Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

adamdulahanAvatar border
TS
adamdulahan
Referensi Catatan Perjalanan Gunung Merbabu
Bagi agan-agan yang suka mendaki atau travelling ke alam bebas, Gunung Merbabu mungkin jadi salah satu nama yang nggak asing di telinga. Ya, bagi kalangan pendaki gunung dan petualang alam bebas, gunung yang lokasinya berdampingan dengan Gunung Merapi ini menjadi salah satu destinasi favorit karena punya pemandangan yang super kece, terutama pemandangan sabana nya yang super keren dan yang pasti instagramable banget buat foto-foto. Nah, bagi yang punya rencana mendaki kesana lewat jalur selo, saya nemu referensi yang cukup bagus dan mudah-mudahan bisa bermanfaat buat agan-agan semua.



Itinerary Perjalanan
1. Berangkat dari Pasar Selo menuju Basecamp Pendakian Merbabu.
Dari pasar selo, untuk menuju basecamp pendakian Merbabu yang jaraknya cukup jauh, ada beberapa moda transportasi yang bisa dipilih. Jika berangkat dalam jumlah grup besar, mobil bak terbuka bisa jadi pilihan bagus, jika perorangan, ojek bisa jadi pilihan. Ongkos yang diperlukan hampir sama, sekitar 15-25 ribu rupiah per-orang nya, jika pintar bernegosiasi mungkin bisa lebih murah.

Sebelum memasuki perkampungan dengan banyak pondok pendakian yang bisa dijadikan tempat bermalam, registrasi bisa dilakukan di pos jaga dengan mengisi data diri dan membayar tiket pendakian yang cukup murah seharga Rp.15.000,- (harga tahun 2016).

2. Mulai Pendakian di ketinggian hampir 2000 MDPL.
Gerbang pendakian Gunung Merbabu via Selo bisa dicapai tak jauh dari perkampungan atau pondok pendaki. Di pendakian kali ini, kami mulai mendaki pukul 07.30 pagi. Perlu diingat jika di sepanjang Jalur Pendakian Merbabu via Selo tak bakal ditemukan sumber air, maka dari itu bersiaplah dengan membawa perbekalan air secukupnya untuk kebutuhan minum dan memasak.

3. Pendakian melewati medan hutan belantara melewati Pos 1 dan 2, hingga tiba di Pos 3 Batu Tulis.
Trek awal pendakian hingga pos 1 cukup nyaman untuk dilalui dengan beberapa tanjakan yang tak terlalu curam diselingi banyak bonus tanah datar dan bahkan menurun. Karena speed pendakian yang sangat santai, saya butuh waktu 1,5 jam untuk sampai di Pos 1 (Dok Malang) pada pukul 09.00, jika berjalan lebih dengan speed yang lebih cepat, waktu tempuh pastinya bisa lebih singkat.

Trek menuju pos 2 (Pandean) mulai dihiasi banyak tanjakan, saya butuh waktu waktu 1,5 jam lagi untuk bisa tiba di sana. Dan kemudian perjalanan berlanjut dengan beberapa tanjakan lumayan terjal (terutama tanjakan terakhir) sebelum sampai di Pos 3 (Batu Tulis). Sampai di batu tulis kurang lebih pukul 11.30, berarti perjalanan menuju pos 3 saja sudah memakan waktu sampai 4 jam. Pos Batu Tulis punya area tanah datar yang cukup luas, jika anda kelelahan dan tak mampu melanjutkan perjalanan, berkemah di pos ini bisa jadi pilihan bagus.

4. Melewati tanjakan terjal menuju Sabana satu dan Sabana dua.
Tanjakan menuju Sabana Satu cukup terjal dan panjang, saya sempat cukup kepayahan di sini, hehe. Dari pos Batu Tulis menuju Sabana 1, saya butuh waktu satu seperempat jam, dan sampai kurang lebih pada pukul 12.45 siang. Setelah istirahat sejenak, perjalanan dilanjutkan melewati tanjakan terjal (lagi) menuju Sabana 2 dengan waktu kurang lebih satu jam perjalanan, hingga sampai pada pukul 13.40 siang.

Jika ditotal, dari gerbang pendakian hingga sampai di Sabana 2 saya menghabiskan waktu kurang lebih 6 jam perjalanan, dengan catatan speed pendakian yang super santai dilengkapi banyak break, hehe. Jika mendaki dengan speed cepat, seperti yang dilakukan teman saya, anda mungkin hanya butuh waktu 3-4 jam saja untuk bisa sampai di Sabana 2.

5. Summit Attack.
Dari Sabana 2 menuju puncak jaraknya cukup dekat, menurut info dari beberapa kawan untuk sampai di puncak kita hanya perlu waktu sekitar 20-30 menit saja. Namun karena berbagai alasan (terutama fisik yang payah, hehe), saya butuh waktu satu jam lamanya cuma untuk bisa sampai di puncak. Berangkat pukul 05.30 pagi, saya baru sampai puncak pukul setengah tujuh, sehingga harus merelakan untuk menikmati sunrise di tengah jalan sebelum puncak, tepatnya di sekitar pos Watu Lumpang.

6. Turun Gunung kembali ke Basecamp Pendakian.
Perjalanan turun gunung relatif cepat, dengan berjalan setengah berlari, dalam waktu 2-3 jam saja kita sudah bisa kembali ke basecamp pendakian untuk bersiap kembali pulang.

Info Lain Gunung Merbabu
Seperti banyak gunung di Jawa Tengah lainnya, Merbabu punya cukup banyak jalur, beberapa diantaranya yang saya tahu adalah Selo, Wekas, Kopeng dan Suwanting. Bagi anda yang masih pemula atau baru pertama mendaki Gunung Merbabu, jalur Selo merupakan jalur paling recommended, karena treknya jelas, banyak petunjuk, dan kondisi medan yang cukup bersahabat.

Menurut info dari seorang kawan, di Gunung ini bisa ditemukan bunga yang super langka, yakni edelweiss jumbo berwarna ungu, namun konon tak sembarang orang bisa menemukan bunga ini. Entah fakta atau mitos, yang jelas katanya teman saya pernah sekali menemukan bunga ini.

Jika kebetulan mendaki di saat musim kemarau panjang, harap berhati-hati karena gunung Merbabu terkenal cukup sering terkena kebakaran yang cukup parah, seperti beberapa tahun lalu.

Foto-foto pemandangan Gunung Merbabu.







Sumber : Pendakian Gunung Merbabu (3142 MDPL) oleh : The Blue Tripper

Gimana gan? Keren kan, yoo ah kapan-kapan kitan naek bareng ke sana, hehe.
0
9.1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan