Metrotvnews.com, Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) mengaku berambisi mendirikan khilafah islamiyah. Namun, bukan berarti mengesampingkan kaum non-muslim.


'Coba tengok Mesir. Itu ratusan tahun di bawah Islam. Setelah Amru bin Ash menaklukkan Mesir. Beratus-ratus tahun lamanya hingga sekarang terlindungi kaum Kristiani dari suku Koptik,' kata Juru Bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto dalam konferensi pers di Kantor Pusat HTI, Crown Palace A25, Jalan Prof.Dr. Soepomo, Jakarta Selatan, Selasa 9 Mei 2017.


Menurut Ismail, Islam sangat menginginkan perlindungan bagi kaum minoritas, termasuk non-muslim. Islam diturunkan sebagai agama yang rahmatan lilalamin.


'Kalau Islam tidak mampu melindungi minoritas, maka sudah habis Koptik di sana. Tidak pernah terlahir Boutros Boutros Ghali, mantan Sekjen PBB. Dia orang Mesir beragama nasrani. Atau di Irak, Tariq Aziz,' beber Ismail.


Ismail mengaku HTI melakukan hal sama. HTI kerap berbaur dengan komunitas nonmuslim.


'Kita sudah pernah dialog dengan PGI, KWI, dan dulu kita punya komunikasi bagus dengan Ruyandi Hutasoit Ketua Umum PDS. Pengalaman saya, beberapa kali diundang komunitas non-muslim,' ujar dia.


Ismail menjelaskan, terdapat semacam monsterizing terhadap penggunaan istilah negara Islam. Ismail memahami, itu lantaran kesan kurang baik dari sejarah DI/TII.


'Tapi mari lah kita, kalau boleh ada keluarga Islam, ada sekolah Islam, ada bank Islam, ada masyarakat Islam. Kenapa tidak boleh ada Negara Islam? Ini soal penjelasan dan pengaruh dari luar,' ujar Ismail.

Sumber : http://news.metrotvnews.com/hukum/zN...tas-non-muslim

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Pemerintah Diminta Hati-hati Jika Ingin Bubarkan Ormas

- Polda dan Pemprov Pantau Pergerakan HTI

- HTI: Wiranto Bagi Kami Bukan Orang Asing