Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

andhisetyaAvatar border
TS
andhisetya
Manajemen Resiko Dalam Trading Forex
Forex trading tergolong sebagai investasi yang sifatnya high risk. Artinya Forex trading tergolong memiliki resiko tinggi. Salah satunya yang tertinggi diantara instrumen investasi keuangan lainnya.


Selain keuntungan yang besar dalam forex trading ada faktor resiko yang harus Anda ketahui sebelum memulai bisnis ini yaitu: arus dana sangat cepat, tidak ada metode trading 100% dapat menjamin Anda pasti untung sehingga bila Anda tidak pandai dalam melakukan manajemen resiko maka ada kemungkinan besar dana yang Anda investasikan habis dalam bisnis.


Forex trading bukanlah sebuah "quick risk shceme" yang dapat membuat Anda kaya mendadak tanpa tanpa harus bekerja keras, tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras. Kerja keras merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mereka yang mengalami kesuksesan finansial dalam hidupnya. Termasuk mereka yang sukses melalui forex trading.

Diperlukan Kerja keras untuk mempelajari analisa dan perilaku pasar sehingga kita dapat menebak arah pergerakan harga dengan akurat. Begitu juga diperlukan mental ekstra yang ketika hasil trading tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Tanyakanlah dengan trader-trader sukses yang Anda kenal, apakah mereka pernah mengalami jatuh bangun dalam trading meraka. Jawabannya hampir pasti adalah "iya". Kesuksesan hanya disediakan bagi mereka yang mau berusaha dan belajar terus menerus memperbaiki dirinya.

Berkaitan dengan resiko yang harus dihadapi jika kita hendak memulai investasi di forex, diperlukan kiat-kiat khusus memperkecil atau bahkan membalikkan posisi kita yang tadi minus menjadi kembali positif dan memperoleh keuntungan. Berikut beberapa kiat dan manajemen resiko yang bisa kita ambil.
Merupakan aksi menutup, posisi Anda dalam berlawanan dengan pergerakan harga pasar.

1. Cut Loss
Merupakan aksi menutup posisi Anda yang berlawanan dengan pergerakan harga pasar. Cut loss digunakan untuk membatasi kerugian yang dialami sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.

Sebagai contoh, katakanlah kita sedang membuka posisi kita pada GBPUSD, Open Buy pada harga 1.6150. Membuka posisi Buy, berarti kita mengharapkan harga naik melebihi 1.6150 sehingga kita memperoleh untung. Harapan kita harga bergerak misalnya hingga 1.6250 sehingga kita dapat memperoleh profit 100 point. Namun apa daya, ternyata harga bergerak berlawanan dengan apa yang kita harapkan. Ternyata harga bergerak turun terus menerus dari 1.6150 menjadi 1.6120 dan masih menunjukkan tedensi turun.

Daripada kita mengalami kerugian lebih lanjut lebih lanjut dan akhirnya mengalami margin call maka lebih baik posisi ditutup meskipun kita menanggung kerugian sebesar 30 point (1.6150 - 1.6120 = minus 30 point). Aksi ini dinamakan cut loss yaitu menutup posisi yang merugi guna mencegah kerugian yang lebih besar.

Detail lainnya: Tuan A membuka posisi Buy GBPUSD pada 1.6180 dengan jumlah quantity 1000. Tuan A memprediksi bahwa tak lama lagi dia akan melikuidasi posisinya tersebut pada 1.6230. Oleh karena itu dia membuat Risk Management untuk posisinya: Stop Loss di 1.6150 dan Stop Limit di 1.6250.

Ternyata harga bergerak turun tak menentu hingga kisaran 1.6130. Dengan segala pertimbangan Tuan A ingin menutup begitu saja posisinya pada 1.6140. Sehingga Tuan A rugi 90 point (1.6140 - 1.6230 = -0,0090 point).

Profit dan Loss dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:



Diketahui:
Posisi Close : 1.6140
Posisi Open : 1.6230
Quantity : 1000

Profit/ Loss = (1.6140 - 1.6230) x 1000
Loss = -0.0090 x 1000
Loss = $-9 (Tuan A mengalami kerugian sebesar $9)

2. Switching
Aksi ini mirip dengan cut loss namun bedanya setelah menutup posisi kita yang merugi, kita membuka posisi baru dengan arah yang sama dengan pergerakan harga pasar.

Pada kasus yang sama dengan cut loss di atas, maka kita menutup posisi kita pada 1.6120, kemudian kita membuka posisi sebuah posisi baru Open Sell karena harga cenderung mengalami penurunan. Dengan demikian jika harga terus menerus turun katakanlah mencapai 1.6050 maka secara keseluruhan kita mengalami loss 30 point namun memperoleh profit sebesar 70 point (1.6120 - 1.6050). Sehingga total kita masih memperoleh profit 40 point.

Contoh kasus: Mr.X memperkirakan harga akan naik. Jadi untuk mendapatkan keuntungan dia memutuskan untuk membeli (buy) dengan harapan harga akan naik sehingga dia bisa menjual dengan harga yang lebih mahal dan mendapatkan selisish keuntungan. Tapi ternyata bukanlah naik, melainkan turun harganya.

Setelah mengalanalisa ulang, Mr.X berkesimpulan perkiraannya bahwa harga akan naik ternyata salah. Jadi apa yang harus dia lakukan? Daripada melawan harga pasar dan mengalami kerugian, lagipula harga akan turun lebih jauh dari sekarang. Dia memutuskan untuk meutup posisi Buy nya yang merugi dan membuka posisi baru Sell (dengan harapan harga akan turun). Ternyata harga terus turun sehingga dia mengalami keuntungan melebihi kerugiannya yang diterima di posisi Buy yang dia tutup sebelumnya. Kemudian dia menutup posisi Sell tersebut dan menerima keuntungan.

Tips untuk Anda:


Lakukan bila hanya prediksi keuntungan switching melebihi nilai kerugian posisi pertama yang akan ditutup.
Kalau ternyata harga berubah sesuai dengan prediksi pertama, maka Anda akan menderita kerugian 2 kali, yaitu: posisi pertama dan kedua.

Detail kasus: Tuan A membuka posisi Buy GBPUSD pada 1.6230 dengan jumlah Quantity 3000, Tuan A memprediksi bahwa tak lama lagi dia biaa melikuidasi posisinya tersebut pada 1.6300. Oleh karena itu dia membuat Risk Management untuk posisinya: Stop Loss di 1.6170 dan Stop Limit di 1.6300. Ternyata harga bergerak turun tak beraturan hingga kisaran 1.6180. Dengan segala pertimbangan, Tuan A ingin menutup begitu saja posisinya di 1.6200. Sehingga Tun A rugi 30 point (1.6230 - 1.6200 = -0.0030).



Diketahui:
Posisi Close : 1.6200
Posisi Open : 1.6230
Quantity : 3000

Maka:
Profit/ Loss = (1.6200 - 1.6230) x 3000
Loss = -0.0030 x 3000
Loss = $-9 Tuan A mengalami kerugian sebesar $9)

Kemudian Tuan A menganalisa lagi dan memprediksi harga, kemudian diketahui harga bergerak turun terus menerus, maka Tuan A membuka posisi Sell di 1.6180 dengan Quantity sebanyak 2000. Tak beberapa lama harga bergerak turun terus hingga berada di kisaran 1.6050. Pada akhirnya Tuan A menutup posisinya di 1.6060. Tuan A mendapatkan mendapatkan keuntungan sebesar 120 point (1.6180 - 1.6060 = 0.0120).



Diketahui:
Posisi Close : 1.6060
Posisi Open : 1.6180
Quantity : 2000

Maka:
Profit/ Loss = (1.6180 - 1.6060) x 2000
Profit = 0.0120 x 2000
Profit = $24 (Tuan A mendapatkan keuntungan sebesar $24)

Keseluruhan hasil transaksi dari dua trading tadi sebagai berikut:
Trading I : $-9
Trading II : $24
Laba = $24 - $9 = $15 atau Rp165.000,- ($1 = 11.000)

3. Averaging
Cara ini memerlukan modal ekstra untuk mempertahankan posisi yang telah kita buka yang ternyata bergerak berlawanan dengan harga pasar.

Katakanlah pada kasus yang sama dengan contoh Cut Loss di atas, maka jika kita hendak melakukan aksi averaging maka kita membuka posisi baru, namun dalam hal ini tidak seperti switching yang menutup posisi kita yang mengalami kerugian kemudian membuka posisi baru yang berlawanan dengan posisi kita yang sebelumnya dengan alasan harga telah bergerak turun. Pada averaging kita tidak menutup posisi kita yang telah dibuka (pada kasus ini Open Buy) kemudian bahkan kita menambahnya dengan membuka posisi baru dengan arah yang sama, yaitu Open Buy kembali.

Mengapa demikian? Bukankah kita telah melakukan Open Buy sebelumnya dan mengalami kerugian, kemudian mengapa kita melakukan Open Buy kembali? Alasannya cukup sederhana, kita berharap karena telah turun maka harga akan kembali naik sehingga ketika kita melakukan aksi Open Buy yang kedua diharapkan harga bergerak naik, bahkan melampaui Open Buy kita yang pertama sehingga kita memperoleh keuntungan ganda.

Mr.X memprediksi bahwa harga akan naik maka dia membuka posisi Buy. Namun harga ternyata harga bergerak turun. Mr.X segera menganalisa lagi dan kesimpulannya harga hanya akan turun sesaat kemudian harga akan naik kembali sesuai analisa sebelumnya. Dia memutuskan untuk mebuka posisi Buy baru saat harga turun, sehingga pada saat harga naik kembali dia bukan hanya memilik 1 posisi yang profit melainkan 2 posisi sekaligus. Ternyata benar, tidak lama kemudian harga naik dan Mr.X menutup kedua posisinya tersebut, yang pertama dan yang kedua.

Detail kasus: Tuan A membuka posisi Buy GBPUSD pada 1.6180 dengan jumlah Quantity 2000. Tuan A memprediksi bahwa tidak lama lagi dia bisa melikuidasi posisinya tersebut pada 1.6230. Oleh karena itu dia membuat Risk Management untuk posisinya: Stop Loss di 1.6150 dan Stop Limit di 1.6250.

Ternyata harga terkoreksi dan bergerak turun hingga 1.6165. Tuan A kembali membuka posisi Buy GBPUSD pada 1.6165 denan jumlah Quantity 1000. Dia juga memasang Stop Loss di 1,6159 dan Stop Limit di 1.6250.

Kemudian tak lama berselang harga kembali terkoreksi dan menyentuh harga 1.6250. Dengan demikin Tuan A mendapatkan dua keuntungan dari dua posisi yang telah dibuka:



Posisi I :
Profit/ Loss = (1.6230 - 1.6180) x 2000
Profit = 0.0050 x 2000
Profit = $10

Posisi II :
Profit/ Loss = (1.6250 - 1.6125) x 1000
Profit = 0.0125 x 1000
Profit = $12.5

Jumlah profit kedua posisi di atas adalah sebagai berikut:
Posisi I + Posisi II = $10 + $12.5 = $22.5 atau Rp247.500,- ($1 = 11.000)

Ketiga manajemen resiko di atas sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan. Jadi, betapa sayangnya kita mengalami kerugian hanya karena kita tidak mengetahui hal-hal di atas. Namun apakah dengan mengetahui ketiga manajemen tersebut kita dipastikan tidak pernah mengalami loss?

Jawabannya tentu saja "tidak". Bila Anda cermat, ketiga manajemen resiko di atas bertumpu pada satu hal: kemampuan menganalisa pergerakan harga indeks pasar. Ya, memang itulah inti atau kunci dari trading forex. Manajemen resiko bahkan tidak pernah menjadi efektif apabila kita tidak mampu melakukan analisa yang benar dan tepat serta akurat. Jadi, mengetahui analisa adalah keharusan dalam memulai investasi forex trading.

Sebagai contoh konkrit visualnya saya memberikan sebuah video interview yang membahas topik serupa dengan judul artikel ini. Silakan simak video di bawah ini dengan seksama dan pahami.

Masih banyak yang harus dipelajari memasuki dan berinvestasi di dunia Forex.
Tetap semangat, berjiwalah besar, optimisme yang kuat dan yang penting... DO IT !!!

Sumber: Hermawan, A. S. (2013). ''Manajemen Resiko Dalam Trading Forex''. Diakses di http://peluangbisnisberjangka.blogspot.com/2013/10/resiko-manajemen-dalam-trading-forex.html. Publisher by Blogger.
Diubah oleh andhisetya 24-04-2014 11:34
0
2K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan