Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bondolarmstrongAvatar border
TS
bondolarmstrong
FLAT CAP Dengan Perjalanannya
Flat cap atau banyak juga orang menyebutnya topi pet merupakan jenis topi yang pada awalnya dibuat dari bahan dasar wol, tweend, kanvas, dan kapas karena memang ditujukan untuk pelindung/kehangatan pada suhu dingin. Namun dalam perkembangannya, kini pembuatannya telah memakai aneka jenis bahan dasar mulai dari corduroy, kulit, denim, dsb.



Tanpa bertujuan untuk mendiskriminasi apalagi merendahkan profesi pekerjaan, dahulu pada awalnya topi flat cap terkait dan identik dengan laki-laki kelas pekerja, seperti tukang koran, buruh pelabuhan, buruh kasar, sopir taksi, bahkan di indonesia populer menyebutnya sebagai topi copet. Hah Copet? Ini dikecualikan, profesi kriminal!

Cerita flat cap dimulai sejauh sekitar pada abad ke-14 di Inggris dan Irlandia di mana ia waktu itu memang lebih dikenal sebagai topi yang dikenakan oleh laki-laki kelas pekerja. Menurut informasi, di negara tersebut pada tahun 1571 guna membantu meningkatkan penggunaan wol domestik, maka diperintahkan semua laki-laki berusia di atas 6 tahun (dengan pengecualian orang-orang dari derajat bangsawan) harus memakai topi wol pada hari minggu atau jika tidak akan dikenakan denda. Fuck!

Sampai akhirnya ketika di tahun 1597 hukum sewenang-wenang tersebut dicabut, tetapi saat itu flat cap sudah kepalang tanggung cukup kuat hubungannya sebagai aksesoris dari seorang laki-laki kelas pekerja. Jika diajak maju jauh ke hari ini, dimana flat cap sudah menjadi trend fashion mungkin ini adalah jawaban bahwa ia ingin menghilangkan dan menolak stigma mereka yang membeda-bedakan kelas kasta. Ataukah flat cap?

Ok mari mundur lagi, cerita flat cap pun berlanjut ketika ia mulai masuk ke Amerika Serikat sekitar abad ke-17, dibawa kesana oleh imigran Skotlandia dan Irlandia karena mereka mencari dunia baru dan kehidupan baru untuk diri mereka sendiri. Kejadian Ini mirip seperti dalam film (judulnya lupa) yang pernah saya tonton diperankan oleh Tom Cruise. Sedikit saja menyinggung film, dalam film itu diceritakan mereka orang Skotlandia dan Irlandia pergi ke Amerika Serikat memang berniat untuk mengadu nasib salah satunya demi mendapatkan tanah gratis dari pemerintah Amerika Serikat. Para imigran tersebut terlihat menggunakan flat cap pada saat datang di Amerika.

Nah, ada hal yang perlu dicatat bahwa flat cap tidak hanya dikenakan oleh kalangan kelas pekerja. Ini terlebih saat Flat cap menjadi hits dan besar pada abad 19 dan 20, ketika versinya lebih menarik dan menjadi populer di kalangan kelas atas sebagai pakaian casual negara, dipakai saat pergi ke lapangan golf atau saat kegiatan rekreasi. Popularitas style flat cap ini tidak terbatas ke Amerika dan Inggris, juga berdampak trend di Italia dan Turki terlebih setelah Mustafa Ataturk melarang topi fez pada tahun 1925 sebagai bagian dari upaya untuk 'memodernisasi' Turki.

Lalu beberapa tahun terakhir ini, selebriti seperti David Beckham, Brad Pitt, Leonardo Di Caprio juga kedapatan sedang memakai topi flat cap, yang kemudian disebut-sebut sebagai trend fashion panas. Ha ha ha

Maka, rasanya tidak seolah melebih-lebihkan, topi Flat Cap yang mungkin memiliki awal cerita bermula dari kalangan kelas pekerja, namun dalam perjalanannya ia menjelma menjadi universal. Kini ia telah menikmati kebangkitannya, karena ia sudah dilihat sebagai hal yang modis dan trendi oleh seluruh dunia. Huuh.....

PunkRock emoticon-WinkThe Clash – Death or Glory
woodpecker201
woodpecker201 memberi reputasi
1
5.8K
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan