Polemik Larangan Jatuh Cinta dengan Teman Sekantor
Berani pacaran terus ngajak teman sekantor ke pelaminan? Maka siap-siap Anda akan mendapatkan SP3 yang disusul dengan surat PHK dari pihak manajemen. Ini akan terjadi dalam kehidupan asmara Anda karena banyak perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang masih menganut larangan ini.

Larangan ini pun diperkuat dengan payung hukum Pasal 153 Ayat 1 huruf f UU No. 13/2003 yang berbunyi, “Pengusaha dilarang melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan pekerja mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan pernikahan dengan pekerja lainnya di dalam satu perusahaan, KECUALI telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.”



Jadi Dilarang Naksir Teman Sekantor?
Sebenarnya naksir dan jatuh cinta dengan teman kantor sih sangat wajar dan manusiawi karena seperti peribahasa Jawa, “Witing Tresna Jalaran Saka Kulina”(cinta datang karena terbiasa).

Bila tiap hari kita berinteraksi dengan orang yang sama di kantor, apalagi kalau doi memiliki penampilan yang menarik, sudah tentu gampang menimbulkan getar-getar cinta di hati. Tapi jangan khawatir itu masih diperkenankan kok karena selama karyawan menjalin hubungan masih dalam batas pacaran, perusahaan tidak memiliki wewenang untuk menindak. Tapi begitu hubungan kalian sudah diresmikan dalam ikatan pernikahan maka perusahaan akan segera memberikan teguran keras bahkan bisa jadi mempersilahkan Anda atau pasangan (atau malah kalian berdua) untuk mengundurkan diri.



Memangnya kenapa kok sampai dilarang?
Banyak alasan yang dikemukakan oleh pihak perusahaan untuk melarang adanya pernikahan diantara karyawan dalam satu perusahaan, tapi dari semua alasan biasanya ada 3 alasan utama yang mendasari yaitu:







Apa Tidak Ada yang Memprotes Larangan Ini?
Banyak yang protes gan, tapi cuma sekadar ngedumel di dalam hati. Kabar baiknya, barusan ini ada 8 karyawan swasta yang berinisiatif menggugat aturan ini dengan meminta MK melakukan uji materi karena larangan ini dinilai melanggar HAM dan kebebasan berekspresi. Mereka berpendapat semua orang boleh dan berhak menikah dengan siapa pun dan mencari penghidupan dimana pun.

Tapi sekali lagi, aturan larangan ini toh juga sebenarnya tidak baku diberlakukan secara menyeluruh di semua perusahaan. Perusahaan kecil biasanya tidak memiliki larangan semacam ini dan beberapa perusahaan juga terkadang masih menerapkan toleransi dengan mengizinkan karyawan sekantor menikah asalkan beda divisi ataupun beda penempatan cabang perusahaan.

Jadi sebenarnya masih ada peluang kok kalian menikahi teman sekantor di Indonesia, tanpa repot-repot menantikan hasil final putusan MK. Syaratnya, pelajari dulu aturan pacaran dan menikah di calon tempat kerja kalian sebelum mulai beraksi mencari gebetan dari divisi sebelah.



Pandangan Secara Agama
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi turut mengomentari polemik adanya larangan pernikahan dengan teman sekantor ini. Beliau menegaskan dari segi agama tidak ada larangan menikah dengan rekan kerja yang sekantor sepanjang syarat dan rukun pernikahannya terpenuhi. "Dan keduanya tidak ada hubungan nasab yang mengharamkan atau melarangnya," tutur dia.

Meski demikian, MUI menilai bahwa aturan tersebut berpotensi untuk digugat di MK lantaran diduga bertentangan dengan konstitusi, yaitu terkait dengan Pasal 27 dan Pasal 28 UUD 1945 berupa hak untuk mendapatkan pekerjaan yang layak bagi kemanusiaan dan hak untuk melangsungkan pernikahan.

Jadi gimana? Apakah ada yang punya pengalaman nyaris menikahi teman sekantor tapi harus terganjal larangan ini? Atau malah ada yang lancar-lancar aja berhasil menikah walaupun tetap kerja sekantor?