Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Mengenang Perseteruan Inter dan Roma
Pada medio 2000an, rivalitas Internazionale dan AS Roma menjadi salah satu yang kerap menghiasi topik utama di persepakbolaan Italia. Dengan tengah menurunnya penampilan beberapa tim serta skandal Calciopoli yang memberikan dampak buruk bagi beberapa klub besar, La Beneamatan dan Giallorossi menjadi dua kekuatan terbesar di sepakbola Italia yang selalu bersaing untuk memperebutkan Scudetto.

Memang, dalam beberapa musim terakhir, kedua tim ini bukanlah lagi dua kekuatan utama di Serie A. Mereka sempat mengalami penurunan sebelum kemudian kembali merangsek ke papan atas dan bersaing kembali untuk gelar juara. Meskipun tidak lagi mendominasi jalannya persepakbolaan kasta tertinggi di Italia, tiap kali Inter dan Roma bertemu pada sebuah pertandingan, tentu itu akan kembali membangkitkan sedikit perasaan nostalgia pada era kejayaan keduanya.



Roma mungkin 'bangun' lebih awal daripada Inter. Kehadiran Rudi Garcia setelah Luis Enrique gagal membuat Giallorossi kembali diperhitungkan. Namun, justru sosok Luciano Spalletti-lah yang kemudian berhasi membawa Roma konsisten di papan atas. Sosok yang sama juga menjadi pelatih Roma ketika mereka dengan Inter mendominasi papan atas. Dan, kehadiran pelatih berkepala plontos itu untuk kali kedua nampaknya menjadi berkah tersendiri bagi Roma.

Setelah musim lalu hanya melatih mereka selama setengah musim, ini merupakan musim penuh pertama Spalletti sebagai pelatih Roma pada termin keduanya. Selain membawa Roma terus menempel Juventus di peringkat pertama, Spalletti juga kembali merubah Roma menjadi kekuatan yang ditakuti di Eropa. Mereka kini berada di babak 16 besar Europa League setelah menaklukkan Villarreal. Namun yang terpenting, mereka masih berkesempatan untuk mendapatkan Scudetto dan juga Coppa Italia di kancah domestik musim ini.

Beda lagi dengan Inter. Pasca kepergian Jose Mourinho, Inter kesulitan menemukan pengganti yang tepat. Rafa Benitez, Walter Mazzarri, Gian Piero Gasperini, hingga Claudio Ranieri pun gagal membawa Inter kembali berjaya. Bahkan, kembalinya Mancini untuk termin kedua sebagai pelatih Inter pun tidak banyak membantu. Bahkan, sang pelatih pun pada akhirnya memutuskan untuk mundur dari jabatannya--hanya beberapa pekan sebelum musim 2016/2017 dimulai.

Frank De Boer juga sempat menangani Inter pad aawal musim. Namun, serentetan penampilan tidak meyakinkan akhirnya membuat pria asal Belanda itu kehilangan pekerjaannya. Saat ini, dibawah asuhan Stefano Pioli, Inter perlahan mulai merangsek ke papan atas. Dari mereka yang sempat hanya berada di papan bawah, kini La Beneamatan mulai bersaing untuk posisi Liga Champions dan bahkan mulai sedikit meramaikan perebutan Scudetto musim ini.

Pertemuan kedua tim pada akhir pekan ini tentu akan kembali menghidupkan nostalgia kejayaan tersebut. Dengan kedua tim yang kini berada dalam raihan positif di liga, pertemuan keduanya pada akhir pekan ini tidak bisa datang pada kondisi yang lebih tepat. Dua pelatih dengan pengalaman di sepakbola Italia serta dua klub raksasa yang perlahan mulai bangkit. Tentu tidak ada latar cerita yang lebih baik dari yang ada di belakang pertemuan antara Inter dan Roma akhir pekan ini.

Supported by:





www.kaskus.co.id
0
3.3K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan