Kamis, 23 Maret 2017 17:45
http://jabar.tribunnews.com/2017/03/...di-cagub-jabar
Quote:
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Meski figur nonpartai terus bermunculan jelang pemilihan Gubernur (pilgub) Jabar 2018, Partai Golkar tetap mendorong kader-kadernya untuk bisa maju pada pemilihan gubernur (pilgub) Jabar. Partai berlambang pohon beringin itu ingin kadernya menjadi pengganti Ahmad Heryawan untuk periode 2018-2023.
"Sampai hari ini kami beri dukungan dan dorong Ketua DPD Jabar, Dedi Mulyadi untuk terus melakukan sosialiasi sampai kami memutuskan," kata Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Jawa I (Jakarta, Jabar, dan Banten) Agun Gunandjar, kepada wartawan usai menghadiri kegiatan Indobarometer di Hotel Savoy Homan, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis (23/3/2017).
Secara aturan, Agun mengatakan, pihaknya harus lebih mengedepankan kepentingan partai sehingga terus mendorong kadernya menjadi cagub. Apalagi, kata dia, Partai Golkar di Jabar memiliki 17 kursi dari 100 kursi di DPRD Jabar atau peringkat kedua setelah PDIP yang memiliki 20 kursi.
"Pertimbangan itu kami akan mengusung kader kami sebagai cagub karena kami pemenang kedua," kata Agun.
Selain Bupati Purwakarta, Agun mengakui masih banyak kader Partai Golkar yang bisa diusung untuk maju di pilgub Jabar. Satu di antaranya Nurul Arifin yang namanya sempat disebut-sebut layak mengikuti perhelatan pilgub Jabar. Menurutnya, semua nama kader Partai Golkar yang layak mengikuti pilgub Jabar akan diusung.
"Sampai hari ini kami beri dukungan ke Dedi Mulyadi. Di luar kader juga terbuka, tapi pada prinsipnya akan ada penjaringan," kata Agun.
Kendati begitu, kata Agun, partainya tak mematok harga mati bagi kadernya harus menjadi cagub. Partainya tak mempersoalkan jika kadernya harus menjadi calon wakil gubernur asalkan dengan melihat koalisi partai dan figur cagubnya.
"Figur yang akan menjadi cagub tak merasa dipaksa. Tidak mungkin partainya koalisi tapi orangnya dipaksa. Jabar jangan lakukan seperti itu lah," ujar Agun. (cis)
FIX nih ya kang Dedi maju Jabar 1
kayaknya Golkar sadar mesin politiknya di masa lalu (Sebelum direbut PKS) memang harus direbut kembali. Kenangan di era kang Dani Setiawan (meskipun beliau udah didakwa Korupsi Mobil Damkar) gak akan dilupakan