhan apabila kita hanya mengikuti kitab-kitab asli dari tuhan.
Yang memang agama langit.
Aku maklum jika Ka Afi tidak mengerti yang di maksud dengan agama Langit.
Karna sibuk mengurusi warisan yang Ka Afi sendiri tidak ikhlas menerimanya.
Yang menurut ku juga..
Tinggal satu atau dua kitab asli yang jelas keberadaannya.
Dan untuk hal melebeli orang masuk surga atau neraka.
Itu adalah hukum dari tuhan yang dapat di pelajari. Sama saja menghukumi orang yang akan Tertabrak kereta, karna memang dia berdiri di jalur kereta.
Bicara soal agama tak mungkin dapat selesai melalui Satu atau dua paragraf..
Soal rusuhnya Negara yang padahal sama Agamanya. Itu memang sangat tidak menjamin Ka..
Karna negara sebesar ini memiliki penghuni yang banyak pula. Dengan pribadi minim agamanya masing-masing..
Berbahas soal Negara.
Perjalanan Ka Afi masih sangat panjang untuk mencari seluk beluk Negara kita.
Hingga Ka Afi menemukan siapa saja orang yang dapat menyelesaikan KTPnya dalam waktu satu jam.
Dan orang yang menyelesaikannya dalam waktu satu bulan. Hehe
Berbicara soal Negara.
Tentu kita boleh saja mencontoh Arab saudi. Negara yang sangat minim catatan Kriminalnya. Aku maklum jika Ka Afi belum tau akan hal itu. Karna masih sibuk mengurus harta warisan...
Soal suku, ras yang jadi warisan. Orang Medan terbiasa memiliki watak di mulut A di hati A. Tidak di Ucapan A, di hati B..
Mungkin ada suku atau ras yang berbeda..
Ka Afi bisa bertanya pada orang yang dunia memandangnya pintar. Dr.Zakir naik.
Berikan tulisan Ka Afi soal warisan padanya. Dan tanya apa ada pemikiran Ka Afi yang salah.Itu hanya berupa saran dari aku.
Karna Ka Afi sendiri bilang "Sekali lagi, kita tidak harus berpikiransama. Tapi marilah kita sama-sama berpikir."
Inti yang dapat di ambil dari tulisan Ka Afi adalah..Muallaf tidak kebagian warisan.. Hehe.
Nah.. Dari dua post diatas.. Ane mau nanya Agan suka yang mana nih???
SUMUR WARISAN
SUMUR BALASAN WARISAN
Berkomentar Bijak!
Ts mengarapkan
CENDOLbuat buka puasa
Ts mengarapkan
CENDOLbuat buka puasa
Diubah oleh cacing... 06-06-2017 10:11
0
4.5K
Kutip
33
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan