SALMAN bin Abdulaziz al Saud lahir di Riyadh, Arab Saudi, pada 31 Desember 1935. Ia adalah putra ke-25 dari raja sekaligus pendiri Arab Saudi, Abdulaziz al Saud. Salman tumbuh besar bersama saudara-saudaranya di lingkungan Istana Kerajaan Arab Saudi.
Sejak kecil, Salman bin Abdulaziz al Saud terbiasa mendampingi ayahandanya saat menyambut raja-raja atau kepala negara lain di istana. Kendati demikian, ia tidak melupakan pendidikan. Salman menempuh pendidikan di sekolah bagi pangeran di Riyadh. Salman mempelajari agama dan ilmu pengetahuan modern selama menuntut ilmu di sekolah bagi pangeran. Ia selesai menghapal ayat-ayat suci Alquran pada usia 10 tahun. Salman diajari langsung oleh Syeikh Abdullah Khayat, Imam Besar sekaligus Pendakwah Masjidil Haram.
Di usia remaja, tepatnya 19 tahun, Salman bin Abdulaziz al Saud ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riyadh pada 16 Maret 1954. Satu tahun kemudian, tepatnya 18 April 1955, Salman benar-benar diangkat sebagai Gubernur Riyadh. Selama lima dekade masa kepemimpinannya, Riyadh berubah dari kota berukuran menengah dengan jumlah populasi 200 ribu orang, menjadi salah satu ibu kota dengan pertumbuhan paling pesat di Dunia Arab. Jumlah populasi Riyadh kini diperkirakan mencapai lebih dari 5 juta orang.
Lima Fakta menarik tentang Raja Salman bin Abdulaziz:
1. Penerima Penghargaan Akademis dan Kemanusiaan
Spoiler for :
Raja Salman memang menempuh pendidikan di Sekolah Pangeran Arab Saudi di Riyadh. Ia juga memfokuskan diri pada bidang agama dan ilmu pengetahuan modern. Kendati demikian, ketertarikannya pada pengembangan ilmu pengetahuan membuahkan sejumlah penghargaan akademis. Ia juga dikenal sebagai seorang dermawan dan sering memberikan bantuan kemanusiaan.
“Sejak 1956, Pangeran Salman mengetuai beberapa komite kemanusiaan yang memberikan bantuan bagi bencana alam serta bencana buatan manusia. Untuk pengabdian itu, beliau dianugerahi banyak medali dan penghormatan, termasuk penghargaan dari Bahrain, Bosnia dan Herzegovina, Prancis, Maroko, Palestina, Filipina, Senegal, Amerika Serikat (AS), Yaman, dan medali kelas satu Raja Abdulaziz.
Dia juga menerima sejumlah gelar doktor kehormatan dan penghargaan akademis, termasuk doktor honoris causa dari Islamic University of Madinah dan medali Kant dari Berlin-Bradenburg Academy of Sciences and Humanities sebagai apresiasi atas kontribusinya di bidang ilmu pengetahuan,” demikian isi profilnya di situs resmi Kedutaan Besar Arab Saudi di AS.
2. Gubernur Riyadh selama Lima Dekade
Spoiler for :
Salman bin Abdulaziz al Saud ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riyadh pada 16 Maret 1954 di usia 19 tahun. Satu tahun kemudian, tepatnya 18 April 1955, Salman benar-benar diangkat sebagai Gubernur Riyadh, jabatan yang terus diembannya hingga 2011.
Selama masa kepemimpinannya, Ibu Kota Arab Saudi itu berkembang pesat dari sebuah kota di tengah-tengah padang pasir menjadi kota metropolitan dengan populasi lebih dari 5 juta orang. Riyadh menjadi salah satu ibu kota dengan pertumbuhan paling pesat di Dunia Arab.
Berbekal kompetensi tinggi, Salman bin Abdulaziz al Saud berhasil mencapai sejumlah prestasi, termasuk menjadi salah satu kota terkaya di kawasan sekaligus pusat wisata dan perdagangan. Riyadh banyak menyaksikan pencapaian besar di bawah kepemimpinan Salman, terutama dalam proyek infrastruktur. Jalan tol, sekolah, rumah sakti, universitas, museum, stadion olahraga, dan proyek kereta Metro Riyadh adalah bukti utama.
3. Ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan dan Putra Mahkota
Spoiler for :
Pengalaman Raja Salman bin Abdulaziz al Saud sebagai pemimpin tidak perlu diragukan lagi. Selain memimpin Riyadh selama lima dekade, ia juga pernah diangkat sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi pada 5 November 2011. Kementerian Pertahanan melihat banyak perkembangan di berbagai sektor, terutama pelatihan tentara dan persenjataan.
Hanya berselang tujuh bulan kemudian, Salman diangkat sebagai Putra Mahkota Arab Saudi setelah kakaknya Putra Mahkota Pangeran Nayef bin Abdulaziz meninggal dunia. Pangeran Salman yang saat itu berusia 76 tahun berada dalam kondisi kesehatan yang prima sehingga dianggap paling cocok untuk mewarisi takhta kerajaan.
4. Pengalaman Memimpin Organisasi
Spoiler for :
Sepanjang hidupnya, Raja Salman nampak dekat dengan sosok seorang pemimpin. Ia diketahui pernah menjadi pemimpin 13 organisasi berbeda sepanjang hidupnya, di luar peran sebagai Gubernur Riyadh dan Raja Arab Saudi. Ketua Perpustakaan Nasional Raja Fahd, Ketua Yayasan Raja Abdulaziz, Sekretaris Jenderal Yayasan Islam Raja Abdulaziz, Presiden Kehormatan Pusat Sosial Yayasan Pangeran Salman, Ketua Proyek Perumahan Amal Pangeran Salman, Ketua Asosiasi Peduli Yatim Piatu wilayah Riyadh, serta Ketua Organisasi Amal Ilmu Pengetahuan Riyadh adalah beberapa contohnya.
5. Menikah Tiga Kali
Spoiler for :
Raja Salman bin Abdulaziz al Saud diketahui sudah menikah sebanyal tiga kali. Ia dikaruniai 13 orang anak dengan rincian, 12 anak laki-laki dan satu orang perempuan. Dua orang putranya sudah meninggal karena penyakit.
Salman menikah pertama kali dengan Putri Sultana binti Turki bin Ahmad al Sudairi. Putri Sultana meninggal dunia pada Agustus 2011 setelah berjuang melawan penyakit menahun. Salman menikah kedua kali dengan Sarah binti Faisal al Subai’ai. Sementara istri ketiganya bernama Fahda binti Falah bin Sultan al Hithalayn.
Quote:
Jangan-jangan Raja Saman ke Indonesia buat cari calon mantu buat para pangeran Arab