- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sejauh Mana Ambisi Red Bull Kuasai Sepakbola Dunia?
TS
mink9
Sejauh Mana Ambisi Red Bull Kuasai Sepakbola Dunia?
Spoiler for no repost:
Quote:
Nama minuman berenergi Red Bull tentu sudah tak asing di telinga para penggiat olahraga. Dietrich Mateschitz pebisnis asal Austria beserta koleganya asal Thailand Chaleo Yoovidhya menemukan produk minuman ini pada tahun 1984.
Namun kita sebagai penikmat olahraga pasti lebih sering melihat logo dua banteng ini pada olahraga ekstrim seperti Formula 1, balap motor, snowboarding hingga penerjun bebas.
Siapa sangka bisnis Red Bull berkembang luas dan sampai kepada ranah sepakbola sejak tahun 2005 lalu.
Di tahun 2005 Red Bull membeli semua kepemilikan pada tiga kali juara Austria yakni SV Austria Salzburg dan mengubah namanya menjadi FC Red Bull Salzburg.
Dalam kurun waktu lima tahun Red Bull sudah mengakuisisi empat klub sepakbola yaitu masing-masing di Amerika Serikat, Jerman, Brasil hingga Ghana.
Pembelian klub sepakbola memang bukan mainan baru bagi konglomerat dewasa ini, namun pendekatan yang dilakukan Red Bull dengan perusahaan lain sangat berbeda.
Sebagai contoh, konsorsium asal Jerman seperti Bayer AG dan Volkswagen memiliki unit kegiatan lain yaitu sepakbola yang diperuntukan untuk para karyawan mereka sejak pabrik mereka berdiri.
Seiring waktu berjalan mereka pun terjun ke dunia sepakbola profesional dalam diri Bayer Leverkusen dan juga VFL Wolfsburg. Contoh lain ada pada klub asal Belanda PSV Eindhoven yang merupakan klub sepakbola dari perusahaan elektronik Philips.
Red Bull melihat klub yang mereka pilih sebagai pintu gerbang ke dunia sepakbola. SV Austria Salzburg, misalnya, memiliki kesuksesan dalam 53 tahun sejarah klub mereka baik di domestik maupun di Eropa.
Dengan klub sedang menderita kesulitan keuangan kala itu, Red Bull melihat kesempatan itu, dan pada musim semi tahun 2005 membeli klub tersebut.
Dengan kepemilikan klub di bawah dana besar mereka, Red Bull melanjutkan untuk benar-benar merombak klub dari atas ke bawah dengan pemilik Red Bull langsung Dietrich Mateschitz bahkan sempat mengatakan “ini adalah klub baru yang tidak memiliki riwayat sejarah.” Hal ini sempat menjadi pergunjingan para suporter mereka.
Warna khas ungu milik Austria Salzburg pun diganti dengan warna merah dan putih dengan logo dua banteng milik Red Bull.
Hal yang sama juga dilakukan Redl Bull ketika membeli klub asal Jerman SSV Markranstädt dan juga Metro Stars asal Amerika Serikat. Dua klub itu diubah nama menjadi New York Red Bull dan RB Leipzig.
Red Bull pun mengakuisisi klub yang berkompetisi di divisi lima Liga Jerman, SSV Markranstaedt, untuk kemudian diubah dan diganti namanya menjadi RB Leipzig (RasenBallsport Leipzig). Dengan menggunakan Zentralstadion yang pernah menjadi stadion yang dipergunakan untuk Piala Dunia 2006, yang kemudian namanya diubah menjadi Red Bull Arena (sama seperti nama stadion Red Bull Salzburg ataupun New York Red Bull) mereka mulai berkompetisi di Jerman.
Berkat kapitalisme yang menolong mereka, dalam hal ini Red Bull yang memberikan sokongan dana kepada klub RB Leipzig, klub ini pun berbenah dengan mengontrak pelatih yang sudah berpengalaman di Bundesliga, Ralf Rangnick, mengontrak para pemain muda yang pernah membela Jerman U-21, dan juga membangun fasilitas latihan yang memadai.
Hasilnya, hanya dalam waktu tujuh tahun setelah dibentuk, klub ini mampu mencapai Bundesliga. Sebuah pencapaian yang cukup mengagumkan bagi klub muda asal Leipzig ini.
Tak ada keraguan lagi bahwa semua itu bertujuan pada orientasi bisnis di olahraga. Tidak ada yang meragukan keberhasilan Red Bull baik , dengan empat kali promosi, empat gelar Bundesliga Austria dan gelar Wilayah Timur MLS dengan nama mereka pada kurun waktu delapan tahun saja.
Sulit untuk berdebat dan mengarahkan kritik kepada Red Bull, namun demikian apa yang telah mereka lakukan sejauh ini dan dalam waktu yang cukup singkat mulai mendapat perhatian banyak pihak.
Memiliki sebuah klub sepak bola adalah prospek yang cerah dan menarik, dan menakutkan juga pada porsi yang sama. Ambisi Red Bull dan investasi keuangan mereka membuat kita terkesan, terutama mengingat catatan sukses mereka sejauh ini.
Red Bull pun sudah memiliki dua klub yang kurang dikenal, Red Bull Brasil dan Red Bull Ghana, mungkin dua klub itu adalah permata tersembunyi di antara portofolio mereka di sebuah klub sepakbola.
Tahun 2007 Red Bull membeli sebuah tim amatir dari Brasil yang bermarkas di kota Campinas, São Paulo dan saat ini sudah merangsek bermain di Campeonato Brasileiro Série D.
Tangan kanan Mateschitz dalam ekspansi Red Bull ke dunia sepakbola adalah Oliver Mintzlaff, seorang mantan atlit lari profesional asal Jerman.
Klub Austria lain FC Liefering juga dimiliki oleh Red Bull dan menjadi klub feeder dari RB Salzburg. Parma (Italia), Leeds United hingga FC Twente (Belanda) sempat didekati Red Bull untuk diakusisi namun semua itu mentah karena terbentur masalah regulasi dan juga penolakan dari para suporter.
Namun kita sebagai penikmat olahraga pasti lebih sering melihat logo dua banteng ini pada olahraga ekstrim seperti Formula 1, balap motor, snowboarding hingga penerjun bebas.
Spoiler for Dietrich Mateschitz pemilik Red Bull:
Siapa sangka bisnis Red Bull berkembang luas dan sampai kepada ranah sepakbola sejak tahun 2005 lalu.
Di tahun 2005 Red Bull membeli semua kepemilikan pada tiga kali juara Austria yakni SV Austria Salzburg dan mengubah namanya menjadi FC Red Bull Salzburg.
Dalam kurun waktu lima tahun Red Bull sudah mengakuisisi empat klub sepakbola yaitu masing-masing di Amerika Serikat, Jerman, Brasil hingga Ghana.
Pembelian klub sepakbola memang bukan mainan baru bagi konglomerat dewasa ini, namun pendekatan yang dilakukan Red Bull dengan perusahaan lain sangat berbeda.
Sebagai contoh, konsorsium asal Jerman seperti Bayer AG dan Volkswagen memiliki unit kegiatan lain yaitu sepakbola yang diperuntukan untuk para karyawan mereka sejak pabrik mereka berdiri.
Seiring waktu berjalan mereka pun terjun ke dunia sepakbola profesional dalam diri Bayer Leverkusen dan juga VFL Wolfsburg. Contoh lain ada pada klub asal Belanda PSV Eindhoven yang merupakan klub sepakbola dari perusahaan elektronik Philips.
Red Bull melihat klub yang mereka pilih sebagai pintu gerbang ke dunia sepakbola. SV Austria Salzburg, misalnya, memiliki kesuksesan dalam 53 tahun sejarah klub mereka baik di domestik maupun di Eropa.
Spoiler for FC Red Bull Salzburg 2015/16:
Dengan klub sedang menderita kesulitan keuangan kala itu, Red Bull melihat kesempatan itu, dan pada musim semi tahun 2005 membeli klub tersebut.
Dengan kepemilikan klub di bawah dana besar mereka, Red Bull melanjutkan untuk benar-benar merombak klub dari atas ke bawah dengan pemilik Red Bull langsung Dietrich Mateschitz bahkan sempat mengatakan “ini adalah klub baru yang tidak memiliki riwayat sejarah.” Hal ini sempat menjadi pergunjingan para suporter mereka.
Warna khas ungu milik Austria Salzburg pun diganti dengan warna merah dan putih dengan logo dua banteng milik Red Bull.
Spoiler for Austria Salzburg:
Hal yang sama juga dilakukan Redl Bull ketika membeli klub asal Jerman SSV Markranstädt dan juga Metro Stars asal Amerika Serikat. Dua klub itu diubah nama menjadi New York Red Bull dan RB Leipzig.
Red Bull pun mengakuisisi klub yang berkompetisi di divisi lima Liga Jerman, SSV Markranstaedt, untuk kemudian diubah dan diganti namanya menjadi RB Leipzig (RasenBallsport Leipzig). Dengan menggunakan Zentralstadion yang pernah menjadi stadion yang dipergunakan untuk Piala Dunia 2006, yang kemudian namanya diubah menjadi Red Bull Arena (sama seperti nama stadion Red Bull Salzburg ataupun New York Red Bull) mereka mulai berkompetisi di Jerman.
Berkat kapitalisme yang menolong mereka, dalam hal ini Red Bull yang memberikan sokongan dana kepada klub RB Leipzig, klub ini pun berbenah dengan mengontrak pelatih yang sudah berpengalaman di Bundesliga, Ralf Rangnick, mengontrak para pemain muda yang pernah membela Jerman U-21, dan juga membangun fasilitas latihan yang memadai.
Hasilnya, hanya dalam waktu tujuh tahun setelah dibentuk, klub ini mampu mencapai Bundesliga. Sebuah pencapaian yang cukup mengagumkan bagi klub muda asal Leipzig ini.
Spoiler for RB Leipzig:
Tak ada keraguan lagi bahwa semua itu bertujuan pada orientasi bisnis di olahraga. Tidak ada yang meragukan keberhasilan Red Bull baik , dengan empat kali promosi, empat gelar Bundesliga Austria dan gelar Wilayah Timur MLS dengan nama mereka pada kurun waktu delapan tahun saja.
Spoiler for NY Red Bulls:
Sulit untuk berdebat dan mengarahkan kritik kepada Red Bull, namun demikian apa yang telah mereka lakukan sejauh ini dan dalam waktu yang cukup singkat mulai mendapat perhatian banyak pihak.
Memiliki sebuah klub sepak bola adalah prospek yang cerah dan menarik, dan menakutkan juga pada porsi yang sama. Ambisi Red Bull dan investasi keuangan mereka membuat kita terkesan, terutama mengingat catatan sukses mereka sejauh ini.
Red Bull pun sudah memiliki dua klub yang kurang dikenal, Red Bull Brasil dan Red Bull Ghana, mungkin dua klub itu adalah permata tersembunyi di antara portofolio mereka di sebuah klub sepakbola.
Spoiler for Portofolio Red Bull di klub sepakbola dunia:
Tahun 2007 Red Bull membeli sebuah tim amatir dari Brasil yang bermarkas di kota Campinas, São Paulo dan saat ini sudah merangsek bermain di Campeonato Brasileiro Série D.
Tangan kanan Mateschitz dalam ekspansi Red Bull ke dunia sepakbola adalah Oliver Mintzlaff, seorang mantan atlit lari profesional asal Jerman.
Klub Austria lain FC Liefering juga dimiliki oleh Red Bull dan menjadi klub feeder dari RB Salzburg. Parma (Italia), Leeds United hingga FC Twente (Belanda) sempat didekati Red Bull untuk diakusisi namun semua itu mentah karena terbentur masalah regulasi dan juga penolakan dari para suporter.
Quote:
RB Leipzig dan RB Salzburg Tidak Boleh Sama-Sama Main di Liga Champions
RB Leipzig dan RB Salzburg berpotensi tidak bisa ikut ke Liga Champions secara bersamaan musim depan. Hal itu sudah dinyatakan dalam aturan UEFA.
Leipzig dan Salzburg merupakan dua klub yang dikelola oleh perusahaan minuman berenergi, Red Bull. Namun, keduanya tidak berkompetisi di ruang lingkup yang sama.
Leipzig berasal dari Jerman dan mereka saat ini duduk di posisi dua klasemen Bundesliga Jerman. Sementara itu, Salzburg berada di puncak klasemen Liga Austria.
Jika keduanya dapat mempertahankan posisinya saat ini di klasemen sampai akhir musim, tiket ke Liga Champions musim depan bisa mereka raih.
Namun, aturan dari UEFA pasal 5 melarang dua klub yang dikelola oleh satu sponsor, organisasi, atau orang yang sama terlibat di satu kompetisi yang sama di Eropa.
Sampai saat ini UEFA menolak untuk terburu-buru mengambil sikap. Federasi sepakbola Eropa tersebut menganggap hal ini belum pasti lantaran kompetisi musim ini masih panjang.
"Kami tidak bisa berkomentar pada tahap ini. Ini adalah pertanyaan hipotesis. Akan ada informasi yang lebih konkret ketika UEFA sudah mendapatkan daftar partisipasi di kompetisi Eropa," ujar perwakilan UEFA kepada Omnisport seperti dikutip Soccerway.
Spoiler for :
RB Leipzig dan RB Salzburg berpotensi tidak bisa ikut ke Liga Champions secara bersamaan musim depan. Hal itu sudah dinyatakan dalam aturan UEFA.
Leipzig dan Salzburg merupakan dua klub yang dikelola oleh perusahaan minuman berenergi, Red Bull. Namun, keduanya tidak berkompetisi di ruang lingkup yang sama.
Leipzig berasal dari Jerman dan mereka saat ini duduk di posisi dua klasemen Bundesliga Jerman. Sementara itu, Salzburg berada di puncak klasemen Liga Austria.
Jika keduanya dapat mempertahankan posisinya saat ini di klasemen sampai akhir musim, tiket ke Liga Champions musim depan bisa mereka raih.
Namun, aturan dari UEFA pasal 5 melarang dua klub yang dikelola oleh satu sponsor, organisasi, atau orang yang sama terlibat di satu kompetisi yang sama di Eropa.
Sampai saat ini UEFA menolak untuk terburu-buru mengambil sikap. Federasi sepakbola Eropa tersebut menganggap hal ini belum pasti lantaran kompetisi musim ini masih panjang.
"Kami tidak bisa berkomentar pada tahap ini. Ini adalah pertanyaan hipotesis. Akan ada informasi yang lebih konkret ketika UEFA sudah mendapatkan daftar partisipasi di kompetisi Eropa," ujar perwakilan UEFA kepada Omnisport seperti dikutip Soccerway.
sumur
sumur
Diubah oleh mink9 08-03-2017 22:16
0
4.4K
Kutip
22
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan