Mitos-mitos Seputar Generasi Milenial

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Mitos-mitos Seputar Generasi Milenial

valeriri

16-02-2017 06:53

Mitos-mitos Seputar Generasi Milenial

Kalau diperhatikan, akhir-akhir ini istilah milenial makin sering terdengar di mana-mana. Buat agan-agan yang belum tahu, gambar di bawah ini bisa menjelaskan.

Spoiler for Generasi di Tempat Kerja:

Saat ini, dunia kerja diisi sama tiga generasi: Baby Boomers, Generasi X, dan Generasi Yalias Generasi Milenial. Dibandingkan generasi-generasi pendahulunya, Generasi Milenial yang terdiri dari karyawan-karyawan kelahiran 1980 – 1995 kebetulan memang mendominasi angkatan kerja saat ini.

Pengelompokan karyawan tersebut tentunya bukan tanpa alasan. Masing-masing generasi punya karakteristik yang berbeda-beda, sehingga setiap saat perusahaan harus terus menyesuaikan. Kebetulan saat ini Generasi Milenial lah yang sedang jadi perhatian utama. Nah, ada banyak anggapan menarik atau mitos seputar Generasi Milenial yang mau ane ungkap di sini. Cekidot, Gan!

Quote:

Anak Milenial Pecandu Gadget

Quote:

Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, sebetulnya wajar kalau anak-anak milenial sangat akrab dengan teknologi. Sayangnya, kondisi tersebut sering dikonotasikan negatif. Anak milenial disebut-sebut ketergantungan sama gadget. Bahkan hal ini bikin mereka ‘disinisin’ sama para seniornya.

Untuk bertahan di dunia kerja saat ini, mau tak mau kita harus mengikuti perkembangan teknologi. Kalau gak begitu, kita bisa ketinggalan dari para pesaing. ‘Nempel’ terus sama gadget gak akan jadi masalah selama tujuannya untuk hal yang positif. Setuju, Gan?

Quote:

Anak Milenial Itu Manja

Quote:

Saat milenial masuk ke dunia kerja, kesempatan karier sudah lebih terbuka. Selain banyak profesi baru, banyak pula perusahaan rintisan alias startup dengan inovasi bisnis yang gak terpikirkan sebelumnya. Kalau Agan cek di sini, sejumlah perusahaan di Indonesia bahkan mengikuti jejaknya Google. Akhirnya milenial menganggap bahwa seperti itulah perusahaan yang ideal.

“Menuntut” kantor yang seru dan serba fleksibel, serta protes kalau setiap saat lembur bikin mereka dianggap manja. Kenyataannya, sumber informasi yang beragam telah mengajari milenial seperti apa gambaran suasana kerja yang tepat. Mereka jadi tahu kondisi kantor seperti apa yang bisa memotivasi dan meningkatkan produktivitas karyawan.

Quote:

Anak Milenial Susah Setia

Quote:

‘Kutu loncat’. Itulah julukan yang melekat pada diri milenial. Mereka dinilai susah setia karena sering berpindah-pindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Anggapan ini juga didukung oleh hasil riset Jobplanet baru-baru ini, Gan! Kalau di perusahaan besar kita sering menemukan pegawai senior yang bekerja belasan tahun; dalam lingkup milenial, bertahan selama dua tahun pun sudah terhitung lama. Ini sumurnya.

Menurut anak-anak milenial yang pernah ane temui, pindah-pindah kerja ini mereka lakukan karena mereka lebih terbuka dengan kesempatan di luar. Rasa penasaran dan keinginan untuk belajar yang besar juga jadi salah satu pemicunya.

Quote:

Anak Milenial Itu “Rebel”

Quote:

Ada yang mengatakan kalau anak milenial itu lebih sulit diatur. Mereka gak gampang nurut dan lebih banyak bertanya ini itu. Menariknya, hal ini sesuai sama nama mereka: Generasi Y >> why? emoticon-Big Grin

Kalau yang ane lihat, karakteristik satu ini lebih tepat disebut kritis. Anak-anak milenial sadar kalau usia yang muda gak berarti mereka kalah saing. Gak berarti juga kalau orang-orang yang posisinya lebih tinggi itu sudah pasti lebih pintar. Makanya mereka berani mengutarakan pendapatnya meskipun berseberangan dengan para senior atau bosnya. Tapi tentu saja pendapatnya harus bisa dipertanggungjawabkan dan dengan alasan yang tepat loh ya.

Agan sendiri, apa pendapat Agan terhadap generasi milenial?

Quote:

Buat yang suka ama thread ane, ane tunggu bintang dan cendolnya ya. Kalo mau di-share juga silakan